Chifuyu Matsuno - Sakura

2.7K 467 123
                                    

Chifuyu Matsuno X Readers
Tokyo Revengers © Ken Wakui
Story © Emma
854 words

•───────•Sakura•───────•

Chifuyu benci dengan segala hal yang ada di dunia ini.

Orang-orang yang berjalan sembari tertawa lebar, seakan tidak memiliki beban. Anak-anak yang berlarian memanggil sang ibu yang menantinya dengan senyum lembut di bawah pohon rindang.

Dan sepasang kekasih dengan es krim coklat di tangan.

Mata mereka saling menatap satu sama lain, mengisyaratkan bahasa cinta yang hanya bisa dimengerti keduanya. Tawa mereka menggema di telinga, mengingatkan Chifuyu dengan memori yang tersimpan rapih di kepala.

Ia pernah seperti itu.

Tertawa di atas bangku taman kala membicarakan betapa konyolnya kelakuan teman-temannya. Mengamati bagaimana senyum manis itu terukir tiap kali Chifuyu mengelus rambut indahnya. Melindungi tubuh kecilnya dari hembusan angin musim gugur yang dingin dengan sebuah syal kuning. Walaupun syal itu berakhir dipakai oleh keduanya lantaran Chifuyu sendiri bersin hingga lebih dari lima kali.

Chifuyu pernah sebahagia itu.

"Chifuyu, kau lebih suka musim gugur atau musim semi?"

Daun berguguran, berserakan di atas jalanan. Jemarinya bergerak menarik syal kuning itu keatas, menutupi bagian mulut yang terasa dingin lantaran terkena hembusan angin musim gugur.

"Kalau aku lebih suka musim semi! Aku suka sekali bunga sakura yang bermekaran. Indah sekali, bukan?"

Musim semi adalah musim yang paling gadis itu sukai.

Kerap kali Chifuyu mendapati sang kekasih berdiri termenung di depan pohon Sakura hingga berjam-jam. Dia tidak melakukan apapun selain menatap bunga itu dalam diam, bukan tatapan kagum yang selalu orang-orang layangkan pada sosok indahnya. Bukan pula tatapan cinta yang selalu Chifuyu berikan pada dirinya.

Tatapan yang sangat sulit diartikan.

"Aku ingin menjadi bunga sakura."

Itu adalah kalimat yang selalu gadis itu ucapkan tiap kali termenung di depan pohon sakura. Selalu.

Tiap musim semi datang ia akan berlari dengan semangat untuk mengajak Chifuyu melihat pemandangan indah kala bunga sakura bermekaran.

Chifuyu jelas bukan orang yang menyukai bunga pink itu. Tetapi, kala melihat bagaimana senyum lebar terukir di bibir sang kekasih, Chifuyu tidak bisa untuk tidak menyukai apa yang gadis itu sukai.

Ia menyukai bunga sakura. Walau rasa sukanya tidak sebesar rasa suka yang Chifuyu rasakan pada sang kekasih di sana.

Kekasih yang selalu menampilkan senyum indah kala berjumpa.

Demi menyembunyikan rasa sakit yang tidak pernah ia tampakkan pada dunia luar.

"Kenapa kau ingin menjadi bunga sakura?"

Ia sangat ingat bagaimana senyum itu terukir di bibir sang kekasih.

"Karena... cantik."

Tetapi dirinya terlalu bodoh untuk menyadari bahwa senyum itu bukanlah senyum manis.

"Hai, maaf karena beberapa hari ini aku tidak sempat mengunjungimu."

Mati-matian Chifuyu mengukir senyum, senyum yang selalu gadis itu sukai. Walaupun dadanya sesak luar biasa, Chifuyu hanya ingin terlihat baik-baik saja.

HUSBU X READERS 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang