→ chapter 1

2.3K 201 65
                                    

6 | Serendipity - chapter 1: ending
[n.] finding something good without looking for it

***

My life is brilliant
My love is pure

Namanya Jeon Jungkook. 28 tahun. Baru saja menyelesaikan program studi lanjutannya yang ketiga dan mendapatkan gelar doktor. Bekerja sebagai konsultan sipil tapi memilih kembali ke Korea ketika lulus.

Di hari ketiga kepulangannya dari Jerman untuk studi lanjutan mengejar gelar doktornya, Jungkook memutuskan untuk jalan-jalan mengelilingi Seoul. Kota yang lama ia tinggalkan. Dua tahun dia tinggalkan, cukup banyak yang berubah dari kota ini. Bangunan-bangunan tinggi semakin banyak, wajah-wajah yang terpajang di board elektron juga menjadi asing bagi Jungkook, lalu tempat-tempat yang ia biasa datangi untuk menyendiri juga sudah dirubah. Membuat Jungkook tak lagi bisa berdiam diri di sana.

Ketika matahari sudah mulai turun, Jungkook memutuskan untuk mengakhiri jalan-jalannya dan mulai mencari tempat untuk makan malam. Karena sedang tidak tertarik memakan makanan dari restoran ataupun kafe, Jungkook berjalan lebih jauh untuk mencari pedagang kaki lima dan warung tenda yang dulu menjadi langganannya ketika pulang les.

I saw an angel
Of that I'm sure
She smiled at me on the subway
She was with another man
But I won't lose no sleep on that
'Cause I've got a plan

Saat sampai di pinggir jalan dan berhenti untuk menunggu lampu merah, Jungkook merasakan ponselnya bergetar di sakunya. Jungkook merogoh kantung celana dan mengambil ponselnya. Ada pesan dari kakak perempuannya.

Selesai membalas pesan kakaknya, Jungkook kembali memasukkan ponselnya ke saku celana lalu tangannya segera masuk ke saku mantelnya dan menggenggam kantung hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai membalas pesan kakaknya, Jungkook kembali memasukkan ponselnya ke saku celana lalu tangannya segera masuk ke saku mantelnya dan menggenggam kantung hangat. Karena musim dingin sudah tiba, dan hari semakin malam, suhu udara menjadi semakin dingin.

Laki-laki jangkung itu mendongak, menatap ke arah lampu jalan yang masih berwarna hijau lalu mengedarkan pandang ke sekitar. Ada banyak orang di sekitarnya. Kebanyakan terlihat seperti baru pulang kerja. Jungkook tersenyum, minggu depan, ketika ia sudah mulai aktif kembali bekerja, mungkin ia akan menjadi salah-satu dari mereka. Matanya kemudian berpindah ke arah depan. Dimana terdapat gerombolan yang sama seperti di sisinya. Dan saat itulah mata Jungkook menemukannya. Dia ada di tengah kerumunan, berdiri paling depan, di samping kirinya terdapat seorang laki-laki yang tengah menggenggam tangan mungilnya, namun Jungkook tak ingin repot-repot menatap lelaki itu.

Pernahkah kau menatap seseorang untuk pertama kalinya dan langsung terpesona dengan orang itu?

Atau pernah berkunjung ke pameran lukisan dan bukannya berkeliling, kau malah tertahan di satu lukisan karena begitu tertarik? Jungkook pernah seperti itu ketika menghadiri pameran lukisan di Berlin. Seperti Dejavu. Jungkook merasakan perasaan yang sama saat ini, namun lebih mendebarkan. Seperti melihat lukisan abstrak di pameran dan dalam sekali lihat, kau tak ingin mengalihkan pandang darinya. Tak ingin tak dan bisa. Kau terjebak dalam pesona lukisan abstrak itu.

evighedenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang