→ chapter 6

869 129 42
                                    

11 | Nightfall -- chapter 6
[slang] known as a wet dream.

***

"Where's your pants, Kim Yeri?!" Jungkook hampir saja menumpahkan susu hangat yang ia bawa untuk Yeri saat melihat gadis itu berdiri membelakanginya, sambil menyalakan PC Jungkook, hanya menggunakan kaus hitam yang Jungkook berikan, yang untungnya cukup besar untuk Yeri sampai menutupi setengah paha Yeri.

Yeri berbalik dengan wajah cemberut. Pipinya memerah, bibirnya maju dan rambut panjangnya yang basah tidak dibungkus handuk. Sebenarnya Yeri terlihat sangat imut dan juga seksi bagi Jungkook membuat Jungkook jadi berkhayal macam-macam sampai telinganya memerah karena malu sendiri.

"If you forget, Jeon, daleman gue basah, jadi gue gak bisa pakai lagi sedangkan pussy gue sakit kalau gesekan langsung sama bokser lo tanpa daleman."

Jungkook tergugu di tempatnya. Di—did she just tell him that she's literally naked under his shirt?

Bangsat. Bangsat. Bangsat.

"And??? How do you think it's better for you???" Jungkook terpana. Penjelasan Yeri membuat kepala Jungkook pusing. Ntah karena membayangkan Yeri berdiri di kamarnya, hanya menggunakan kaus Jungkook tanpa apapun di baliknya atau karena pemikiran Yeri yang sangat tak bisa dia mengerti atau mungkin keduanya. Sumpah mati, rasanya Jungkook ingin berteriak. Apakah Yeri ingin menyiksanya?!

Jungkook meletakkan gelas berisi susu hangat yang ia bawa di atas nakas dan berjalan cepat ke kamar mandi untuk mengambil handuk juga hairdryer. "I mean, Yeri, kita cuma berdua disini. Gue cowok dan lo cewek, dengan lo yang begitu, bisa memancing sesuatu terjadi, you know what I'm saying, right?"

"What?" Alis Yeri terangkat tinggi dan Jungkook membenci ekspresi sok polos yang tengah Yeri perlihatkan padanya saat ini.

Jungkook menghela nafas kasar dan duduk di tepi kasurnya. Jungkook harus menahan diri sekuat tenaga, Yeri benar-benar setan kecil. Setan kecil yang cantik dan imut dan sialannya sangat seksi. "Duduk sini, keringin dulu rambut lo. Ntar sakit." Panggil Jungkook, meminta Yeri untuk duduk di karpet. Bagaimana pun, mereka tumbuh bersama dan sudah sangat akrab dengan perhatian satu sama lain sehingga Yeri tidak canggung untuk mendudukkan dirinya di antara kaki Jungkook sementara Jungkook mulai mengusap-usap rambutnya dengan handuk dan hairdryer.

"Tante kemana? Tumben sepi." Tanya Yeri sekedar basa-basi. Tidak biasanya juga kediaman Jungkook sesepi ini. Mama Jungkook adalah seorang ibu rumah tangga, jadi biasanya rumah Jungkook tak pernah kosong, berbeda dengan rumah Yeri.

"Ke rumah Eyang sama Papa."

"Lo gak ikutan?"

"Gue nyusul, besok."

Yeri mengangguk. Tak tau harus membicarakan apa lagi, Yeri memilih menutup matanya menikmati usapan serta pijatan kecil yang Jungkook lakukan di kepalanya. "Kerasan dikit dong, Jung, pijatnya."

"Heh, malah keenakan." Dengus Jungkook namun tetap melakukan apa yang Yeri minta, memancing erangan nikmat dari gadis itu.

"Bawahnya juga, Jung.."

"Yes.. Yes.. There, right there.."

"Ugh.... harder, please...."

"Oh my sweet Jesus, Jungkook... it's so good..."

Jungkook mengulum bibirnya. Pikirannya buyar dan badannya kaku. Semakin lama suara-suara yang Yeri keluarkan terdengar sangat ambigu, terutama bagi Jungkook yang pikirannya sekotor Pantai Ancol.

"Jungkook..., kenapa berhenti?" Yeri merengek saat Jungkook menghentikan pijatannya. "Keep going please, you do me so good, ugh."

Yeri pasti sengaja! Yeri pasti ingin menyiksa Jungkook!

"Lo berisik."

"Dih?! Gue cuma memvokalkan perasaan gue ya. Biar lo tau kalo lo mijatnya bener. Buat gue jadi enak. Itu tuh termasuk pujian tersirat."

Jungkook mendengus kesal sambil kembali menggerakkan tangannya untuk memijat kepala Yeri dengan gerakan asal-asalan. "Nyenyenye. You should have listened to your moans. You sounded like you wanted to seduce me." Rasa kesal dan frustasi secara seksual membuat Jungkook tanpa sadar menyuarakan isi hatinya.

"No, I am not!" Yeri menyanggah keras. Tangannya mencengkram paha Jungkook yang melingkupi tubuhnya saat berbalik dan mendongak untuk memberikan tatapan protesnya. Saat itulah Yeri menyadari tatapan Jungkook yang berbeda. "You and your dirty mind are so naughty." Decih Yeri seperti bisikan.

Tatapan lelaki itu berkabut.

Jungkook tengah menahan sesuatu. Dan itu membuatnya merasa frustasi.

Dan Yeri mengerti arti dari tanda-tanda yang Jungkook berikan.

"Apa?" Tanya Jungkook saat Yeri hanya menatapnya lurus tanpa mengatakan apapun. Jujur saja, Jungkook pusing. Jungkook lupa kapan terakhir kali mereka sedekat ini dan demi Tuhan, Yeri dilihat semakin dekat malah semakin cantik!!

"Jungkook." Panggil Yeri dengan senyum miringnya. "Two best friends in the room, they might kiss,"

"What?"

"Yes we will."

"What???"

Jungkook tak diberi waktu lebih lama untuk memproses kalimat-kalimat Yeri karena Yeri dengan gesit sudah lebih dulu menarik baju Jungkook, mendekat ke arahnya.

***

January 25th, 2023
9:25 p.m.

evighedenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang