3 ; villa

1.9K 196 1
                                    

Happy reading ^^

Mengembungkan pipinya, nathaniel menggeleng saat pelayannya berniat menyuapinya makanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengembungkan pipinya, nathaniel menggeleng saat pelayannya berniat menyuapinya makanan.

"Niel tidak suka sayur," tolak nathaniel, tangan mungilnya mendorong sendok perak berisi sayuran hijau menjauhinya. Sungguh, dia tidak suka dengan yang hijau hijau itu. Kenapa semua pelayannya bahkan ayahnya memaksanya memakan sayur yang pahit itu? Dia kan tidak suka

"Tapi, pangeran harus makan sayur agar cepat besar" bujuk sang pelayan ─emily luxe─dengan nada lembut

"Tidak mau, pahit. Ganti yang lain saja, emi" rengek nathaniel, suaranya begitu memelas saking tidak maunya memakan sayuran

"Tidak pangeran, sayuran ini kan enak dan juga sehat. Kalau pangeran tidak mau makan sayur, sayurnya nanti sedih loh"

Melirik sendok dan emily secara bergantian, nathaniel dilema. Satu sisi dia tidak mau makan sayur, tetapi disisi lain dia tidak mau juga membuat sayur menjadi sedih

"Tapi emi, pahit.." lirih nathaniel yang masih bisa didengar emily yang sekarang menghela nafas pelan

"Ada apa ini?"

Sebuah suara membuat keduanya menoleh, mendapati sang kaisar melangkah dengan gagahnya menuju mereka. Dibelakangnya ada felix, sang ksatria

"Segala keagungan dan berkat kepada matahari obelia" salam emily pada claude yang hanya mengangguk sekali.

"Kenapa dengan nathaniel?" tanya claude sekali lagi saat mata birunya mendapati raut wajah nathaniel memelas bak anak anjing yang kehujanan. Jika saja, jika saja tidak ada emily dan felix, mungkin dia akan memeluk gemas dan menciumi nathaniel

"Ini yang mulia, pangeran tidak mau makan sayur" 

"Benarkah itu, niel?" Claude menatap nathaniel yang sedang menundukkan kepala

"Benar ayah, niel tidak mau makan sayur. Karena sayur itu pahit, niel tidak suka" ucap nathaniel jujur, meski takut akan claude yang mungkin akan memarahinya

"Berikan mangkok itu padaku," claude meminta mangkok yang sejak tadi dipegang oleh emily dengan nada dingin

"Ini, yang mulia" dengan takut takut, emily memberikannya pada claude

"Niel," panggil claude yang sudah duduk di hadapan nathaniel. Tangannya kirinya terulur untuk mengelus rambut pirang keemasan yang halus milik nathaniel

"Ayo makan sayurnya, sayang. Sayurnya enak kok, tidak pahit. Bukankah kau mengatakan ingin cepat besar seperti papa? Sayur ini bisa membuatmu cepat besar"

Emily dan felix yang berada beberapa langkah dibelakang ayah dan anak itu, merasa lega. Pikiran buruk mereka ternyata tidak menjadi kenyataan.

"Benarkah?" tanya nathaniel, kepalanya terangkat guna menatap claude yang menganggukkan kepala padanya

𝙒𝙚 𝙖𝙧𝙚 𝙨𝙞𝙣𝙣𝙚𝙧𝙨 [wmmapxmale reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang