fate

1.2K 147 7
                                    


***
.
.
.
.
.














Setelah berjalan-jalan mengunjungi beberapa tempat bermain Zee dan Nunew memutuskan untuk pulang karena sekarang waktu telah berganti senja, dengan perasaan bahagia di hati masing-masing mereka berjalan saling menggenggam jemari satu sama lain, sama sekali tak membiarkan celah untuk orang lain masuk diantara keduanya. Di latari oleh lampu-lampu jalan yang mulai menyala ketika gelap, mereka berjalan menyusuri trotoar diantara para pejalan kaki lain yang tengah pulang bekerja, sesekali melempar senyum sambil menatap sang pujaan hati.


"Apa Nu bahagia?" Zee tersenyum menatap Nunew, yang lebih muda mengangguk antusias sambil mengayun tautan jemari mereka.


"Nu bahagia sekali! Bagaimana dengan hia? Apa hia bahagia?"


"Jika Nu bahagia, apa alasanku untuk tak bahagia? Nu adalah sumber kebahagiaanku sekarang", Nunew terkekeh dengan pipi merona sedangkan Zee merasa seperti banyak kupu-kupu yang berterbangan dalam perutnya. Ia lupa tentang risaunya kemarin, tentang betapa takutnya ia kehilangan Nunew. Kini lelaki manis itu miliknya, kesedihan itu menguap tak tersisa lalu digantikan oleh kebahagiaan yang begitu banyak hingga ia sendiri sulit untuk memilih ekspresi apa yang harus ia tunjukkan lebih dulu. "Hia, Nu haus".



Ucapan Nunew mengaburkan lamunannya tentang perasaan. "Ah, Nu mau minum?", Keduanya berhenti berjalan.


"Tunggu disini, aku akan membelikanmu minum, jangan kemana-mana ya", karena mereka masih berada di jalan menuju halte terdekat, tak ada satu pun toko atau cafe, hanya ada mesin penjual minuman di sebrang jalan. Setelah meminta Nu menunggu Zee berlari ke arah tempat penyebrangan karena kebetulan lampu lalu lintas menunjukkan saatnya para penyebrang dibolehkan untuk lewat.



"Hia hati-hati!", Nunew melambai pada Zee yang berjalan sambil menoleh padanya, tak lama kendaraan mulai berlalu lalang kembali, mengalihkan atensi Nunew pada hal di sekelilingnya, cukup lama ia memperhatikan Zee berkutat dengan mesin penjual minuman di sebrang jalan hingga ia mulai bosan berdiri sendiri di pinggir jalan, lantas ketika dilihatnya Zee tengah selesai dan berjalan menuju zebra cross, Nunew ikut mendekat ke pinggir jalan sambil tersenyum.



"Hiaaa", Nunew berlari kecil untuk menghampiri Zee ketika lampu lalu lintas kembali berwarna merah, namun baru beberapa langkah Nunew menyadari ada sebuah mobil yang masih berjalan dengan kecepatan lumayan tinggi, kakinya kelu, terkesima hingga tak dapat bergerak se inchi pun, yang terakhir ia ingat adalah suara Zee yang berteriak menyebut namanya.




"NUNEW!!!".




Suara klakson mobil masih belum berhenti berbunyi ketika tubuh dua itu terpental cukup jauh dari tempat mereka berdiri sebelumnya. Begitu cepat kejadian itu terjadi, dan secepat itu pula timbul kemacetan lalu lintas. Ketika Nunew mulai sadar dari kecelakaan beberapa detik lalu, denyut kepala disertai cairan merah kental mengalir dari pelipisnya akibat benturan keras terasa begitu nyeri. Tapi bukan itu yang ia pedulikan, melainkan sosok Zee yang tergeletak dengan tubuh mengejang tak jauh darinya. Kondisinya pun tak jauh berbeda.






"Hiaaa!!". Nunew berteriak sambil mencoba bangkit dan berlari pada sosok laki-laki itu, semua orang menyaksikan ditepi jalan tanpa ada niat membantu. Hanya si pengendara mobil yang menabrak mereka yang panik menghampiri Nunew lantas bergegas menghubungi ambulan.

A cute boy called Nu [ ZeeNuNew ] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang