[2] Malam itu bahaya

108 6 13
                                    

Sejak rumor itu beredar dimanapun Thor berada aku kerap kali menghindar darinya. Siapapun yang bergosip tentangku bahkan mengomentariku, aku sama sekali tidak mempedulikannya. Lantas cara itulah yang kugunakan untuk menepis dan mengembalikan semuanya seperti semula. Karena itu, justru rumor kedekatanku dengannya sekarang sudah sedikit memudar.

[Bistro Club]

Suara musik dengan ritme super cepat dan menghentak memenuhi ruangan. Lampu sorot warna-warni silih berganti seperti laser di tengah penikmat hiburan dunia malam. Dentaman musik yang begitu kuat getarannya bahkan sampai ke rongga dada. Bagiku bukan lagi hal asing dengan semua ini.

Wajahku sumringah, aku mengenakan crop top hitam, rambut kukuncir dan poni panjang terbelah dua kubiarkan tergerai membingkai wajahku. Lampu laser menyorot kearahku tepat di belakang DJ Booth.

"Selamat malam guys"

Tepuk tangan lautan manusia akhirnya bergemuruh. Tanpa disadari Thor juga berada disitu bersama dua temannya. Aku yang menyadari kehadirannya menoleh ke arah Thor lalu buru-buru mengalihkankan wajahku. Mata Thor menyipit tajam. Ia sedikit kesal karena aku mengabaikannya. 

"Aku yakin kalian sudah tidak sabar" kataku.

"Ok !"

"Are you ready for jump? With DJ. Zoey, check this out! "

Dengan cekatan aku mengutak-ngatik turntable, mengatur RPM dan Headshell. Menggesek piringan hitam yang terpasang hingga membuat efek khusus dan mengatur Volume.

Lalu aku dengan headphone terpasang ditelinga beralih ke mixer dan membuat ritme musik dubstep makin beirama full bass. Semua turut hanyut dalam alunan Dessert oleh Dawin Ft Silento yang diubah ritmis nan keren oleh ku.

Aku ikut meloncat-loncat seakan memberikan semangat pada orang-orang yang tenggelam dalam gerakan liar. Jennie dan Kim merupakan penikmat sesungguhnya. Mereka sesekali tampak mengacungkan kedua jempol kepada ku.

=====

Hari berkemah tiba, setiap akan mengakhiri semester ganjil para mahasiswa akan pergi fun camping. Sampai di lokasi perkemahan instruktur membagi kami dalam tim. Tim ku beranggotakan aku sendiri, Jennie, Alden, Kim, dan Thor. Entah itu dikatakan sebuah kebetulan atau takdir aku bisa satu tim dengannya. Di perkemahan kami sibuk mendirikan tenda.

Karena kami sampai harinya sudah begitu sore, senja telah tenggelam hari pun mulai malam. Hanya suara jangkrik dan gemercik air sungai mengalir yang terdengar. Malam itu, api unggun dinyalakan, kentang, daging, jagung dan bahan bekal yang kami bawa penuh dihadapan kami. Aku sangat menikmati santap makan malam walaupun terasa dingin karena angin yang menerpa.

Selanjutnya apa yang kami lakukan, teman-teman lainnya sudah masuk ke dalam kemah masing-masing. Ditengah perkemahan hanya tersisa beberapa orang yaitu aku, Jennie, Kim, Pimmy, Selen, Thor dan dua temannya.

"Taraaa" Jennie mengeluarkan alat game pendeteksi kebohongan.

"Cerdass" Kim mengacungkan jempol pada Jennie.

"Dari pada bengong mending kita main ini nih, ok?" ujar Jennie.

Jennie dan Kim mampu mencairkan suasana alhasil keduanya membujuk mereka untuk bergabung memainkan game pendeteksi kebohongan. Dua sisi botol cola kosong adalah penentu yang menunjuk orang yang akan di deteksi dalam game. Sisi ujung botol yang akan diberi kesempatan sebagai pemain dan sisi kepala botol sebagai lawan main.

Dengan merekam suara dan sidik jari, alat ini akan meramal lawan main kita berbohong atau tidak. Permainan ini bisa menyatakan pertanyaan maupun penyataan kepada penjawab atau lawan main. Jadi jujur atau tidaknya kalian akan ketahuan.

My Official BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang