[12] Pertaruhan

11 1 0
                                    

"Kamu menikmati hidupmu?"

Sekarang Zard menatap lekat dan sorot mata yang terlihat butuh jawaban atas pertanyaannya barusan.

"To--tolong jangan begini" ucap Zoey.

Dengan cepat Zard lebih dulu menangkup wajahnya untuk mensejajarkan pandangan mereka. Bibir Zoey langsung bungkam ketika pria itu membuat Zoey merasakan cengkraman di dagunya semakin erat.

"Zoey--"

"Kamu tidak menganggapku ada sama sekali"

"Kamu bahkan berani meninggalkan aku, padahal saat itu situasiku sangat terpuruk"

"Namun, selama ini aku sudah bersusah payah untuk bisa dekat lagi denganmu"

"Ini menarik bukan?"

"Sekarang waktunya mengembalikan keadaan seperti semula"

"Zard aku sudah salah" Zoey menatap Zard begitu dalam dan sama sekali tak gentar.

"Aku pernah memanusiakan seseorang yang ternyata iblis" pikiran Zard berkelebat liar ketika kalimat itu melongos keluar dari mulut gadis yang dirindukannya itu.

Kemudian Zard memberi jawaban yang tak kalah menohok selain terkesan hampa dan kosong.

"Kamu tak tahu betapa aku mencintaimu"

"Itu artinya aku manusia"

"Atas dasar apa kamu menculik dan berkata sesuka hati begitu"

"Karena kamu sudah menghianatiku!" sahut Zard mengintimidasi.

"Mengingat hubungan di masa lalu, hatiku merasa tidak adil"

"Maka mulai hari ini, kita perbaiki hubungan kita"

"Bukankah pantas aku mendapatkan gadis yang kucintai kembali"

"Zoey katakan--"

"Apa salahnya hm!?"

"Saat kamu menculik orang yang kamu cintai, itu bukan cinta tetapi tindak kriminal, Brengsek" desis Zoey dan sebuah senyum sinis keluar dari bibir Zoey.

Baru ketika Zard bergerak mendekat, lalu melepaskan jeratan tali pada tangan Zoey. Ia tidak tahu apa yang diinginkan Zard, sesaat bergeming pria itu berujar tepat disamping telinga Zoey.

"Come on, Zoey" suara Zard memelan.

"Bolehkah aku mencicipi, rasa bibirmu sayang?" suara Zard terasa begitu dekat menyeruak indra pendengaran Zoey dan terlihat jelas Zoey mengernyit tidak suka.

Zoey reflek menggigit telinga kiri Zard hingga membekas kontras dengan kulit. Zoey tidak membiarkan hal itu. Awas saja sampai pria itu dengan beraninya menyentuh bibirnya.

"Shit!" Zard merintih kesakitan.

Karenanya Zoey langsung bergerak antisipasi. Ia dengan berani menendang Zard dengan keras. Zoey kemudian berlalu cepat pergi dari hadapan Zard.

Menyadari Zoey berusaha kabur. Pria itu segera bangkit dan menarik tangannya, membuat gadis itu tertatih berjalan. Kemudian Zard menghimpitnya ke tembok.

Seakan-akan kemarahan dan kebencian itu telah menggebu-gebu.

Zoey menunduk lalu terkekeh. Tangan kekar Zard terasa begitu dingin mencengkram bagian belakang lehernya dengan kuat.

Zoey mendongak menantang tajam mata hitam kecoklatan Zard.
Terasa menyesakkan. Dengan rasa takut yang menjalar. Napas gadis itu terdengar naik turun tidak teratur.

"Lepas!"

Sontak gadis itu kembali meronta. Pria itu menatap Zoey dengan satu tangannya yang bebas terkepal disamping wajahnya. Seakan menumpahkan rasa kesal dan entah rasa apa yang juga tidak bisa disebut dendam.

My Official BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang