Yoo Wooin x Readers
Wind Breaker © Yongseok Jo
Story © Emma
900 wordsThe thief is
↧•────•rrenjn_pph•────•
Katanya jadi penulis itu hal yang mudah.
Seorang penulis hanya perlu mengetik atau menuliskan apa yang mereka pikirkan.
Apa yang sulit dari itu? Begitu katanya.
Kerap kali saya mendengar orang-orang tertawa ketika mengetahui bahwa menulis adalah suatu kemampuan yang saya miliki. Beberapa lagi hanya mengangkat bahu tidak peduli, bersikap seakan itu bukanlah suatu pencapaian yang besar.
Memang pada dasarnya segala hal yang jauh dari hitungan dan logika akan selalu dipandang sebelah mata. Bisa terlihat dengan jelas betapa bedanya perlakuan pada seseorang yang mendapatkan piala olimpiade matematika dan seseorang yang mendapat piala lomba melukis atau seni lainnya.
Satunya disanjung bak pahlawan, satunya dihempaskan bak pecundang.
"Aish, sial, karakter ini harus ku apakan agar lebih menarik, ya?"
Menulis adalah hal yang mudah?
Jangan bercanda.
Segunung kertas berisi coretan ide yang mahal, punggung pegal lantaran berjam-jam duduk di depan layar laptop, belum lagi perasaan ingin menyenangkan pembaca yang mendorong jari menari di atas keyboard.
Apalagi jika ide yang sudah susah payah ditorehkan itu dirampas oleh pihak yang tidak memiliki otak.
Apakah menulis masih terlihat sebagai suatu hal yang mudah?
Ah, sebentar.
Menulis memang mudah jika mengambil karya milik orang lain.
"[Name], makan dulu, tolol."
Sang pemilik nama menoleh, menghela nafas panjang ketika melihat figur tinggi Wooin yang sedang bersandar di dinding.
"Berapa hari kau tidak makan? Dan bau apa ini? Kau tidak mandi, ya?"
Kantung mata yang tebal dan menghitam, kamar berantakan, serta setumpuk bekas makanan di atas meja.
Keadaan [Name] sekarang jauh lebih buruk dari Wooin yang sedang memakai doping.
"Aku tidak sempat mandi, aku sibuk sekali."
Wooin mengernyit jijik mendengar perkataan [Name]. Seumur hidupnya, baru kali ini dia melihat gadis sejorok ini.
"Wah, dasar bocah gila."
Tanpa aba-aba, Wooin menarik kursi yang diduduki [Name] dan menutup layar laptop dengan paksa. Sang gadis terperajat, tidak sempat mengumpat karena Wooin sudah menggendongnya dipundak.
Dengan satu tangan pula.
"Hei! Turunkan aku, sinting!"
Wooin acuh tak acuh, dia berjalan santai keluar dari kamar sang gadis. Dia menanggapi umpatan dan perkataan [Name] dengan cibiran.
Joker—yang sedang sibuk mengeringkan bulu anak anjing—hanya menatap mereka berdua dalam diam. Dia sepertinya sudah terbiasa dengan keributan antara Wooin dan [Name].
"Bisa-bisanya kau memandikan anjing saat adikmu ini tidak mandi?!"
Suara Wooin menggelegar, dia langsung menaruh satu ramen cup di depan [Name] saat dirinya mendudukkan gadis itu di kursi makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBU X READERS 2
Random"Bukankah membuka aplikasi tanpa melihat cerita buatanku itu sungguh hal yang membosankan? Kemarilah, buat sebuah imajinasi fana bersamaku." [Semua Pict dalam cerita bukan milik saya! Sc : pinterest] Cover by @ayanaayakuzhi Pict on cover © KEKI (@r...