003

2.2K 279 17
                                    

Satu hari setelah kedatangan lisa, jennie tidak sedikitpun ingin menyentuh lisa. Bahkan jennie berusaha menghindari bayi itu. Jiyong, dara dan jisoo mencoba memaklumi jennie yang mungkin saja belum siap menerima lisa.

Hari demi hari berjalan tanpa perubahan. Jennie masih menghidar, ia sebenarnya mendengar saat lisa menangis meraung-raung meminta hal yang pasti di inginkan bayi, yaitu ASI. Namun jennie menghiraukan itu, bahkan saat dara meminta jennie untuk mengasihi lisa ia tetap tidak mau dengan alasan ia belum bisa menerima dan memberikannya pada lisa.

Keadaan memihak kepada jennie. Ia sudah diperbolehkan lagi untuk bekerja. Tubuhnya sudah kembali normal setelah melahirkan, dan ia meminta ijin kepada appanya untuk bisa kembali bekerja, awalnya jiyong tidak mengijinkannya namun, jennie tetaplah jennie, ia memiliki sifat keras kepala dan setiap keinginannya harus selalu di turuti.

Satu minggu setelah perijinan jennie untuk kembali kerja. Alih-alih bekerja justru jennie tidak pernah melakukan pekerjaannya. Ia seharusnya duduk di kursi kebesarannya sebagai direktur utama, namun seminggu ini ia tidak berada di sana. Melainkan duduk di bangku kemudi, menyusuri setiap jalanan di kota seoul.

Itu kegiatan jennie selama satu minggu, ia menghabiskan waktu untuk berkeliling kota seoul dengan harapan bisa bertemu dengan putrinya. Sebenarnya Jennie merasa bahwa dengan ia duduk di dalam mobil tidak akan membantunya menemukan putrinya, namun sekali lagi jennie tetap jennie ia benar-benar keras kepala.

                             ******

Berbeda dengan jennie yang masih menelusuri jalan. Jisoo justru baru menginjakkan kaki di mansion kim, hari ini cukup lelah bagi si sulung itu. Pasalnya appanya mendadak pergi ke LA dan melimpahkan semua kerjaan di seoul kepada jisoo. Karna yang lebih mengerti di bidang bisnis adalah jisoo, sedangkan jennie lebih menguasai di bidang fashion.

Seperti biasa sesampainya di ruang keluarga, jisoo melihat dara sedang menimang-nimang lisa yang sedang menangis. Akhir-akhir ini lisa terlihat sulit di tenangkan, ia sering sekali menangis, dan ia sering sekali menolak susu formula yang di berikan dara. Dara sebenarnya merasa kasihan dengan lisa, pasalnya di umur lisa yang masih new born kurang baik jika selalu di beri susu formula. Namun harus bagaimana lagi? Putri bungsunya tetap enggan memberika itu pada lisa.

Satu minggu ini jisoo selalu pulang dengan pemandangan yang sama.  Dan kali ini ia merasa bahwa adiknya benar-benar kelewatan. Jisoo berpikir jika jennie tidak mau mengasihi lisa secara langsung, maka berikan saja asi yang telah ia pompa dan masukan ke dalam dot. Namun sayangnya adiknya terlalu egois untuk berfikir ke sana.

"Lagi?" tanya jisoo saat menghampiri dara yang masih sibuk menimang lisa dan sesekali menjejalkan dot isi susu formula itu ke keponakannya.

"Ohh, jisoo. Kau sudah pulang?" ucap dara, ia mengelus pipi anak sulungnya tapi masih dengan keadaan berdiri menenangkan lisa.

Jisoo hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Ia sedang merasa kesal pada adiknya, bagaimana bisa adiknya yang dulu lembut, penyanyang, dan baik. Bisa-bisanya mengabaikan bayi sekecil ini, bukan hanya itu jisoo tau kegiatan jennie saat dia tidak ada di kantor bahkan tidak ke kantor sama sekali. Kali ini ia benar-benar kecewa dengan adiknya, namun jisoo bukan type orang yang kasar saat berbicara apalagi kepada adiknya. Dan hari ini, ia ingin berbicara ada adiknya.

"Sayang, kenapa melamun? Apa kau ada masalah?" tanya dara menghentikan lamunan jisoo.

"Tidak ada. Eoma, apa jennie sudah pulang?" tanya jisoo dengan ekspresi datar.

"Belum. Memangnya kenapa?" tanya dara, ia tau jika jisoo menanyakan jennie sudah pasti ada alasanya. Dulu alasanya jisoo merindukan adiknya, tapi sekarang bukan itu tujuan jisoo menanyakan jennie, ada alasan lain itu semua terlihat dari ekspresii jisoo yang terlihat kesal.

"Aku hanya ingin bicara padanya" jawab dara

Dara merasa takut jika kedua anaknya ini akan berselisih, tapi dara percaya pada jisoo, anak sulungnya itu pandai mengatur emosi bahkan semarah apapun jisoo ia akan tetap berbicara dengan baik.

"Eoma tau apa yang ingin kau katakan. Tapi eoma minta tolong pada mu, berbicaralah dengan baik jangan terbawa emosi, kau paham?"

"Arasso, eoma tau kan? Aku tidak akan seperti itu, meskipun adikku nakal sekalipun" jawab jisoo menenangkan eomanya.

"Terimakasih sayang emang anak yang baik"

Jisoo hanya tersenyum mendengar pujian dari eomanya itu.

"Ahh iya eoma hampir lupa menawarimu makan, kau pasti lap-"

"Tidak perlu eoma, makasih. Tapi jisoo sudah makan sebelum pulang kesini. Sekarang jisoo mau langsung mandi saja, setelah itu jisoo mau menunggu jennie di sini saja" sela jisoo

"Baiklah kalu begitu"

"Nee, eoma. Aku ke kamar dulu"

Hiks.. Hikss..

Langkah jisoo terhenti saat mendengar isakan lisa, meskipun bukan tangisan meronta-ronta tapi isakan lisa mampu membuat jisoo iba. Ia kembali mendekati dara dan lisa ia memandang lisa sembari mengelus pipi lisa, dara hanya melihat apa yang akan di lakukan jisoo

"lisa-ya jangan menangis lagi hmm?, ini waktunya kau tidur. Kau lihat? Ini hampir jam sepuluh malam, tidak ada bayi yang tidur semalam ini, hanya kau. Satu minggu kau selalu tidur semalam ini hm? Ah aku jadi curiga pada eoma" ucap jisoo, ia beralih memandang dara dengan tatapn curiga.

"Apa? Ke.. Kenapa kau menatap eoma seprti itu?!" tanya dara pasalnya ia tidak terima dengan tatapn curiga anaknya.

"Eoma... Kau harus jujur padaku" ucap jisoo dengan nada mengintimidasi

"A..apa? Jujur apa?" tanya dara gemetar padahal ia tidak melakukan kesalahn tapi entah mengapa tatapan intimidasi jisoo mampu membuat dara takut

"Bukan susu yang kau berikan pada lisa kan?" tanya lisa masih dengan tatapan intimidasinya dia mendekatkan dirinya ke dara

Dara tidak menjawab ia hanya menautkan kedua alisnya sebagai tanda tidak mengerti apa yg di ucapkan putrinya

"Kau memberikan itu kepada lisa kan?sampai lisa tidur semalam ini. Ayolah eom lisa bisa insomnia jika kau beri-"

Plak

Dara memukul tangan jisoo,ia tau maksud jisoo.

"Yakk! Jadi kau pikir eoma memberi kopi pada keponakanmu,huh?" ucap dara ia tidak terima di tuduh seperti itu

"Aniyoo eoma, aku hanya becanda" ucap jisoo

"Aishh, kau benar-benar menyebalkan jisoo-ya" ucap dara kesal,

jisoo yang melihat eomanya merajukpun langsung mendekati eomanyaa dan mencium pipi kanan eomanya.

"Maaf, jisoo hanya becanda eoma"

"Aishhh, untung aku sedang menimang lisa, kalu tidak-"

Cup

Jisoo menghentikan ucapn dara dengan kecupan di pipi kananya lagi, ia gemas pada eomanya yang sedang merajuk.

"Aku tidak peduli apapun itu, yang jelas aku menyayangimu eoma, maaf jika aku sering menjahilimu. I love you" ucap jisoo sambil berlari menaiki tangga menuju kamarnya.

"I love you too sayang, jangan berlalri jisoo-ya!  Kau sudah tua" teriak dara yang melihat anaknya berlari sampai tangga atas.

"Kau kebih tua, eoma! Ingat itu" balas jisoo yang masih mendengar ucapan dara.

"Aiash anak itu, sama seperti jiyong. Suka mengecupi pipiku" gumam dara sambil melihat lisa yang sudah terlelap.

                             *****

Sorry ya baru update. Dan sorry juga kalo ceritanya ga nyambung, niatnya mau sekalian ke dialog jisoo ngobrol sama jennie, tapi kayanya kepanjangan dehh.

Kemungkinan double up, tapi ga tau gmna mood, klo mood ya double up klo engga ya.. Paling besok updatenya.

Bahasanya bner ga si double up? Soalnya gw g tau, takut salah.

Yaudh sampe sini ajh dlu ya chapter 003. Kalo suka  vote, kalo kaga yaudah jangann vote. Thankyouu.

Byebye

WishesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang