1 : Hypnosis Mic Illegal

121 9 3
                                    

Malam yang berawan seolah-olah akan turun hujan kala angin kuat menerpa tubuh mereka yang bersitegang di pelabuhan Yokohama ini. Mereka bertiga berpegang keyakinan dengan mic yang tergenggam erat di tangan mereka menghadapi lima bajingan yang seharian penuh mengacaukan kota pelabuhan ini.

"Mau lari ke mana lagi kalian?"

"Ayo kita selesaikan semuanya di sini."

"Gue bakal kirim kalian semua ke kuburan!"

Lima bajingan itu masing-masing ikut mempersiapkan micnya, siap menerima serangan dari Mad Trigger Crew. Tentu saja mic mereka ilegal.

"Kirim saja kami ke kuburan kalau kalian bisa! Jika bisa, kami akan lebih dulu pergi ke surga dan tak berjumpa dengan kalian di neraka." Pemimpin di antara mereka kini membuka suara, menantang Mad Trigger Crew dengan penuh percaya diri.

"Kalian hati-hati, mic itu sudah mengacaukan puluhan orang sekaligus," ucap Jyuto pelan memperingatkan kedua rekannya.

Samatoki mengernyit. "Hei apa yang kau khawatirkan? Kita ini sepuluh kali lebih kuat dibandingkan para cecunguk itu."

Riou mengepalkan tangan yakin. "Tidak ada salahnya kita mendengarkan ucapan Jyuto. Musuh kita kali ini bukanlah sembarang musuh. Kita harus memulainya sekarang!"

Samatoki membuang rokok di mulutnya dan mulai menyusun lirik demi lirik yang membuat kelima musuh itu sedikit kesakitan dengan lirik yang diterima otak mereka. Jyuto dan Riou ikut menyerang dengan lirik dan irama secara bergantian. Mereka bertiga tidak memberi celah, mereka terus menyerang dengan lirik mematikan hingga keempat musuhnya terhempas menyisakan pemimpin yang masih berdiri walau merasa kesakitan.

"SEKARANG GILIRANKU!" Ia meraih mic lainnya yang ada di saku jaket kulitnya.

Sebelum Mad Trigger Crew bersiap dan menyusun lirik kembali, musuhnya sudah menyerang mereka dengan susunan lirik yang sudah dipersiapkan dari awal. Dengan lantang, dengan berani, dengan sedikit sisa tenaga ia menghadapi Mad Trigger Crew sendirian. Hingga ia tak kuat dengan efek mic-nya sendiri dan akhirnya jatuh pingsan seperti anak buahnya.

Senyap sesaat hingga akhirnya terdengar embusan napas Samatoki.

"Semudah ini? Nah Jyuto kubilang juga apa, kekuatan mereka tak sebanding dengan kita. Mereka sama saja seperti serangga." Samatoki tertawa lebar. Ia menyalakan rokok baru dan mengisapnya nikmat. Ah, tidak ada hal yang lebih menyenangkan selain mengisap tembakau di detik akhir kemenangan mereka.

Jyuto tak percaya musuhnya begitu mudah dikalahkan. Pria berumur 29 tahun itu membenarkan letak kacamatanya. "Ya ampun, benar-benar tidak bisa dipercaya. Kenapa bisa orang selemah ini menyebabkan gangguan pada banyak orang? Dalam satu hari mereka sudah mengacaukan satu kota. Sungguh merepotkan."

"Kita sudah bekerja keras hari ini. Bagaimana jika kita merayakannya dengan makan di kamp?" tanya Riou dengan senyum lebar mengambang di wajahnya yang membuat Samatoki dan Jyuto saling bertatapan, merasa keberatan tetapi tidak bisa menolaknya.

Pikir mereka masalah ini sudah berakhir. Perlahan namun pasti, liriknya mengeluarkan efek beberapa saat kemudian membuat Samatoki, Jyuto, dan Riou merasakan dengung di kepala masing-masing. Sangat pusing sampai rasanya ingin pecah.

"Sial, apaan ini?!" Tumpuan kaki Samatoki oleng. Ia menjambak rambut putihnya untuk mengalihkan rasa sakitnya, tapi percuma. Semuanya tak berpengaruh.

Jyuto lebih dulu tumbang sebelum ia bereaksi. Sedangkan Riou berlutut dan mengerang memegangi kepalanya hingga akhirnya ia pingsan tak kuat menahan reaksi yang begitu menyakitkan.

Samatoki yang masih tersadar sudah tak kuat, rokoknya yang tergigit karena kesakitan sudah telepas dari bibirnya. Percuma ia mengalihkan rasa sakitnya. Pada akhirnya ia pingsan menyusul kedua rekannya.

Musuh mereka memanglah lemah, tapi efek mic yang mereka timbulkan sangatlah fatal.

Pertarungan mereka bertiga dengan kelima musuhnya berakhir seri. Tidak ada pemenang, yang ada hanyalah kekalahan.

To be continued...

.
.
.

Selesai ditulis : 2 Februari 2022
Dipublikasikan : 21 Agustus 2022

Kenapa Kita Di Sini?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang