Suasana tegang menyelimuti ruang persidangan itu. Tak ada yang berani berbicara sepatah katapun, bahkan rasanya suara nafas pun bisa terdengar di ruang sidang itu saking heningnya.
Satu suara akhirnya menyudahi keheningan mencekik itu. Menyebabkan semua pasang mata menatap laki laki yang berbicara tadi.
"Saya setuju"
Claude de agler obelia. Itulah nama laki laki yang berkata demikian hingga membuat ruang sidang yang awalnya hening kini menjadi ricuh. Namun seolah tidak peduli, claude tetap tenang dengan pandangan lurus ke depan.
"Yang mulia, apakah anda setuju dengan perceraian tanpa adanya keberatan?" tanya sang hakim lagi guna memastikan
"Ya. Aku yakin. Aku menerima permohonan cerainya"
Tidak ada yang berani membantah. Saat claude sudah berucap demikian, maka demikian juga yang terjadi. Walau ada segelintir orang yang tidak setuju, tapi mereka masih menyayangi nyawa dan mereka masih punya akal sehat untuk tidak menentang dan mempertanyakan keputusan claude sang kaisar tiran.
Sang hakim lalu menatap perempuan yang berjarak beberap langkah kaki dari claude.
"Yang mulia ratu esther, sebagai sang pengaju permohonan cerai, apa anda yakin dengan keputusan ini?"
Sang ratu obelia, menatap sang hakim dengan senyum teramat manis. Tidak ada rasa sedih, marah, kecewa atau berbagai emosi negatif di ekspresi sang ratu. Seolah perceraiannya bukanlah sesuatu hal yang berarti dihidupnya.
"Tentu saya yakin, hakim agung"
Sang hakim menghela nafas lalu mengetuk palunya tiga kali.
"Dengan ini, kunyatakan bahwa yang mulia raja claude de agler obelia dan yang mulia ratu esther de agler obelia, resmi bercerai"
"Dan mulai sekarang, yang mulia ratu esther melepas semua atas hak kebangsawanannya sebagai ratu dan kembali menjadi duchess esther guinevere. Hak asuh atas yang mulia putra mahkota akan diserahkan sepenuhnya pada kerajaan dan lady esther tidak diizinkan mendekati ataupun menatap yang mulia putra mahkota sengaja maupun tidak sengaja"
"Dengan demikian, persidangan hari ini berakhir" ucap sang hakim lalu satu persatu orang di ruangan itu keluar
Claude yang masih duduk di kursinya, mendongak kala merasakan kehadiran seseorang di dekatnya yang ternyata adalah esther.
"Aku senang ini akhirnya berakhir. Aku muak denganmu dan segala hal yang berkaitan denganmu"
Berdiri dari duduknya, claude mendekati esther. Tatapan begitu begitu menusuk, namun jika diperhatikan lagi, tatapannya itu menyimpan sebuah rasa marah, kecewa dan sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙒𝙚 𝙖𝙧𝙚 𝙨𝙞𝙣𝙣𝙚𝙧𝙨 [wmmapxmale reader]
Fanfic"aku tahu ini dosa, tetapi aku tidak bisa berhenti. semakin aku mencoba keluar, dosa dosa ini semakin menarikku masuk"