1

1.1K 109 44
                                    

"Eliza lulus SM-3T? Selamat yah."

Kakak sepupuku Dila menyalamiku bahagia. Aku tersenyum lembut dan memeluknya erat. "Makasih, kak."

Namaku Eliza Ramadhani. Anak ketiga dari keluarga sederhana yang menganggap pendidikan di atas segalanya. Kakak sulungku telah menikah tahun lalu, Kakak keduaku mengadu nasibnya di kampung Borneo, sedangkan adikku sedang berjuang menyelesaikan kuliah sarjananya di Malang. Adapun aku, baru saja lulus untuk menjadi pengajar relawan di kampung orang Sulawesi. Satu fakta tentang diriku adalah aku seorang pengidap homesick berat. Pernah ketika itu di awal tahun berkuliah di luar kota, aku mendadak sakit-sakitan karena rindu berat pada Mama dan Papa. Alhasil, aku dibawa pulang kembali ke rumah dan memutuskan melanjutkan kuliah di kotaku saja. Keputusan untuk mendaftar menjadi pengajar relawan adalah langkah besar yang kuambil dalam hidupku untuk berubah dan lepas dari bayangan homesick itu kembali. Untung saja keinginanku ini mendapat dukungan yang sangat besar dari kedua orang tua dan saudara-saudaraku.

Sejak beberapa hari terakhir, Mama dan Papa sibuk mengurus keberangkatanku. Aku yang mendadak menjadi anak tunggal sejak ditinggalkan semua saudaraku merantau membuat semua kasih sayang tercurah hanya padaku, dan karena itu rasa sedih terus-menerus menyeruak dalam dadaku setiap kali memikirkan Papa dan Mama. Khawatir mereka akan rindu padaku.

"Bukan Papa-Mama yang rindu, tapi kamu Mbak!" ejek adikku di telfon pas malam sebelum keberangkatanku.

Benar, sih. Sekarang saja, rasa rindu itu terus ada dan tinggal dalam dadaku. Akan tetapi semuanya sirna kala Papa dan Mama memberiku nasehat dan segala wejangan yang menginginkan agar aku bisa fokus pada tugasku ke depan. Mereka bilang, bahwa suatu saat nanti tetap saja kita harus berpisah, entah oleh kematian atau karena aku yang kelak akan menikah. Di samping itu, keluarga besar juga tidak jauh dari rumah. Ada Tante, Om, sepupu, dan keponakan yang bisa menemani Papa dan Mama jika sedang jenuh. Aku paham mereka terus mencoba menenangkanku, untuk itu aku pun harus berusaha mengerti dan berhenti bersikap cengeng.

Malam ini rumahku ramai betul. Semua anggota keluarga berdatangan mengisi malam terakhirku di rumah. Besok pagi-pagi sekali ketika semua orang masih tertidur lelap, aku sudah harus berangkat menuju bandara dan pergi untuk setahun lamanya. Aku masih sibuk di telfon dengan adikku sambil menemani sepupu-sepupu yang usianya sebaya denganku, sedangkan para Bapak-bapak asyik mengobrol dan kumpulan Ibu-ibu heboh bergosip ria. Niat untuk menemani malam terakhir keberangkatanku sepertinya raib entah ke mana kalau mereka sudah berkumpul begitu.

"Nanti jodoh kamu jangan-jangan orang Sulawesi yah, El?"

Terdengar suara tawa adikku dari telfon. Aku hanya berusaha tersenyum meski mengumpat dalam hati. Padahal aku akan pergi menjadi relawan selama setahun mereka malah membahas jodohku.

Sepupu yang lain nyeletuk, "Yah nggak apa-apa, toh Kak Dani juga dapetnya orang Kalimantan. Jodoh sih, bebas."

Yang lainnya berseru mendengar itu. Bisa-bisanya pembahasan ini malah jadi panjang. Aku berusaha memikirkan sisi baik dari aktivitas malam ini, bahwa ketika menumpang di rumah tinggalku nanti selama setahun, aku pasti akan merindukan momen-momen kebersamaan ini. Berkumpul bersama keluarga, saling mengobrol dan makan bersama, kenangan ini akan jadi bagian berharga yang menemani hari-hari sepiku nanti selama di kampung orang.

***

Hari ini kami berangkat. Setelah tadi berpelukan erat dengan Papa-Mama diiringi isak tangis selama di bandara, aku akhirnya menginjakkan kaki di negri orang. Kudorong koper super besarku melewati gerbang ketibaan bandara Sultan Hasanuddin. Ada beberapa teman juga di sana. Jumlah kami ada 30 orang se-Kabupaten. Namun, kenyataan yang harus diterima bahwa aku akan sendirian berada di poskoku nanti. Itu adalah permintaan khusus dari lokasi penempatan. Adapun dosen pembimbing harus berpusat di kota. Maka tinggalah aku akan sendiri di rumah salah satu warga di sana.

ALEX SMITHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang