010

2K 295 15
                                    

JANGAN LUPA VOTE, COMMENT, FOLLOW!

"Jangan lupa berikan surat ini kepada orang tua kalian terutama Appa, karna surat ini adalah undangan untuk merayakan hari Appa sedunia, kalian mengerti?" tanya sonsaengnim.

"Nee, saem" ucap para murid.

"Kalau sudah paham, sekarang kita kemasi buku-buku

Seoul International School, jika kalian pikir SIS hanya menyediakan pendidikan untuk Elementary school (SD), Junior High School, Senior High School, dan university kalian salah. SIS menyediakan pendidikan pasca sekolah atau sering terkenal dengan sebutan Youchiwon atau taman kanak-kanak yang di isi oleh anak-anak yang berumur tiga sampai enam tahun. Dan sekarang disinilah lisa berada. Di umurnya yang tiga tahun tapi super aktif ini membuat keluarga kim memilih untuk mendaftarkan lisa ke pendidikan pasca sekolah itu.

"Hanbin-ah, Apa ayahmu akan datang?" tanya anak laki-laki berumur 4 tahun sambil mengemasi peralatan tulisnya ke dalam tas.

"Eyyy... Hyung-ah Tanpa aku jawab kau sudah tau jawabaannya kan?"

Bobby hanya membalas dengan mengangkat kedua bahunya.

"Seharunya kau tanyakan itu pada lisa" ia berbisik pelan pada bobby sambil memakai ranselnya.

Bobby yang mendengar itu langsung menatap ke arah lisa, ia melihat lisa sedang berkemas memasukan peralatan tulisnya ke dalam tempat pensilnya. Lalu ia berjalan mendekati lisa.

Lisa Pov

"Hari Appa? Lili tidak tau siapa Appa lili, Namanya, wajahnya, bahkan rupanya lili tidak tau. Lili hanya tau Grandpa. Tapi tidak apa-apa lili harus tetap merayakan hari Appa, meskipun lili tidak tau Appa lili, tapi aunty chu dan aunty chipmunk selalu bilang Appa selalu ada di sini, hati lili. Dan apa selalu di sana, di atas langit mengawasi lili"

Aku sekilas memandang langit siang dari celah jendela kelasku saat batinku berbicara tentang Appa yang berada di atas sana.

"Lisa-ya, Apakah lusa Appamu akan datang?"

Pertanyaan itu sukses membuatku mengalihkan pandagan dari langit ke seseorng yang entah sejak kapan sudah berdiri di samping tempat duduk ku.

"Tidak, appa tidak bisa hadir. Ia sedang tidak di sini" jawabku sambil melanjutkan mengemas pensil warna ku ke dalam tempat pensil.

"Memang dia ada di mana?" 

"Dia tidak ada di bumi ini"  

Bukan! bukan aku yang menjawabnya. Suara itu berasal dari anak laki-laki yang menyebalkan. Kini ia berjalan mendekat ke arah mejaku dengan wajah menyebalkannya. Perkataanya membuat aktifitasku terhenti,aku yang mengerti apa yang dia maksud hanya bissa melayangkan tatapan tajamku padanya.

"Maksudmu?" bobby masih tidak mengerti apa yang hanbin katakan. 

"Aku dengar Appa-nya sudah meninggal" 

Sudah ku duga ucapannya akan mengarah ke sana. Iya, Memang appa ku sudah meninggal sejak aku masih dikandungan mommy. Tapi apakah perlu di umbar seperti ini? sudahlah aku tidak perduli.

"lisa-ya, apakah itu benar?"  aku tidak ada niatan untuk menjawab pertanyaanya karna kini aku sedang bergegas melanjutkan kembali aktifitas mengemasku. 

Tidak ada jawabanku membuat anak nakal itu terkekeh. 

"Tidak ada jawaban berarti benar" kekeh hanbin

Aku benar-benar tidak memperdulikan apapun katanya. Kini tinggal memasukan pensil warnaku setelah itu pergi dari tempat ini.

"Oh..., maafkan aku lisa-ya. Aku tidak bermaksud apapun" ucap bobby, aku hanya membalasnya dengan anggukan.

WishesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang