"Banyak wanita lain, tapi kenapa harus wanita seperti itu?? Jelas-jelas dia hanya ingin memoroti uangmu..!" Cibir Jisoo masih keukeuh.
Hae in memijat pangkal hidungnya sedikit emosi.
"Aku tidak peduli. Terserah apa yang ingin ia lakukan." Persetan dengan apa yang akan Tiffany lakukan padanya— Uangnya juga tidak akan habis.
Yang terpenting baginya sekarang, ia sudah menemui wanita yang akan menjadi istrinya. Ayolah, Hae in hanya ingin menikah agar permintaan ibunya terpenuhi.
Jisoo berdecak sebal. Kesal dengan ketidak acuhan Hae in.
Mata Hae in menatap Jisoo intens. Mengapa dia begitu peduli? Batinnya heran. Merepotkan.
"..Tidak bisakah kau mempertimbangkannya lagi?" Bujuk Jisoo yang rupanya masih belum putus asa dalam upayanya membuat Hae in tidak bersama Tiffany.
"Aku harus menikah." Demi Ibuku..
"Tidak dengannya..!" Tolak Jisoo langsung.
"Hah.. Dengar, pernikahan ini hanya formalitas. Tidak melibatkan perasaan. Sebab itu, aku tidak peduli apapun yang akan ia perbuat kelak. Karena aku hanya membutuhkan seorang istri." Jelas Hae in. Ia tidak pernah mencoba menjelaskan sepanjang ini.
Seketika Jisoo terdiam. Teringat ucapan Joshua. Ia juga harus menikah dengan sahabatnya tersebut karena ia tidak mempunyai pilihan lain. Mungkin ini adalah kesempatannya untuk membantu Joshua— dan tentunya dirinya juga.
Joshua bisa happy ending dengan Jihyo, dan aku? Tidak perlu menikah dalam jangka waktu panjang.
Ya, aku akan menawarkan pernikahan kontrak.
"Kau hanya perlu seorang istri, kan?" Tanya Jisoo memastikan.
Hae in hanya mengangguk.
"K-kebetulan aku juga lagi membutuhkan suami." Ujar Jisoo menatap Hae in antusias.
Tatapan antusias Jisoo hanya dibalas ngernyitan oleh Hae in. "Apa hubungannya denganku?" Tanya Hae in datar.
"Jadi begini.." Jisoo menarik napas dalam. Menyiapkan mental untuk melanjutkan ucapannya. "B-bukankah kau lebih baik bersamaku? M-maksudku orangtuaku juga ingin aku menikah. Setidaknya kita bisa berakting sebagai pasangan dengan tujuan formalitas."
Hae in diam untuk sejenak kemudian mengangguk. "Dengan kesimpulan, jika kita menikah, itu hanya status. Dan masing-masing tetap melakukan hal pribadinya tanpa campur tangan pihak pasangan."
Jisoo paham maksud Hae in. Mereka menikah namun itu hanya diatas surat. Diluar itu, mereka hanya sebatas rekan rencana ini.
•>>
Di Kediaman Jung,
"Apa yang terjadi?? Ibu dengar kau menolak Tiffany..!" Sembur Ibunya heran karena mengira ia sudah memilih calon istri terbaik untuk putranya. "Apa dia kurang cantik??"
Hae in yang baru pulang sudah disambut dengan semburan pertanyaan Ibunya.
"Aku menolak karena aku telah menemukan pilihanku." Balas Hae in seadanya.
"Kau punya kekasih, nak??"
Hae in diam. Berpikir sebentar, kemudian mengiyakan pertanyaan ibunya. Anggap saja ia menikahi kekasihnya agar Ibunya berhenti bertanya.
"Kenalkan Ibu padanya. Tidak, tidak, sebaiknya kita langsung bertemu keluarganya sekalian."
-•>>>
Jisoo Pov
Bagaimana aku bisa berada di situasi ini..?
Keaadaan macam apa ini..?
Sekitar satu jam yang lalu, aku ditelpon oleh ayah untuk datang ke sebuah restoran yang biasanya sering ia kunjungi.
Dengan polosnya aku datang karena mengira ayah mungkin mengajakku makan.
Tapi apa?? Lihat..!
Ayahku rupanya menjebakku. Ayah dan Ibu rupanya sedang bercengkrama dengan Ibu Hae in. Yang lebih parahnya lagi, mereka sedang menentukan tanggal pasti pernikahanku dengan Hae in.
Atas dasar izin siapa mereka menentukannya tanpa persetujuanku...!!!
Hae in mana? Aku harus membahas 4 mata dengannya tentang pernikahan kontrak. Apa dia masih mengajar sekarang?
"Aku tidak pernah menyangka pilihan Hae in secantik dan sebaikmu, sayang." Ibu Hae in menatapku penuh kasih sayang.maku jadi tidak tega jika ia tahu hubunganku dengan Hae in hanya lakon.
"Aku juga tidak menyangka, pilihan Jisoo setampan dan sesopan putramu, Ye Ji." Balas Ibu membanggakan balik Hae in.
Siapa sangka rupanya ayahku adalah rival perusahaan Ibu hae in. Mereka bahkan sudah membuat perjanjian kerjasama perusahaan setelah aku menikah. Luarbiasa.
Sekarang akan semakin sulit untuk menolak pernikahan ini.
Aku yang mengajak Hae in untuk menikah, tapi aku sendiri yang ragu. Aku hanya berpikir, bahwa aku terlalu muda untuk menikah.
Hae in tampan, cerdas, kaya, tegas, mempunyai pemikiran yang luas. Dia sempurna— selain sifat dinginnya. Bukankah dia benar-benar definisi calon suami yang diidamkan?
Tentu saja tidak ada alasan bagiku untuk membatalkan pernikahan ini..
Hanya saja Hae in dengan jelas memberitahu bahwa ia tidak mau terlibat perasaan dan hanya berfokus masing-masing dengan hal pribadinya.
...Bagaimana jika aku terlibat perasaan dengannya?
Selagi orangtuaku dan Ibu Hae in berbincang, suara pintu terbuka membuat seisi ruangan menoleh bersamaan,
"Maaf aku telat."
Sosok yang dinantikan alhirnya muncul. Hae in datang dengan membawa 2 bungkus hadiah (?) Yang langsung ia berikan pada orangtuaku.
Mataku bertemu dengan mata Hae in. Ia tersenyum padaku. Wah.. Aktingnya.
Ibu menatapku sambil tersenyum bangga dan tak menyangka. Sudah jelas ia akan bertanya dimana aku menemukan modelan Hae in seperti ini.
"Omo~ Kau tidak perlu repot menantuku. Aku tidak tahu dimana Jisoo menemukanmu, tapi terimakasih telah memilihnya." Ucap Ibu yang kuyakini sudah jatuh hati pada sosok Hae in.
"Justru aku yang berterima kasih karena Jisoo telah memlilihku."
Ibu dan ayah tersenyum. Mereka benar-benar suka dengan Hae in.
•
•
•"Apa??!" Aku terlonjak kaget. "Kau bercanda, kan??"
"Tidak sama sekali." Jawab Hae in yang nyaris membuatku terjatuh lemas jika saja tanganku tidak bertumpu di gagang tangga ini.
Mata Hae in datar menatapku yang mulai pucat. "Kita hanya perlu menikah diatas surat."
Iya aku tau, aku tau. Hanya saja ini terlalu mendadak.
"Aku akan menjemputmu besok untuk membawamu fitting dress gaun perhikahan."
"H-hey..! Pernikahanku ini 3 hari lagi..! Apa itu masuk akal??"
"Pernikahan kita." Koreksi Hae in yang membuatku ingin mencubit pipinya tersebut.
ASTAGA. Apa aku benar-benar akan menikah?? Maksudku 3 hari lagi?!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐂𝐨𝐥𝐝 𝐋𝐞𝐜𝐭𝐮𝐫𝐞𝐫 𝐢𝐬 𝐌𝐲 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 ✨
Fiksi Penggemar[END HALFWAY] Menikahi Dosen dingin yang dipuja oleh gadis-gadis di kampus membuat Jisoo memutuskan untuk merahasiakan pernikahannya dengan Hae in. Sifat Jisoo yang sangat bertolak belakang dengan Hae in membuatnya beberapa kali lelah dengan perlak...