→ chapter 7

1K 133 27
                                    

11 | Nightfall -- chapter 7
[slang] known as a wet dream.

***

Jungkook tak tau berapa centi jarak wajah mereka saat ini, tak bisa memperkirakannya. Otaknya seakan membeku, tak bisa dipakai berpikir. Pucuk hidung mereka bahkan sudah bersentuhan dan harum nafas mereka menyatu. Oksigen seakan terasa menipis.

Apa ini?! Apa ini?! Jungkook terlalu syok, tak bisa berpikir. Otaknya mencerna semua hal yang baru saja terjadi dengan sangat lambat.

Badan Jungkook menjadi lebih kaku. Matanya menatap terkejut pada mata jahil Yeri.

"Unless, you don't want it." Ujar Yeri. Senyum miringnya yang memikat kembali hadir. Yeri melepaskan genggamannya pada kaus Jungkook dan menjauhkan wajahnya.

Hanya sepersekian detik sampai akhirnya Jungkook dapat mencerna semuanya dan menarik pergelangan tangan Yeri, kembali mendekatkan wajah mereka lalu tanpa aba-aba langsung menempelkan bibirnya di atas bibir Yeri. "Who said I don't want it?" Jungkook berbisik serak di depan bibir Yeri, menutup kelopak matanya perlahan seakan merayu Yeri untuk melakukan hal serupa lalu mulai memagut bibir bawah Yeri.

Tangan Jungkook dengan telaten menyampirkan rambut-rambut di sisi wajah Yeri ke belakang telinga gadis itu dan membingkai wajah Yeri dengan wajah besarnya. Ntah memang tangan Jungkook yang menjadi lebih hangat setelah menggunakan hairdryer, tetapi pipi Yeri terasa sangat hangat di bawah sentuhan lelaki itu.

Jungkook memagut dan menyesap bibir Yeri seakan-akan lelaki itu kelaparan, seakan-akan ia sangat menantikan momen untuk memakan bibirnya. Sedangkan Yeri sendiri yang awalnya hanya berniat menggoda Jungkook kalah oleh permainannya sendiri, gadis itu terlalu terkejut untuk membalas ciuman Jungkook yang menggebu. Rasa ciuman mereka kali ini berbeda dengan ciuman yang Jungkook beri pertama kali, pagi itu saat lelaki itu tiba-tiba saja menciumnya.

Meski membiarkan Jungkook bermain dengan bibirnya, keterkejutan Yeri masih belum membiarkan gadis itu membalas, kesadarannya baru kembali saat Jungkook secara perlahan melepaskan pagutannya.

Nafas mereka terengah dan menjadi satu. Kening mereka membuat jarak. Namun pucuk hidung masih bertemu. Yeri perlahan membuka kelopak matanya, menatap langsung pada mata Jungkook yang mencipta bulan sabit dan menyorot lembut. "Yeri. Yeri. Yeri." Ia berbisik sangat kecil, terdengar sangat syahdu di telinga Yeri. Lalu kembali menyapa bibir Yeri dengan dua kecupan kecil. Yeri merasa pening.

Yeri merasakan perasaan tak rela saat tangan Jungkook yang membungkus pipinya berpindah, dan badan lelaki itu menjauh darinya. Jungkook tersenyum. "Come here, love. Capek gak sih kalo harus bungkuk begini." Jungkook terkekeh kecil. Belum Yeri mencerna, Jungkook sudah lebih dulu mengangkat Yeri dan membawanya ke pangkuan lelaki itu, memancing pekikan Yeri.

Pipi Yeri terasa semakin panas saat merasakan telapak tangan Jungkook menyentuh kulit telanjang di bagian paha atas, nyaris mengenai pantatnya. Rasa hangat dari pertemuan kulit mereka membuat Yeri merasa enak. Sedangkan Jungkook menelan ludahnya kasar. Kulit Yeri terasa sangat halus dan lembut, jauh lebih halus dari bayangan ataupun mimpinya. Rasa-rasanya Jungkook bisa meledak hanya dengan menyentuh kulit gadis itu.

Jungkook menggerakkan tangannya pelan, menyusuri kulit paha gadis itu di balik kaus kebesaran Jungkook yang Yeri kenakan. "Jungkook..." Tangan Yeri mencengkram lengan atas Jungkook. Jungkook sendiri tak bisa berhenti memandang wajah gadis itu yang memejam dengan pipi memerah malu dan bergairah.

"Yeri." Panggil Jungkook dengan senyum.

Satu tangan Jungkook semakin naik menuju bokong Yeri, meremasnya kecil lalu semakin naik menuju panggul dan bertahan memberikan usapan dan remasan lembut di pinggang gadis itu, sedang tangan satunya mengusap lembut pipi Yeri yang memerah. "Yeri." Panggilnya lagi.

Jungkook harus berkali-kali mengingatkan dirinya bahwa semua ini nyata. Ia tidak bermimpi. Yeri yang disentuhnya saat ini adalah nyata. "Yeri."

Kelopak mata Yeri membuka, terlihat begitu indah bagi Jungkook. Mata bulat Yeri terlihat menyala dengan menantang. Gadis itu juga sama bergairahnya seperti Jungkook. "Apa?"

Jungkook tersenyum tertahan. Sekuat mungkin menyembunyikan letupan-letupan kembang api yang Jungkook juga tidak tau kenapa bisa ada di dadanya.

"I want to kiss you."

Tangan Yeri mengalung di leher Jungkook dan menekannya untuk membuat Jungkook lebih maju ke arahnya. "Then kiss me."

Jungkook tak membuang waktu dan langsung menempelkan bibirnya yang bergetar ke bibir manis Yeri, mereka mulai saling memagut belah bibir satu sama lain. Lidah Jungkook dengan agresif menerobos masuk kedalam mulut Yeri, menjelajah ke dalamnya, menyapukan diri di setiap sisi mulut gadis itu sebelum kemudian mencari milik Yeri untuk kemudian saling membelit.

Yeri melenguh keras saat Jungkook menghisap kuat-kuat lidah Yeri. Gadis itu menyerah. Ciuman Jungkook terlalu memabukkan.

Umur Yeri 21 tahun. Dia pernah berciuman. Namun Yeri tak menyangka jika ciuman bisa terasa seenak, sememabukkan sekaligus semenyenangkan ini.

Dan itu semua karena Jungkook. Tetangganya yang selalu menggoda dan mengajaknya baku hantam.

Kenapa Yeri baru merasakannya sekarang?

***

January 31st, 2023
11:25 p.m.

evighedenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang