Setelah melakukan test, akhirnya Shasya dan Kila dinyatakan resmi menjadi maba di Universitas Sriwijaya.
Hari ini adalah hari pertama mereka untuk menjadi maba di kampus tersebut. "Gimana persiapan lo Kil, udah semua?"
Baju kemeja putih dengan setelan rok pendek hitam, dilengkapi aksesoris yang di perintah oleh pengurus OSPEK di kampus tersebut.
"Ck gue agak risih deh pek rok pendek kayak gini Sya" Bukanlah fashion Kila memakai celana 'kurang bahan' katanya.
Shasya yang masih belibet dengan barang yang akan dia pakai. "Sehari doang Kil, SEMANGAT!"
Bukan satu dua tahun Shasya dan Kila bersahabat, Shasya memanglah sahabat yang selalu mendukung apa pun yang Kila lakukan dan ia orang pertama yang selalu memberikan semangat.
Bukan lah tipe orang ngaret, benar saja saat mereka datang belum banyak orang di kampus tersebut sampai akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke kantin untuk sarapan.
"Kila ayoo kita ke kantin gue laper banget nih" sembari memegang perut, Shasya menarik lengan Kila agar mereka bisa segera ke kantin.
Baru saja 2 sendok nasi yang masuk ke dalam mulut Shasya, lalu ada seorang lelaki dan satu orang perempuan yang di baluti Almameter khas Universitas tersebut.
"BUAT 2 PEREMPUAN YANG LAGI MAKAN SEGERA MENGHAMPIRI SAYA!" teriak lelaki tersebut.
Hening. Tak ada jawaban dari siapa pun. "SEKALI LAGI SAYA INGATKAN, UNTUK 2 PEREMPUAN YANG LAGI MAKAN SEGERA MENGHAMPIRI SAYA SEKARANG JUGA!" tegasnya lagi.
Merasa teriakan tersebut terarah pada mereka, Shasya dan Kila menoleh ternyata benar saja kini tatapan tajam 2 orang tersebut terarah pada mereka.
"Sya ada kaka ospek gimana dong bisa kena omel kita" ucap Shasya yang sudah cemas.
Berbeda dengan wajah Shasya yang terlihat sangat santai tanpa ada ketakutan apa pun. Karena sedari dulu sampai detik ini, Kila adalah anak yang sangat tepat terhadap waktu jadi tidak terbiasa jika Kila terlambat atau mengalami kejadian di dunia pendidikan.
"Kalian ngomong sama kita?" Shasya menoleh pada dua orang tersebut namun melanjutkan kembali memasukkan helaian roti pada mulutnya.
Merasa di bantah oleh juniornya, perempuan yang tepat berada di samping lelaki tersebut menjawab dengan tangan yang terlipat di depan dadanya. "Ya kalian liat aja 2 orang cewe yang lagi makan di sini itu siapa?"
Seketika mereka melihat sekeliling kantin tersebut dan benar saja tidak ada siapa pun di situ selain mereka. "Terus, kalo cuma ada kita di sini lo mau apa?" Shasya kembali menjawab.
Kila yang di samping kursi Shasya hanya menarik tangan Shasya agar ia tidak tersulut emosi, sudah sangat mudah di pahami bahwasannya Shasya adalah orang yang mudah terbawa emosi terutama dengan orang yang menurutnya tidak "pantas".
" Udah lah Sya gausah lo ladenin mereka ini senior kita di kampus jangan bikin masalah lah" bisiknya.
"Apa lo ga denger temen gue bilang apa?!"
Shasya terbangun dari tempat duduknya dan menghampiri dua orang yang tak jauh darinya. "Gue punya telinga dan telinga gue masih sehat jadi gue bisa denger lah"
"Terus kalo lo denger kenapa lo ga nyamperin kita ha?!" perempuan ber-almameter itu sudah mulai terpancing emosi.
"Lo berdua siapa? Sampe kalian berani suruh gue dan temen gue samperin lo berdua?" jawabnya tak kalah jutek.
KAMU SEDANG MEMBACA
I HATE AND I LOVE YOU
Fiksi RemajaShasya Anandita, cewek keras kepala yang menganggap bahwa Rhaka adalah lelaki yang diciptakan Tuhan Khusus untuk dirinya.Seringkali Rhaka menyakiti dirinya tetapi itu tidak membuat Shasya putus asa dia terus memperjuangkan Rhaka sampai ia menjadi mi...