[10] Meninggalkan atau Ditinggalkan, Lebih sakit mana ?

25 5 6
                                    

[Flashback]

Phetcaburi International School, 2015

Pembelajaran pada jam pertama belum juga usai. Zoey memandangi deretan angka-angka di papan tulis tanpa minat, kemudian menghela nafas kasar. Entah mengapa matanya menoleh ke arah jendela kelas, saat itu kelas tampak begitu sunyi.

Suasana dingin menyelimuti pagi hari ini. Awan yang masih berkabut dan langit yang masih terlihat begitu sangat kelabu, serta udara yang masih terasa begitu dingin ketika menyentuh kulit.

Sedangkan di balik selasar kelas tampak tenang seorang laki-laki sedang berjalan menuju suatu tempat yang tak disangka adalah kelas di mana juga Zoey berada.

Tok...

Tok...

Ceklek

Seorang remaja laki-laki dengan aura dingin yang dominan baru ingin masuk. Tapi, wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun membuat orang seisi ruang kelas menatapnya dengan raut tak terbaca.

Laki-laki itu setia berdiri di depan pintu yang terbuka, seraya menunggu Bu Aswen mempersilahkannya masuk.

"Ah.. kamu anak baru itu ya mari masuk" ujar Bu Aswen selaku Guru Matematika sekaligus wali kelas mereka.

Begitu Bu Aswen menghampirinya dan membawanya masuk. Zoey kini tengah salah fokus menatap wajah pria itu.

Tanpa mengeluarkan suara, pria yang belum kita ketahui dia siapa mengangguk dan mengikuti Bu Aswen yang berada di depannya.

"Perhatian Semuanya." seru Bu Aswen memberi interupsi, membuat semua siswa-siswi langsung menghentikan aktivitasnya sebentar dan kembali menatap ke arahnya.

"Kali ini, kelas kita kedatangan murid baru. Dia pindahan dari Belanda, ayo sapa kawan-kawanmu" seraya Bu Aswen tersenyum kepada pria itu.

Hening beberapa saat, tidak ada respon.

"Woyyy lo bisu! Barusan Bu Aswen tuh minta lo perkenalin diri bukan diam kaya patung Beruang dasar As*" celetuk Beeru kemudian tertawa.

Sorak tawa mereka serempak memenuhi ruang kelas.

"Sudah, sudah Diam" ucap Bu Aswen menenangkan suasana kelas.

"Selama pagi Teman-teman, aku Hazard Sivakorn" Pria yang sedari tadi terdiam, akhirnya mulai bicara.

"Senang berkenalan dengan kalian" ucapnya datar dengan hawa suram.

Pandangannya jatuh pada Zoey. Dan benar saja, Bu Aswen menawarkannya duduk di bangku tepat di belakangku yang kebetulan kosong. Tanpa tolakan pria itu setuju dan langsung mengambil langkah.

"Karena waktu ibu sudah habis, jadi kalian bisa melanjutkan tugasnya di rumah ya, kita bertemu lagi pada pertemuan selanjutnya" kata Bu Aswen lagi mengingatkan dan diangguki oleh semua siswa.

Setelah selesai mengatakan itu, Bu Aswen pun segera meninggalkan kelas, menuju ke ruang Guru. Sementara Hazard baru saja berlalu mengitari bangku Beeru.

Beeru menatap March sambil menyengir ala kaum pembully sebagai kode seolah mereka sedang merencanakan sesuatu dan March merespon dengan senyum smirk nya yang khas, hingga tak disangka.

Bhhrrukk

Pergerakan kaki March secara halus menyandung langkah kaki Hazard yang berhasil membuat jalannya tidak stabil. Spontan Zoey meraih tubuh Hazard dan mereka berakhir sama-sama terjatuh ke lantai dengan posisi Zoey menimpa tubuhnya.

Zoey mencebikkan bibir dengan nada kesal dan berdiri dibantu oleh Hazard. Zoey benar-banar tidak habis pikir dengan tingkah empat cowok yang bergelak tawa mengelilinginya berdua.

My Official BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang