Side Story (2)

132 25 1
                                    

Kaneki sepertinya masih tampak malu-malu dan gugup bertemu dengan ibu, terlihat dari tadi dia hanya diam saat makan malam.

Kedua tangannya ditautkan di pahanya, seperti biasa dilakukan saat dia tengah Ketakutan.

Apa yang harus dilakukannya?

Apa, Kaneki bisa menaklukkan ketakutannya pada orang lain?

Hide khawatir, dia mengenggam jemari Kaneki yang gemetaran. Jangan takut Kaneki, tidak ada hal yang perlu ditakutkan. Tapi, Hide hanya bisa diam, melihat apa yang akan dilakukannya. Karena Keberanian itu, harus Kanekilah yang melakukannya, bukan hide. Buktikan, bahwa kau bisa melakukannya, Kaneki.

...

Wanita tua itu tersenyum kecil. Menantunya kali ini seperti dia melihat dirinya sendiri. Saat pertama kali bertemu, Kaneki benar-benar pendiam tapi dia bisa melihat kebaikan hatinya dan cinta diantara mereka berdua. Dia ingin menyatukan Kehidupan mereka, dan juga memulihkan lukanya sendiri.

Dari masa lalunya.

"Ibu senang kalau kau yang bertemu Hide, dan mau menikah dengannya." Seru ibunya.

...

...

"Aku juga beruntung bertemu denganmu, Kaneki." Seru Hide, memasang senyuman tipisnya.

Dia tidak ingin Kaneki khawatir, kalau dia tidak cocok ditempat ini. Karena Kaneki dulunya adalah Hikikomori dalam waktu sangat lama, Kaneki perlu waktu untuk berbaur dengan suasana.

"Ibu bahagiakan kalau kita bersama, Kaneki bagaimana jika menurutmu?" Seru Hide lagi, berusaha mencairkan suasana.

Kaneki menatap lagi, iris matanya bergetar. Sepertinya, dia masih ketakutan pada Ibu.

"Bahagia, ya? Haha, ibu mengharapkan dapat melihat keluarga itu lagi." Seru Ibu, dengan senyuman tipisnya.

Terlihat, menyedihkan dan kesakitan saat mengingat lagi kenangan akan Suaminya.

Tidak, bukan ibu ta-

Tapi genggaman tangan Hide dibalas oleh Kaneki, membuat Hide terdiam untuk sejenak.

Kaneki mengeleng, dia masih menunduk. Pipinya memerah pelan, dia pernah merasakan kehidupan keluarga berantakan, saat semuanya hancur.

Dan itu, menyakitkan.

"Justru aku yang berterimakasih karena diberikan keluarga yang sangat baik seperti Ibu dan Hide padaku." Seru Kaneki memelan, nada suara kecilnya terdengar gemetar. Pertama kalinya, Kaneki bersuara sejak dua kali pertemuan dengan Ibunya.

Dan tetesan air mata mengalir diwajahnya. Dia mengusapnya pelan, tapi itu terus saja menetes membuat hati siapapun bergetar setiap kali melihatnya.

Mendorong Perasaan, kah?

Kaneki terlalu lembut dan baik hati, terkadang membuat Hide khawatir ketika meninggalkan Kaneki sendirian. Tapi Kaneki juga tegar dan kuat, selama ini dia terus bertahan dan Kaneki berhasil melakukannya dengan baik, sebagai buktinya Kaneki berdiri ditempat ini, keluar dari dunia Kesendiriannya itu.

Kaneki luar biasa.

Makanya, Hide percaya kalau Kaneki bisa menjangkau hati siapapun dengan kebaikan hatinya. Membuat siapapun menyadari, tentang sosoknya yang berharga seperti malaikat yang menyelamatkan walaupun hanya dengan senyumannya.

Dia menengadah, berapa kali hide harus terpesona karenamu?

Dialah, Tunangan Hide.

Rambutnya yang berwarna hitam terlihat berkilau ditengah temaran lampu ruangan itu, iris matanya berbinar mengagumi, meksipun dia masih memakai penutup matanya sosoknya yang selalu berusaha membuatnya sangat menggemaskan. Tangan kecil itu meraih, tangan kanan ibunya dan mengenggam dengan semangat. Alisnya tidak lagi tertekuk, melainkan ikutan tersenyum seperti wajahnya.

Dating App (HideKi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang