heartless man

1.2K 150 6
                                    

***
.
.
.
.
.









"sawadee khun Zee khab", semua staff yang menghadiri pesta penyambutan kecil di sebuah restaurant tak jauh dari perusahaan tempat Zee bekerja berdiri memberi hormat terkecuali Net yang hanya menatapnya terkejut, ia tak menyangka Zee datang padahal tadi siang Zee mengatakan dirinya harus lembur. Setelah selesai mereka kembali duduk di tempat semula untuk melanjutkan sesi makan sambil mengobrol yang tentunya Zee persilahkan, ia tak mau mereka merasa canggung karena kedatangannya yang begitu mendadak.




"Benar-benar kejutan", guman Net yang duduk tepat di sebelah Zee.




"Aku juga rindu duduk di sebelah temanku sambil menikmati beer dimalam hari", Zee tersenyum kecil menatap Net sambil membuka sebuah botol beer lalu menuangkan ke gelas Net yang isinya sisa setengah. Mereka tersenyum bersama setelah sekian lama, rasanya seperti kembali ke masa lalu.



"Khun Zee mau pesan apa, biar aku yang pesankan". Zee menoleh, selisih satu bangku dari sebelahnya ada seorang perempuan bertubuh mungil tersenyum padanya sambil menyodorkan buku menu namanya Nam, sekertaris Zee.



"Pesankan apa saja Nam aku bukan orang pemilih soal makanan". Nam mengangguk sambil tersenyum kecil, kedua pipinya merona dan seorang wanita di sebelah Nam langsung berbisik sambil terkikik geli, tentu itu tak luput dari pandangan Net. "Khab khun Zee" jawab Nam.




Pesta kecil malam itu terasa ramai meski hanya beberapa orang, Zee pun berbaur cukup baik bersama  yang lain, sesekali melempar candaan yang dibalas tawa dan canda oleh semua, sedikit bercerita tentang persahabatan antara ZeeNet adalah topik paling menarik sekarang. Bagaimana setia kawannya seorang Net Sirapop dan bagaimana nelangsanya kehidupan universitas Zee yang sempat tertunda satu semester Zee tak sungkan bercerita karena itu adalah pengalaman yang mungkin saja dapat memotivasi orang lain untuk tak menyerah meski dalam situasi sulit. Sekali lagi, pujian kagum para staff ter arah padanya, tak jarang pula Nam mencuri pandang pada Zee yang kini setengah mabuk, wanita itu bahkan menawarkan bantuan untuk mengantar Zee pulang. Kalau boleh jujur Net paham apa maksud Nam, ia tertarik pada Zee. Net merasa mungkin ini kesempatan tepat siapa tau Nam adalah wanita yang cocok untuk Zee, mungkin juga Nam bisa membantu Zee membuka hatinya kembali, jadi ketika Zee menolak ia beralasan itu ide yang bagus jika Nam ingin mengantarkannya pulang karena malam ini Net diminta sang ayah pulang.






***





Waktu menunjukan pukul sepuluh malam ketika Zee sampai pada Unit condo tempat ia dan Net tinggal, dibantu oleh Nam yang memapah Zee hingga lantai delapan. Kepala Zee berdenyut cukup kuat, ia tak ingat minum berapa gelas beer tadi hingga membuatnya berjalan sempoyongan. Setelah masuk keduanya ambruk di sofa terdekat, dengan telaten Nam membantu Zee membuka sepatu dan jas yang ia gunakan. "Khun Zee butuh sesuatu?", Perlahan Nam mengendurkan dasi yang terlihat mencekik leher laki-laki itu.




"Kurasa tidak, kau bisa pulang Nam aku tak apa", Zee mencoba kembali pada kesadarannya namun ia merasa sebuah tangan tengah meraba tubuh bagian dadanya yang ternyata sudah tak terhalang kemeja. Zee menatap Nam, wanita itu terfokus pada apa yang ia sentuh, matanya menatap penuh kagum pada tubuh Zee. "Apa yang kau lakukan?"




Nam tersadar lalu menarik tangan yang tadi ia gunakan meraba tubuh Zee, "M-maaf Khun Zee", cicitnya, tak berani membalas tatapan Zee. Tapi diluar perkiraan wanita itu, tiba-tiba Zee menyambar bibir Nam untuk dipagut, terkesan buru-buru dan bernafsu hingga Nam kualahan mengimbangi permainan sang atasan. Dari duduk hingga kini Nam terbaring didalam kungkungan Zee tanpa melepas pagutannya, sebelah tangan Zee mulai meraba setiap tubuh Nam hingga masuk kedalam rok mini wanita itu. "Eeunghh k-khun", desah Nam ketika jari tengah Zee berhasil menyentuh titik sensitifnya dibawah sana, tapi tak berlangsung lama jari yang tadi bergerak keluar masuk itu terhenti lalu dengan secepat kilat Zee bangkit dan menjauh. Nam yang kebingungan hanya bisa menatap Zee penuh tanya.





"Kh-khotod".




"Khun? Ada apa? A-apa aku berbuat kesalahan?" Nam mencoba kembali mendekati Zee tapi laki-laki itu segera berdiri dengan wajah terpaling.




"Nam, kurasa kau harus pulang, ini sudah malam".




"Apa? T-tapi"




"Nam, maaf aku tak bisa, hatiku sudah tak ada bersamaku", dengan itu Nam mengerti penolakan Zee, dengan rasa malu ia membenahi diri lalu pergi sambil membanting pintu sedangkan Zee masih mematung ditempat, ia tak menyangka kenapa tadi justru membayangkan sosok lain, syukurlah karena desahan Nam kesadarannya kembali. "Kenapa, kenapa kau masih muncul sesukamu, sampai kapan aku akan seperti ini", Zee mengusak kasar wajahnya dengan frustasi. "Kau sudah gila Zee, sepertinya kau butuh psikiater".






***





Besok paginya ketika ia sampai diruang kerja, sebuah berkas berisi pengajuan pengunduran diri milik Nam telah ada di meja. Zee merasa bersalah, wanita itu pasti tak memiliki wajah lagi untuk bertemu dengannya, tapi Zee pun tak bisa melakukan apa-apa. Ia bingung apa yang harus dikatakan pada Nam. Pantas saja ketika tadi Zee melewati meja sekertaris, Nam menyapanya sambil menundukkan kepala. Setelah cukup lama berfikir akhirnya Zee mengambil keputusan menandatangani surat itu, tak ada option lain yang lebih baik, jikalau pun Nam bertahan, akan tercipta ketidak nyamanan dalam pekerjaan keduanya. Dalam hati Zee terus mengucap kata maaf sampai surat itu berhasil diproses oleh pihak perusahaan.









-TBC-


DOUBLE UPDATE, HAPPY READING TUKHON 🙏🙏


(Sincerely Ttalgiga 2022)

A cute boy called Nu [ ZeeNuNew ] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang