Jangan lupa vote guys!!
Kelambu di sisi jendela berterbangan terhempas angin pagi yang masuk melalui jendela kamar. Foto gadis cantik dengan pigura coklat mengkilap yang membingkai wajah cantik dengan bibir hatinya yang begitu ikonic terpasang manis di sisi lain dinding. Sementara suasana kamar tampak tenang dan terlihat sang pemilik masih asyik melanjutkan mimpinya.
Terik matahari menerpa sebagian tubuh jisoo yang masih betah memeluk guling di kausr empuknya. Ia abaikan kicaukan burung di luar yang seakan memintanya untuk bangun. Namun akirnya ia mulai terusik dan kelopak matanya kini bergerak karna terik matahari. Tangannya terayun untuk mengucek mata kanannya. Jisoo tersadar bahwa hari telah pagi, ia memandang setiap. Sudut ruangan untuk meyakini ini adalah kamar tidurnya. Pasalnya ia terakhir berada di bar dan bertemu dengan top, lalu di paksa pulang oleh pamanya itu.
Setelah ia yakini bahwa ini adalah kamarnya ia masih enggan untuk meninggalkan nyamannya selimut yang kini masih melekat di tubuhnya. Ia menggeliat tidak karuan.
Jisoo akhirnya bangun setelah sedikit meregangkan otot-ototnya yang kaku.
Tiba-tiba ia merasa mual. Ia langsung melangkah menuju kamar mandi, jisoo memuntahkan semua isi perutnya. Ini adalah efek alkohol yang ia minum semalam.Jennie yang sudah berada di depan pintu kamar jisoo merasa terkejut. Saat niatnya menghampiri kamar kakanya itu untuk membangunkan jisoo, tetapi jennie di kejutkan dengan suara kakanya yang sedang memuntahkan sesuatu.
Dengan rasa khawatirnya gadis berpipi mandupun menerobos masuk kamar yang bernuansa ungu itu, pandagannya langsung tertuju ke kamar mandi saat sumber suara jisoo muncul di arah sana.
"Eonii... Apa kau baik- baik saja?" teriak jennie dengan rasa khawatir, ia memijit leher jisoo.
Huekk... Huekk.
Tidak ada balasan dari jisoo ia masih memuntahkan isi perutnya dan jennie masih memijat leher jisoo, ia diam-diam menangis merasa bersalah dengan keadaan kakanya yamg sekarang. Ini semua ulah mulut sialannya, jennie mengutuk dirinya yang telah melukai perasaan kakanya degan ucapannya sendiri.
"Tenanglah.. Aku tidak apa-apa?"
"Tidak apa-apa bagai mana?! Wajah mu pucat unnie, kau muntah-muntah dan ini salahku! " setelah jisoo puas memuntahkan semua isi perutnya, jennie mendudukan jisoo di tepi ranjang.
"Sudahlah aku tidak apa-apa" tolak jisoo saat jennie menyuruhnya bersandar di herdbord kasur.
Namun jennie tetaplah jennie ia keras kepala dan tetap menyuruh jisoo untuk bersandar di haerbord dan tak lupa ia menyelimuti kaki jisoo hanya sampai bagian paha.
"Diam di sini, aku akan mengambil obat pereda mual dan mabuk" tegas jennie, jisoo hanya bisa mengangguk setuju. Ia tidak bisa melawan adiknya, jennie terlihat menyeramkan saat seperti ini.
Tak butuh waktu lama, jennie datang tidak hanya membawa obat tetapi juga bubur dan segelas air putih untuk sarapan kakanya.
"Kau harus makan dulu sebelum minum obat" ucap jennie, ia mengambil bubur itu dan menyuapkannya pada jisoo.
"Aku tidak ingin" tolak jisoo
"Kau harus makan, eoni" paksa jennie yang masih berusaha memasukan sendok berisi bubur itu ke mulut kakanya
"Aku tidak ingin jennie-ah" kesal jisoo ia memalingkan mukany ke arah lain. menjauhkan mulutnya dari sendok yang d paksa masuk ke mulut ya itu.
Jennie berdecak kesal ia menaruh sendoknya dan menatap jisoo dengan tatapn yang tidak bisa di artikan
