→ chapter 3

1.9K 253 31
                                    

2 | Baisemain —— chapter 3
[n.] a kiss on the hand

***

i should know, this could never work. no, this could never end well.

that's us -- Anson Seabra

***

Yeri berdiri kaku di tempatnya. Melihat Jungkook dan Eunha, mantan kekasih lelaki itu, tengah berpelukan di lorong menuju kafetaria perusahaan Jungkook. Tadi, Yeri berniat mengajak Jungkook makan siang karena lelaki itu lupa membawa bekalnya, tapi saat dia ke ruangan Jungkook, Taehyung——sekertaris Jungkook——  mengatakan Jungkook pergi ke kafetaria dan Yeri langsung menyusulnya.

Seharusnya tidak perlu menyusul. Seharusnya dia tidak mengunjungi Jungkook.

Jung Eunha.

Mereka terakhir kali bertemu saat sebelum Yeri kecelakaan, saat acara pernikahannya dengan Jungkook, Eunha tidak datang, bukan apa-apa, itu karena Jungkook yang tidak mengundang gadis itu. Setelahnya, Yeri tak lagi pernah bertemu ataupun mendengar nama Eunha. Gadis itu seakan menghilang.

Dan sekarang, dia datang kembali.

Apa yang Eunha lakukan di gedung perusahaan Jungkook? Apakah Eunha memang ingin bertemu dengan Jungkook?

Yeri bisa saja menghampiri mereka, namun perasaan yang tidak mengenakkan tiba-tiba saja menghampirinya. Yeri takut dan malu untuk bertemu Eunha. Gadis baik itu memperlakukannya seperti adik perempuan yang disayangnya dan Yeri membalasnya dengan tidur dengan Jungkook. Yeri takut Eunha akan marah padanya, karena itu pasti terjadi, siapa yang tidak marah ketika kau dihianati oleh orang yang sudah kau anggap adik?

Terlebih, pikiran-pikiran buruk seakan berbondong-bondong menghampiri otaknya. Semua tentang, bagaimana jika Jungkook kembali bersama Eunha dan meninggalkannya? Jungkook tidak mencintainya, bagaimana jika ternyata lelaki itu masih mencintai Eunha?

Semakin lama Yeri melihat suaminya bersama Eunha, semakin pikiran-pikiran buruk itu menyerangnya. Oleh karenanya, gadis itu melangkah mundur, membawa dirinya menjauh dari sana dan keluar dari gedung perusahaan Jungkook menuju kafe kecil di dekatnya untuk menenangkan diri.

Secangkir teh chamomile yang ntah telah diisi ulang berapa kali oleh pelayan menjadi penenang pikiran Yeri yang tidak juga tenang. Padahal, biasanya selalu ampuh mengusir rasa gusarnya.

Yeri tak bisa tenang. Semakin tak tenang ketika matanya tak sengaja bertemu dengan milik gadis yang tengah ia hindari. Eunha baru saja memasuki kafe yang tengah Yeri kunjungi. Bodohnya Yeri, harusnya tadi gadis itu mendatangi kafe yang lebih jauh.

Yeri tak bisa.

Gadis itu tak sanggup untuk bertemu Eunha lagi. Tidak ketika rasa malu selalu menghampiri.

Tapi, tak ada yang bisa dia lakukan. Terlebih ketika Eunha menyerukan namanya dengan ceria dan langsung menghampiri mejanya, duduk di bangku kosong di depannya.

"Lama tak pernah bertemu, adik kecil." Eunha tersenyum. "Bagaimana kabarmu? Terakhir aku melihatmu, kau masih tidak sadarkan diri di rumah sakit. Apakah kau sudah baik-baik saja? Maafkan aku karena hanya sempat berkunjung satu kali waktu itu. Pekerjaan membuatku harus ke China saat itu." Eunha berujar panjang lebar, wajahnya begitu kentara menyesal dan juga khawatir.

Yeri tersenyum kikuk. "Tak apa, Eonni. Aku baik-baik saja sekarang. Terimakasih sudah menyempatkan diri untuk mengunjungiku, dulu." Sesungguhnya, kelugasan Yeri dalam menjawab berbanding terbalik dengan perasaannya yang gusar dan gugup berat. Mencintai Jungkook membuat Yeri pintar dalam berpura-pura. "Eonni sendiri bagaimana?"

evighedenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang