Nu ingin Hia

1.6K 184 3
                                    

***
.
.
.
.
.


     Sorenya, Zee pulang dengan tubuh letih karena banyaknya pesanan yang harus ia antar tepat waktu, terlebih di jam makan siang pelayanan jasa antar makanan lebih banyak dibutuhkan dari jam jam biasa. Beberapa kali ia melakukan peregangan sederhana sambil berjalan ditangga menuju kamar condominium. Tapi  ketika sampai dianak tangga teratas lantai 4 tempat dimana unitnya berada ia dikejutkan oleh sosok wanita yang sangat dikenalnya.




"M-mae?[*]". Zee memastikan, dan benar saja, wanita dengan surai bob itu menoleh. Masih tak percaya, sambil berjalan mendekat Zee memandangi ibunya dari ujung kaki hingga kepala. "Mae kenapa ada disini?".




"Memangnya tidak boleh? Mae merindukanmu, nak".




"T-tapi, seharusnya Mae menelpon atau setidaknya kirim pesan padaku".




"Bukankah anak muda sepertimu lebih suka kejutan?".




Matilah kau Zee Pruk Panich. Jika disituasi biasa mungkin ia akan senang dengan kedatangan sang ibu, tapi saat ini. Dibalik pintu masuk rumah kecil dengan satu kamar didalamnya itu Zee menyimpan rahasia, Nunew.



"Kau tak membiarkan Mae masuk?".




Zee mengangguk salah tingkah, dalam benaknya kini ia mencari alasan yang tepat soal Nunew. Seperti adegan slow motion, Zee merogoh kunci di saku celananya dan membuka kunci. Mempersilahkan sang ibu masuk terlebih dulu.




"Hiaaa? Selamat dataaanggg!".




Tamat riwayatmu Zee!



Sang ibu menatap Nunew yang hanya menggunakan celana pendek serta kaos tanpa lengan, dan bandana telinga kelincinya dari atas kebawah. Sedangkan yang ditatap hanya mengerjap polos memandangi dua manusia dihadapannya secara bergantian.




"M-mae, kenalkan, namanya Nunew, dia-".




"Sawadee khrub,[**] mae". Dengan sangat manis, Nunew menyatukan kedua telapak tangannya di depan lalu membungkuk hormat membuat ibu Zee ikut mengangguk dalam mode masih bingungnya. Zee sendiri dibuat spechless dengan bocah ajaib itu. Darimana dia mempelajari cara memberi hormat pada orang tua? Seingatnya ia belum sempat mengajari tata krama apapun.




"Pruk Panich bisa jelaskan siapa ini?".




"D-dia...".




"Nunew relasinya hia".



Kedua manusia itu dibuat menoleh bingung pada Nunew yang masih tersenyum manis.



"Relasi? Apa maksudnya?".




"Maksudnya teman, mae, dia temanku...eum kekasihnya Net mereka sedang bertengkar dan tadi pagi Nunew kerumahku untuk menenangkan diri". Zee berjalan menghampiri Nunew dengan gugup, meraih pergelangan tangan kecilnya. "Baiklah Nunew, sudah waktunya pulang, aku akan mengantarmu ke tempat Net, ayo".




"Nat? Siap-". Belum sempat Nunew bertanya, mulutnya dibekap paksa oleh Zee lantas menyeretnya keluar.




"Mae tunggulah, aku tak lama!". Teriak Zee dari luar.




A cute boy called Nu [ ZeeNuNew ] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang