eps 4

2.2K 65 0
                                    

Setelah pemakaman bapak Aretha.
Aretha bersama kedua orang tua pangeran dan pangeran kembali kerumah Aretha.Pangeran terlihat cuek,duduk main game di ponselnya.Menyandarkan tubuh ke tembok kusam rumah peninggalan kedua orang tua aretha.

"Nak papa tau ini sangat berat,nggak mudah menjalaninya tapi kamu dengar sendiri kan?kemarin bapak kamu yang menginginkan kami untuk merawatmu.kamu gak perlu takut. Kami akan memperlakukan kamu sama seperti anak papa."jelas pak Wira panjang lebar.

"Aretha menunduk,mengusap ingus dan air mata.Bukab soal kenyamanan, tapi sunggu dia tak lagi memiliki semangat untuk hidup.Hatinga sudah membeku.

"Aretha masih sedih pah,Maaf." Cicit aretha pelan.

Pangeran tetap diam ditempat, fokus maen sama ponselnya sekitar satu jam,dia mematikan ponselnya berjalan kearah Aretha yang ternyata sedang tertidur di ranjang lapuk rumah kedua orang tuanya.pangeran melihat kearah sambil menyilang kan kedua tangan didepan dada

'yaallah,besar banget dosa gue,membunuh ibunya dan sekarang bapak nya ikut nyusul.gila kalo sampai gue nyakitin anaknya, apalagi gue udah janji bakal jagain dia,trus gimana sama salsa?aasshh pusing gue!'mengacak rambut dengan sangat frustasi.
Kembali lagi keruang tengah,duduk di kursi lapuk itu menatap foto salsa di ponselnya. Salsa,kakak kelas yang dipacarinya selama empat bulan ini. Bahkan mereka menjadi best cople ditahan ini.Giman nasib nya kalau semua murid tau dia telah menikahi gadis kampung?yang notebat nya jauh dari salsa.

"Ran,temani istri mu disini. Kalau dia butuh sesuatu,carikan atau hubungi papa."

"Iya,ma,"jawab pangeran tanpa menoleh ke mamanya. Tetap fokus memainkan ponselnya.

"Ya udah,mama mau balik ke hotel nyusul papa. Kamu jangan tinggalin aretha ya,"

"Iissh,iya,iya mama cantik. Udah sana pergi. Gangguin aja deh."

"Hissh!"
Mama berjalan keluar rumah, meninggal kan rumah tua itu.

........................................................................
Pukul 04.00pm
Aretha terbangun mengerjapkan mata pelan,terasa sangat perih saat dibuka. Kembali merem dan memijat kepala, terasa sedikit berdenyut.

'yaallah kuatkan aku menjalani kehidupan ini? Bisa kan aku hidup tanpa bapak dan ibuk?' batin nya dalam hati.

Beranjak dari ranjang, Merapikan rambut yang berantakan. Lalu berjalan, membuka gorden. Aretha berlalu kebelakang, membersihkan diri sejenak dikamar mandi sempit dan sudah berlumut, tetapi airnya masih bersih dan jernih.
Usai mandi Areta duduk termenung didepa rumah,tatapi pikiran nya masih pada kenangan masalalu bersama kedua orang tuannya. Kembali air matanya mengembun, lalu menunduk menangis lagi. Ah,entahlah,dia benar nggak bisa berhenti menangis.

Ternyata pangeran menyusul,berdiri di bibir pintu memperhatikan aretha yang masih saja menangis. Bingung mau ngapain, biasanya kalo salsa lagi sedih,dikasih pelukan bakal lebih tenang,atau diajak nge mall gitu moodnya jadi balik bagus lagi.
Nah kalo yang ini kan gak mungkin juga kan dia akan meluk aretha.

"Hey,"panggilnya lemah,kembali aretha menjingkat kaget, lalu menatap suaminya dengan tatapan benci.

"Maafin gue. Gue gak sengaja lakuin itu. Maaf,"ungkapnya penuh penyesalan. Aretha diam tak menanggapi."Gue bakalan jagain lo kaya bokap lo jagain lo. Gue janji bakal sayangi lo kek ibuk lo sayangi lo." Aretha mendongak,menatap pangeran yang masih berdiri dibelakangnya. "Aku gabutuh apapun dari kamu! Aku cuma butuh kedua orang tuaku kembali. Karna mereka yang aku butuhkan bukan kamu!!!" Terlihat kebencian dimata aretha.

"Mereka udah meninggal. Gamungkin gue bikin idup lagi. Beda sama lilin yang kalo mati bisa di idupin lagi."jawab pangeran santai.

Pangeran ikut duduk di samping Aretha,"besok pagi ikut ke Jakarta, ya,"ajak nya lembut.

PERJODOHAN ANAK SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang