Chapter 9 : Antara sahabat dan tambatan hati

907 86 14
                                    


BLAR! BLAR! BLAR!

TRANG!!!

Serangan berbalas serangan menjadi sebuah tontonan dari kedua belah pihak yang sama-sama mengeluarkan terbaik mereka untuk saling membunuh ataupun setidaknya melumpuhkan salah satu dari mereka berdua.

Aura membunuh menyeruak keluar dari dalam diri mereka tidak ada lagi yang namanya persahabatan hanya ada satu hal yang perlu mereka tancapkan di dalam otak mereka hari ini.

'Kalah sama dengan kau kehilangan sebuah harta yang paling berharga yang akan kau sesali seumur hidupmu.'

Itu menjadi sebuah prinsip serta fondasi awal mereka berdua bertarung mati-matiaan menghadapi satu sama lainnya., Demi mendapatkan harta karun yang mewah memang perlu adanya sebuah pengorbanan dan pengorbanan dari sahabat sejati adalah sebuah imbalan yang impas demi harta ini.

CTAS!

Kedua beradu pukulan dan sama-sama saling tertahan oleh kekuatan mereka berdua. Keduanya saling beradu menatap mata satu sama lainnya mencoba untuk memberikan intimidasi terhadap satu sama lainnya namun sayangnya kedua orang gadis petarung itu sama-sama memiliki kekuatan yang sepantar sehingga intimidasi itu tidak terasa di antara keduanya.

"Kau sudah kelewatan batas Sona, kau harus meninggalkan Naruto dan kembali menjernihkan pikirkan mu yang sudah kacau itu." Dengan nada dingin Rias berusaha setidaknya mencoba sekali lagi memancing amarah Sona.

Rencana Rias kali ini adalah dia memanfaatkan emosi Sona yang tidak terkendali kemudian membuat serangan balik yang mengejutkan Sona memberikan dia efek kejut dan jika bisa membuat dia setidaknya pingsan setelah rencana nya selesai dia hanya perlu menunggu kedatangan Naruto sembari berakting bahwa dia lah yang terluka parah disini.

"Tidak sejengkal pun kaki ku pergi dari Naruto. Aku tidak akan pergi dari samping nya meskipun keluarga ku memaksa untuk pergi, aku tidak akan pergi." Keteguhan dari pendirian Sona sudah ditetapkan, target Sona memang adalah kemenangan kemudian membunuh gadis da-tenshi itu dan seterusnya memaksa Naruto mau dia suka atau tidak mengkonsumsi bidaknya dan menjadi bagian dari dirinya seutuhnya.

Sona melayangkan sebuah tendangan berputar membuat Rias sendiri segera melompat ke belakang sembari menjaga jarak dengan Sona. Rias cukup terkejut dengan serangan mendadak dari Sona tetapi dengan segera dia mengontrol emosi miliknya dan kembali fokus.

"Kau benar-benar sudah gila Sona, rasa obesesi mu terhadap Naruto sudah melampaui batasan dan aku yakin Naruto akan semakin membenci mu daripada sebelumnya." Ucap Rias sembari mengambil nafas sejenak.

Bertarung tak ada henti saling mengeluarkan kekuatan terbaik tentu saja membuatnya kelelahan dan itu tampak jelas pada deru nafas keduanya yang mulai tak beraturan. Rias berusaha setidaknya mencairkan suasana sembari mencoba untuk mengembalikan kembali tenaga nya yang mulai terkuras cukup banyak.

"Jika aku tidak seperti ini maka Naruto akan dengan sangat mudah berpindah tangan kepada mu atau pun juga da-tenshi busuk itu. Sudah cukup aku bermain sebagai anak baik dan menjadi pribadi yang malu-malu kucing kepada nya, sekarang aku ingin mengambil Naruto hanya untuk aku dan cuman untuk aku." Tegas Sona sembari bersiap kembali untuk menyerang.

"Cih.. memang nya seberapa hebatnya Naruto di dalam hidupmu itu? Apa yang membuat kau sampai segila ini kepadanya? Apakah karena dia tampan? Apakah karena kecerdasaan nya? Ataupun juga karena charisma nya? Jawab aku Sona, apa yang membuat kau segila ini kepadanya."

Pada akhirnya Rias berani mengeluarkan pertanyaan yang selama ini dia tanyakan kepada dirinya sendiri. Sudah lama memang Rias ingin mempertanyakan ini sejak Sona secara tiba-tiba tidak lagi berbicara ataupun mengobrol dengan Naruto. Pada awalnya Rias sendiri tidak perduli dengan perubahaan mereka tetapi lambat laun Rias sendiri akhirnya ikut penasaraan atas dasar apa mereka berpisah serta tiba-tiba saja pribadi Sona berubah menjadi ingin sekali memiliki Naruto.

New AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang