Dan sekarang, kembali pada keheningan yang selalu terjadi. Hide melihat ke sampingnya, dimana Kaneki yang tampak mungil berjalan kecil berusaha diam, menyamakan langkah dengannya. Kenapa dia berbuat hal yang tidak bisa ditebaknya dan membuat Hide malah salah tingkah sih, dasar lelaki satu ini!
"Uhm kane-" seru hide, sebelum Kaneki langsung beringsut menjauh darinya. Kedua tangannya ditautkan didepan dada seolah hide Penjahat.
Hide menelan ludah kembali, sepertinya inilah sifat Kaneki yang sebenarnya. Jarang sekali, Hide menemuinya. Entah kenapa sikap friendly biasanya langsung menghilang tanpa sebab karena menghadapi Kaneki yang pemalu seperti ini. Nanti, Kaneki malah takut padanya dan menjauh segera dari pandangannya, Haah!
Sudah dua jam sejak saat itu, dan Kaneki malah diam saja. Jujur, Hide tidak mengetahui apapun tentang Kaneki. Bahkan misteri dibalik penutup mata yang selalu dikenakannya padahal tampak tidak terluka, apa yang disembunyikannya?
Entahlah, Hide bahkan tidak bisa berbicara seperti biasa. Mana mungkin dia menanyakan hal yang sensitif seperti itu, Kaneki bisa-bisa malah risih padanya.
Tunggu, kenapa dia malah mempertimbangkan pandangan orang lain seperti ini?
Ada yang aneh! Bukankah dia itu straight, dan lagi Kaneki itu hanyalah penggantinya tidak sengaja dari gadis yang akan menjadi pasangan Dating app. Seharusnya, Hide cukup menyelesaikan hari ini seperti biasa dan besoknya akan menjadi hari normal kembali.
Lalu, kenapa?
Hide tidak ingin, hari ini berakhir secepat itu. Melihat Kaneki dari dekat, dan sebuah senyuman manis itu. Kapan, hide bisa melihatnya lagi, ya?
Iris kuning itu, melihat lagi sosok Kaneki yang terus berjalan disebelahnya dengan jarak tentunya. Seakan terlalu jauh, padahal kami sedang berkencan meskipun melalui App. Mereka selesai makan, lalu apa yang akan dilakukan selanjutnya?
Entah kenapa, Hide tidak ingin memikirkan apapun selain memperhatikan Kaneki yang ada disebelahnya. Rambutnya yang tergerai lembut, kulit putihnya yang manis. Kalau diperhatikan lebih dekat, dia terlihat menarik, hide ingin merengkuhnya dalam pelukan dan menyentuhnya-
Blush!
Wajah hide memerah, dia segera menutup wajahnya dengan kedua tangannya sontak. Apa yang baru saja dipikirkannya?
"Pa-pantai." Gumam singkat Kaneki, suara khasnya terlalu kecil. Terdengar lembut, dan menenangkan. Entah kenapa, hide suka mendengarkannya.
Hide beralih melihatnya. Kaneki menunduk, dan menautkan kedua jarinya didepan wajahnya dengan gugup tampak berusaha keras agar tidak perlu saling bertatapan dengannya. Hide berhenti ditempatnya, dan kembali melangkah didepan Kaneki. Memiringkan wajahnya, jaketnya tersibak secara pelan. Kedua tangannya diletakkan dibelakang, rambutnya tergerai lembut beriringan angin.
"Kita kencan, dipantai yuk?" Kata hide menunduk didepan wajah Kaneki yang masih saja menatap ke arah bawah. Tapi hide melihat, rona merah samar dikedua pipi putihnya itu.
Meksipun tanpa kata, Hide meraih jemari halus Kaneki dan menariknya. Meksipun Kaneki, tidak mengatakan apapun dan sama sekali tidak melawannya.
Hehe, Kencan, ya?
.
.
.
.
.Kaneki tampak berbinar-binar memandangi pantai, yang terlihat seperti taburan berlian kala warna langit sore menerpa. Alunan deburan ombak bagaikan lagu tidak berujung, namun menenangkan hati.
Awan awan tampak berlomba melukis pemandangan indah di langit. Tidak ada siapapun disini, kecuali mereka berdua.
Hide memandangi sosok Kaneki yang tampak antusias, meksipun dia masih ragu-ragu tatkala menginjak pasir. Seolah baru pertama kali mendatanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating App (HideKi)
Historia CortaHide tidak pernah tau, selalu mengabaikan dan berhura-hura dalam hidupnya hingga sekarang. Bercanda pada siapapun seolah tidak ada masalah yang dihadapinya. (TAMAT) Betapa susahnya memasuki kehidupan orang lain ketika dia mengenal Kaneki yang memili...