𝟎𝟔 | 𝐈𝐤𝐮𝐭 𝐂𝐚𝐦𝐩𝐮𝐫

700 108 7
                                    

Joshua paham dengan jelas.

Orangtuanya hanya ingin Joshua didampingi istri yang 'pantas' dalam pandangan keluarganya.

Cantik, cerdas, berasal dari keluarga terhormat. Standar calon istri yang dibuat orangtuanya untuk Joshua.

Jika ia memberitahu mereka mengenai Jihyo yang sudah jelas tidak memenuhi ekspetasi mereka, tentunya mereka akan menyingkirkannya dengan cara apapun.

Daripada cintanya dilukai, ia lebih pilih menikahi gadis pilihan orangtuanya.

"Sooya, kau tau itu hanya memperburuk keadaan dan membuat kita semakin susah membatalkan perjodohan ini."

Yang dikatakan Joshua tidak salah.

Namun, ada satu cara agar perjodohan bodoh ini dibatalkan.

"Apa kau lupa bahwa aku ini anak kesayangan keluargaku?" Tanya Jisoo dengan sudut mulut yang mulai terangkat.

Joshua memiringkan kepalanya, tak begitu paham dengan maksud ucapan Jisoo.

"Jika kau tidak bisa, maka aku yang akan mengaku sudah punya kekasih."

"Tapi kau tidak mempunyai kekasih.." Kata Joshua.

Jisoo mengedipkan matanya sebelah. "Jaman sekarang ini, apa sih yang tidak bisa diselesaikan dengan uang?"

Tanpa diberitahu Joshua tahu apa maksud Jisoo. "Kau akan membayar orang untuk berperan sebagai kekasihmu..?"

"Yap— pintar. Bukankah itu lebih mudah?"

Joshua diam untuk beberapa saat. "Tetap saja. Orangtua-mu ingin kau menikah, dengan kata lain— Mereka hanya akan membuatmu menikahi kekasih bayaranmu itu."

Jisoo terdiam. Benar-benar berpikir keras.

"Bukankah lebih baik kau menikahiku?" Tanya Joshua menatap Jisoo dalam.

Ucapan Joshua dibalas tatapan ngeri dari Jisoo. "Kau tidak berencana membuatku dibunuh kekasihmu itu, kan." Jawab Jisoo bercanda.

Lagi-lagi Joshua hanya menghela napas sambil tertawa pelan. "Lebih sulit dari yang kukira.." Gumamnya.

"Aku ingin ke toilet sebentar," Imbuh Jisoo langsung meninggalkan Joshua dan menuju toilet. Ntahlah, ia ingin mencuci mukanya dan menjernihkan pikirannya.

Mencari solusi baru.

Jisoo menatap pantulan dirinya di cermin. Ia terlihat lebih lelah dari biasanya.

"—whatever. I dont care about his personality."

Jisoo menoleh kearah pintu masuk toilet. Seorang wanita cantik dengan pakai yang lumayan terbuka masuk.

Ia sedang dalam pembicaraan di telepon.

"Orang luar?" Batin Jisoo tak yakin. Ia mendengar wanita ini baru saja berbicara dengan bahasa inggris. Apa ia blasteran?

Wajahnya sama sekali tidak menunjukkan bahwa ia blaster.

"Aku hanya butuh uangnya. Jika aku selesai have fun dengannya, aku ceraikan— end of the game."

Jisoo diam-diam menyimak pembicaraan wanita tersebut selagi ia memoles ulang make-up nya. Dilihat dari ucapannya, sepertinya wanita tersebut adalah wanita matre.

"—Uang dan harta. Bukahkan itu cukup? Hahaha.." Tawanya tak berdosa. "Jika dia jago di ranjang, mungkin aku akan bermain lebih lama dengannya," Lanjutnya tersenyum miring.

Memang tidak sopan mendengar pembicaraan oranglain, hanya saja Jisoo tidak bisa alias susah untuk tidak mendengarkannya.

Karena tak sanggup mendengar lebih lama, Jisoo langsung mempercepat kegiatannya dan bergegas keluar dari kamar mandi.

𝐌𝐲 𝐂𝐨𝐥𝐝 𝐋𝐞𝐜𝐭𝐮𝐫𝐞𝐫 𝐢𝐬 𝐌𝐲 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang