'Tutuplah aurat mu, sesungguhnya rambutmu adalah mahkota yang harus kamu jaga'
°
Hawa membaca secarik kertas itu dengan seksama, tidak ada yang berubah. Isinya selalu saja hijab dengan warna yang berbeda, hanya saja kali ini kata-kata yang telah di tulis oleh orang misterius itu agak berbeda. Gadis berambut pendek itu mengedarkan pandanganya ke arah kanan, dan kiri.
Siapa yang telah mengirimkan kotak hadiah berisi hijab ini? Lancang sekali.
"Woi! Ini siapa sih yang ngirim, gak ada kerjaan banget sih lo. Mau gue di hijab, atau enggak apa perduli lo?!" Hawa melemparkan kotak berisi hijab itu ke arah tong sampah.
"Kalau besok ngirim kotak hadiah lagi, awas ya lo! Gue cari sampe ujung dunia!"
Di balik tembok, seorang pemuda tersenyum kecil. "Hawa, saya tidak akan pernah bosan memberikan kamu hijab setiap harinya. Apapun yang terjadi, saya pastikan kamu akan menutup Surai indahmu itu dengan perlahan."
°
20 tahun, sudah berlalu.
"Ayah, Hawa gak mau pake baju panjang ini!" Seorang gadis dengan Surai pendek nan indah itu, berteriak dari ujung pintu kamar.
"Hawa, kamu sudah mempunyai suami. Jagalah auratmu dengan bai-"
Terdengar suara gelak tawa mengisi rumah bergaya minimalis itu. Hawa tertawa terbahak-bahak, padahal Hanan tidak melontarkan lelucon apapun. Gadis dengan pakaian serba pendek itu berjalan santai menuju sang Ayah, yang sedang asik membaca sebuah buku tentang kisah para Nabi.
"Ayah, kebanyakan baca buku sejarah Islam apa gimana sih? Ayolah, Hawa masih jomblo. Suami-suami terus, sejak lulus sekolah satu tahun yang lalu Ayah selalu bilang kayak gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir Untuk Hawa (Revisi)
RandomHawa terlahir dari rahim seorang Ibu, yang berstatus sebagai istri kedua. Karena kutukan dari istri pertama sang Ayah, kelima kakaknya meninggal dunia ketika masih bayi berusia 3-4 bulan. Terlahir menjadi anak perempuan satu-satunya, juga bertahan...