Pagi telah kembali untuk kesekian kalinya menggantikan rembulan yang perlu mengistirahatkan dirinya setelah memancarkan sinarnya guna menerangi para mahluk hidup di muka bumi ini. Burung-burung yang berdiam diri di sangkarnya telah kembali berkicau pun juga beberapa tumbuhan yang sebelumnya melayu mulai kembali terbangun setelah mendapatkan asupan dari matahari.
Pagi kali ini nampak begitu cerah, tak tampak awam hitam yang sekiranya berpotensi akan menimbulkan hujan pada saat siang nanti. Alam saat ini tengah mendukung para manusia untuk segera terbangun dan segera memulai aktivitas nya, berusaha membangunkan manusia dari gravitasi tempat tidur yang terbilang sangat luar biasa besarnya.
Suara decitan dari rantai sebuah sepeda terdengar ketika seseorang pemuda tengah mengayuh sepeda miliknya. Pemuda dengan surai pirang itu ternyata tidak sendirian, di belakangnya tampak seorang gadis remaja yang sepantaran dengan umur nya tengah duduk di belakang sembari melingkarkan tangan kirinya takut-takut jika ia terjatuh ke jalanan.
Keringat mengucur dari dahi sang pemuda namun tidak ada keluhan darinya, pemuda itu malah tersenyum meskipun keringat mengucur hingga membuat basah pakaian seragam sekolahnya. Pemuda itu terlihat sangat menikmati harinya pagi ini.
"Naruto-kun tidak kelelahan memboncengku seperti ini?" Sang gadis berusaha membuka percakapan setelah sebelumnya suasana hening menyelimuti kedua mahluk berbeda ras ini.
"Tidak sama sekali, aku malahan menyukainya hitung-hitung sebagai olahraga juga bukan?" Jawaban dari Naruto membuat Raynare tertawa kecil. Tingkah laku dari Naruto memang dapat mengeluarkan sejuta ekspresi yang selama ini Raynare simpan dan tidak ingin ia buka kembali.
Dari ujung matanya Naruto dapat menyaksikan ekspresi senang terpancar dari wajah manis milik Raynare, Naruto yang melihat wajah senang tersebut entah mengapa sedikit tertarik untuk bernostalgia dengan seorang sahabat perempuan nya dulu ketika berada di dunia lamanya.
Seseorang gadis dengan surai lavender dan mata amethys nya perlahan singgah sebentar di pikiran Naruto membuat Naruto sedikit mengerjapkan matanya beberapa kali berusaha untuk memfokuskan dirinya kembali ke jalanan.
Tingkah laku Naruto yang agak sedikit janggal tentu saja tertangkap di mata milik Raynare, ada sedikit rasa khawatir yang timbul di dalam dirinya ketika melihat Naruto seperti tadi. "Apa semuanya tidak apa-apa? Naruto-kun?"
Naruto sedikit terkejut nampaknya Raynare berhasil menangkap basah dia berpikiran aneh. "Tenang saja tidak ada apa-apa kok, hanya saja aku sedikit mengingat masakan mu tadi pagi itu benar-benar sangat enak loh Raynare! Kau perlu mendaftarkan dirimu menjadi seorang koki di sebuah restoran."
Perlahan wajah bulat milik Raynare berubah menjadi merah selayaknya sebuah kepiting rebus, jantungnya terasa begitu cepat berdetak padahal dia sama sekali tidak pernah merasakan perasaan ini sebelumnya. Raynare menundukan kepalanya menyembunuyikan wajahnya dengan surai rambut reaven nya berusaha menutupi rasa malu yang keluar dari hormon miliknya.
Naruto kembali tertawa tak kala melihat gadis itu untuk sekali lagi mengingatkan dia tentang sahabat lamanya.
'Kau benar-benar mengingatkan ku dengan Hinata, Raynare."
.
.
.
Pagi Sona yang sedikit kacau bertambah semakin kacau ketika ia melihat dengan mata kepalanya sendiri Uzumaki Naruto, sang pangeran dari hatinya saat ini terlihat begitu akrab dengan gadis da-tenshi yang tidak Sona ketahui asal usulnya itu.
Kesal, Marah dan juga benci.
Tiga kata itu adalah gambaran dari apa yang dirasakan Sona saat ini ketika melihat sang pujaan hati tengan berjalan bersama seorang gadis yang merupakan musuh utama dari pihak rasnya. Tangan nya mengepal hingga membuat kulit putih nya memerah akibat menahan rasa kesal yang saat ini dia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Adventure
FanfictionDia seharusnya sudah mati karena pertarungan terakhirnya melawan Uchiha Sasuke namun Kami-sama tidak membiarkan dia pergi begitu saja. Ada sebuah cerita yang memerlukan dia untuk menjadi sang tokoh utama nya maka dari itu dia kembali dengan dirinya...