Diingatkan bagi pembaca, bahwa cerita ini mengandung unsur incest dan pedhofilia. Bagi yang tidak merasa nyaman, diharapkan jangan membaca ya.
3 tahun kemudian
Menatap seorang anak perempuan yang terkejut akan kehadirannya, nathaniel memungut batu batu berharga milik sang anak perempuan yang terjatuh di tanah.
"Ini," dengan senyum manisnya, nathaniel memberikan bebatuan berharga itu pada sang anak perempuan yang menerimanya dengan takut takut.
"T-terimakasih.. " cicit sang anak perempuan yang terdengar begitu lucu di telinga nathaniel
"Siapa namamu? Apa kau tersesat?" tanya nathaniel "jika iya, maka aku akan mengantarkanmu pulang,"
Anak perempuan itu masih menunduk, tidak berani menatap nathaniel "A-athanasia de aglel o-obelia"
"Athanasia? Oh, putri istana ruby. Astaga, maafkan aku, aku tidak mengenalimu"
Sebab dilarang mendekati istana ruby, itulah mengapa nathaniel tak mengetahui rupa athanasia. Jangankan athanasia, rupa para selir ayahnya saja dia juga tak tahu. Selama ini, dirinya hanya bisa tahu lewat cerita para pelayan.
Ada rasa menyesal karena bersama dengan athanasia hingga adiknya itu telah tumbuh sebesar ini.
Membungkuk hormat, nathaniel memperkenalkan dirinya "perkenalkan, namaku nathaniel. Nathaniel de agler obelia"
"C-calam pada yang mulia pangelan" athanasia segera memberi salam, meskipun sejujurnya dia sudah tahu sejak awal siapa nathaniel sebenarnya. Tetapi dia di sini kan harus berpura pura tidak tahu.
"Lucunya," mengelus rambut bergelombang dengan warna yang persis dengannya, nathaniel tersenyum pada athanasia "panggil aku kakak, ya athanasia?"
'Woah, auranya sangat bersinar cerah. Inikah karisma seorang pangeran?' Athanasia tertegun akan pesona nathaniel yang baginya bagaikan sebuah berlian dengan berat 105,6 karat
"Athanasia, kau tidak apa apa?" nathaniel melambaikan tangan di depan wajah athanasia, sebab sejak tadi athanasia hanya terdiam dengan pandangan tertuju padanya
"Tidak apa apa, athy tidak apa apa" merutuki tingkahnya yang terlalu jelas memperhatikan nathaniel, athanasia benar benar sulit mengabaikan pesona sang pangeran
nathaniel tertawa kecil akan kegemasan athanasia. "Hahahaha.. lucu sekali. Athy itu nama kecilmu ya?"
'Bahkan suara tawanya saja merdu' athanasia mengangguk atas pertanyaan nathaniel
"Kalau begitu, apa boleh aku memanggilmu athy juga? Kau pun bisa memanggilku dengan nama kecilku juga, niel"
Athanasia mengangguk "boleh, kak niel"
"Aduh, lucunya" entah sudah berapa kali nathaniel mengatakan 'lucu' pada athanasia "boleh aku memelukmu?"
Athanasia mengangguk malu, tidak lama dirinya sudah ada di dalam dekapan nathaniel yang memeluknya gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙒𝙚 𝙖𝙧𝙚 𝙨𝙞𝙣𝙣𝙚𝙧𝙨 [wmmapxmale reader]
Fanfiction"aku tahu ini dosa, tetapi aku tidak bisa berhenti. semakin aku mencoba keluar, dosa dosa ini semakin menarikku masuk"