Hae in mengantarku pulang. Seperti biasa, dalam perjalanan tidak ada yang membuka suara, hanya suara musik klasik di mobilnya saja yang mengisi kesunyian diantara ku dan dia.Setelah mengingatkanku untuk tidak menaruh perasaan padanya, aku tidak ada niat sama sekali untuk berbicara. Mood-ku benar-benar hancur.
Malam ini sungguh hari yang melelahkan.
+x+x+x+x+
"APAA?! MENIKAH?!!"
"Shhtt—!" Jisoo memperingatkan. Untung kantin sedang ramai dan berisik. Jadi teriakan Jennie tak begitu digubris.
Jennie memegang kedua tangan Jisoo dengan tatapan menggemaskan ala baby. "Eonnie, kau bercanda kan? Sekarang tidak April-mop lhoh, tapi mengapa kau membohongiku seperti itu??" Kekeh Jennie berusaha positif thinking.
"Aku serius, besok aku akan menikah dengan dia."
Mendengar ucapan serius Jisoo membuat wajah Jennie menjadi super shok.
"Hik—!" Bahkan saking shoknya Jennie mendadak cegukan. "K-kok mendadak sekali..? Hik—!" Kaget dengan reaksi shok Jennie, Jisoo langsung menyodorkan minumannya dan diteguk langsung juga oleh Jennie.
Akhirnya Jisoo menceritakan semuanya, mengenai Joshua yang ingin menikahinya dan mengenai bagaimana dia bisa menikah dengan Hae in.
Jennie dan Jisoo menghela napas pasrah di waktu yang bersamaan.
"Eonnie, padahal kukira kita akan menjomblo bersama."
Jisoo terkekeh. "Mau kucarikan seseorang untukmu?" Tawaran Jisoo hanya dibalas gelengan pelan dari Jennie.
Tiba-tiba Jennie banjir air mata. "Hikss.. Eonniee..! Jangan lupakan aku setelah kau menikah nantii..!" Isak Jennie yang rupanya masih belum sanggup melepas sahabatnya tersebut.
Tangan Jisoo mengelus puncak kepala Jennie dengan gemas. "Mana mungkin aku bisa melupakan sahabatku yang paling menggemaskan ini."
"Lagipula aku tidak akan kemana-kemana. Kau tidak berpikir bahwa aku akan berhenti kuliah hanya karena sudah menikah, kan?"
Jennie langsung menggeleng dengan cepat. "Sialan, betapa beruntungnya dosen killer itu. Jika dia berani menyakitimu, katakan saja padaku. Akan kuhabisi dia."
Ucapan Jennie dibalas tawa oleh Jisoo.
"Eonnie, kalau kau sudah bosan dengan suami mu itu, ceraikan saja lalu nikahi aku. Aku siap untuk menggantikannya." Canda Jennie tersenyum lebar menampakkan gummy smile nya.
—————–—— –•
"Ibu sudah lihat, gaun pernikahan yang kau pilih."
"Itu Hae in yang pilih," Koreksi Jisoo sambil menemani Ibunya memilih perhiasan di mall.
Dengan senyum semringah, Ibunya menyenggol Jisoo pelan. "Eihh, suamimu itu perhatian sekali." Goda Ibunya.
Jisoo hanya tertawa canggung merespon ucapan Ibunya.
"Daripada kau menemani Ibu, lebih baik kau telpon suami mu itu. Berkencanlah dengan suamimu itu." Suruh Ibunya antusias.
"Calon suamiku pasti sibuk, bu." Tolak Jisoo.
"Ayolah, kau belum mencoba bagaimana kau tau."
Dengan ragu, Jisoo mengeluarkan ponselnya dan mencari nama Hae in di kontaknya. Melihat Ibunya yang sungguh antusias dengan kisah percintaan putrinya membuat Jisoo susah untuk menolak lebih lanjut.
📞 Calling Hae in <3 .........
Tak butuh waktu lama, dering kedua telpon sudah diangkat oleh pemilik suara berat tersebut.
"Halo."
"H-halo.." Tanpa sadar Jisoo menjadi gugup. Ia tak menyangka panggilannya akan diangkat oleh Hae in.
"Ada apa?" Tanya Hae in langsung ke intinya.
Melihat ekspresi Ibunya membuat Jisoo mau tak mau benar-benar harus mengajak Hae in untuk berkencan.
"Apa kau sibuk..? Mungkin hari ini kau mau jalan-jalan denganku? Di mall?"
Ajakan Jisoo menghasilkan kesunyian. Butuh waktu beberapa detik sampai Hae in menjawab. "Ok." Setelah itu panggilan dimatikan sepihak oleh Hae in.
Ok? Apa maksudnya dia akan datang? Bingung Jisoo dengan wajah yang mulai memerah senang.
Ibunya menyuruh Jisoo bersenang-senang dengan Hae in, jadi ia diusir dari menemani Ibunya. Sekarang Jisoo berada di toko Dior sambil menunggu kedatangan Hae in.
Ting—!
Sebuah pesan masuk berbunyi. Jisoo langsung mengecek ponselnya. Hae in..
Setelah membaca pesan tersebut, Jisoo langsung berbalik. Tak bisa menyembunyikan rasa senangnya, Jisoo tersenyum lebar melihat calon suaminya tersebut.
📩 Hae in <3
Aku dibelakangmu.Disaat Jisoo berjalan mendatangi Hae in, tiba-tiba seoarang wanita dengan penampilan yang seksi mendekati Hae in.
Langkah Jisoo terhenti.
Itu wanita yang hampir dinikahi Hae in... Pikir Jisoo mengingat pertemuannya di restoran saat itu.
Pandangan Hae in tetap lurus kedepan mengarah pada Jisoo yang mematung. Menghiraukan wanita disebelahnya yang tengah marah-marah, Hae in berjalan mendekati Jisoo.
"Kenapa kau berhenti?" Tanya Hae in ketika berada tepat di hadapan Jisoo.
Jisoo terlonjak kaget. Sejak kapan Hae in berada sedekat ini dengannya. Perhatiannya terlalu terfokus kan pada wanita itu.
Seperti dugaan, wanita itu mendekati Hae in lagi.
"Oh my gosh. Jadi dia alasanmu membatalkan pernikahan kita??" Tanya wanita dengan nama Tiffany tersebut. "Jadi seleramu yang sepertinya," Tiffany melirik Jisoo dengan tatapan menilai. "Pikirkan sekali lagi, bukankah aku lebih menarik?"
Tak suka mendengar Hae in diinginkan wanita dihadapannya tersebut, membuat Jisoo tanpa sadar mengambil tangan Hae in. "Terlambat. Dia sudah jadi milikku." Ucap Jisoo menggenggam erat tangan Hae in.
Hae in melirik Jisoo yang terlihat sangat kesal. Ia membiarkan Jisoo menggunakannya untuk mengusir Tiffany.
"Besok. Datang ke pernikahanku dan Hae in besok."
Wajah Tiffany menjadi kusut. Merasa sia-sia membujuk Hae in yang rupanya akan menikahi wanita ini besok, membuat Tiffany langsung pergi dengan rasa malu.
Jisoo tersenyum puas. Ia menyenderkan kepalanya di lengan berotot Hae in. "Syukurlah dia sudah pergi."
Hae in hanya diam membiarkan Jisoo bersantai di lengannya. Tak lupa tangan mereka yang masih saling menggenggam.
"Kau cemburu?" Tanya Hae in.
Jisoo mengangguk pelan kemudian menatap Hae in dengan cemberut. "Kau terlalu tampan.."
Tanpa sadar Hae in tersenyum.
"OH—" Merasa disadarkan oleh senyuman Hae in, membuat Jisoo langsung melepas genggaman tangannya dan bangun dari senderannya. "M-maaf."
Grab.
Hae in mengambil kembali tangan Jisoo, mengaitkan jari-jari Jisoo dengan miliknya. "Aku ingin kita tetap seperti ini.."
Wajah Jisoo memanas. Ini Hae in, kan??
Vote nya jan lupa <3
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐂𝐨𝐥𝐝 𝐋𝐞𝐜𝐭𝐮𝐫𝐞𝐫 𝐢𝐬 𝐌𝐲 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 ✨
Fanfiction[END HALFWAY] Menikahi Dosen dingin yang dipuja oleh gadis-gadis di kampus membuat Jisoo memutuskan untuk merahasiakan pernikahannya dengan Hae in. Sifat Jisoo yang sangat bertolak belakang dengan Hae in membuatnya beberapa kali lelah dengan perlak...