past

1.4K 180 9
                                    

***
.
.
.
.



    Sejak kejadian hari itu, banyak hal yang berubah diantara Nunew dan Zee. Bukan hanya dalam hal perasaan, tapi Zee memperlakukan Nunew lebih intim dari sebelumnya. Tapi dibalik itu semua, dirinya masih bingung dengan apa yang ia rasa.



Cintakah? Atau hanya sayang karena mereka cukup lama tinggal bersama?.



Pernah ia menceritakan perihal perasaan itu pada Net, tapi Net sendiri juga bingung tak memberi solusi atau sedikit pencerahan. Karena memang jalan cerita cinta Net tak pernah serumit ini. Hanya sekitar tertarik pada perempuan/laki-laki, mendekatinya lalu berpacaran.Berbeda dengan Zee. Ia sadar posisinya hanya orang yang menemukan Nunew dan merawatnya. Nunew itu sakit, jika memang Nunew memiliki perasaan yang sama padanya, apakah nanti ketika sembuh perasaannya tak berubah?. Salah satu alasan yang sangat jelas adalah, Zee sangat takut kehilangan Nunew.



Tak mau membuat kepalanya pusing, Zee coba mengesampingkan segala pikiran itu. Sudah 15 menit di jam istirahat kerjanya ia hanya memandangi bekal makanan tanpa ada selera menyentuh, hingga tepukan di bahu kiri Zee membuatnya menoleh. Itu bossnya, pak Kim. Tangan kanan laki-laki paruh baya itu menenteng box tempat mengantar makanan lalu diletakan pada meja tempat Zee duduk santai menikmati makan siang.



"Zee, bisa antarkan ini ke apartement di daerah shukumvit?".



Zee menatap jam tangannya, coba memastikan jika ia tak salah melihat waktu istirahat. "Maaf, tapi bukankah ini jam istirahatku pak?".



"Kau tidak salah Zee, tapi pelanggan ini minta kau yang mengantarkan pesanannya, ku pikir kau mengenalnya?".



"Benarkah? Aku tak ingat punya teman di daerah shukumvit, memang siapa namanya?".



"Disini tertulis, namanya James Xu". Pemilik restorant tempat Zee bekerja membaca ulang secarik kertas tempat ia mencatat alamat dan juga nama pelanggan yang ia pegang. Zee menggaruk pelipis, ia benar-benar tak ingat memiliki teman atau kenalan bernama James Xu. Laki-laki paruh baya yang melihat Zee agak ragu perihal itu kembali menepuk bahunya.



"Tadi tuan James berpesan ia akan memberi tip jika yang mengantar makanan adalah pegawai bernama Zee Pruk Panich, jika kau bersedia mengantar, berapapun tip yang ia beri, itu hak mu nak". Ujarnya mengulas senyum. "Dan maaf juga mengganggu istirahat makan siangmu, berangkatlah dulu setelah itu aku bisa memberikan sisa waktu istirahatmu".



"Benarkah? Terima kasih pak, kalau begitu saya akan mengantarnya sekarang". Ucap Zee, yang di jawab senyuman lalu mengangguk mengiyakan.





***




Setelah sampai di tempat yang tertulis dalam kertas, Zee memarkirkan motornya. Mengecek ulang alamat yang ia tuju sambil meminta izin pada petugas keamanan untuk masuk menemui pelanggannya.



Cukup lama Zee mencari nomor Condominium 1039 dilantai sepuluh, bangunan ini benar-benar besar dan Zee yakin sangat mewah. Ia berpikir, mungkin suatu saat ia akan bisa membeli salah satu ruangan disini. Mimpi yang masih terlalu dini kan?. Itulah Zee, pikirannya selalu optimis pada masa mendatang.



"1039? ini nomornya". Monolog Zee ketika sampai dipintu kamar bernomor sama seperti di kertas alamat. Tanpa pikir panjang, ia menekan bel yang ada disisi pintu, tak butuh waktu lama, pintu terbuka.



A cute boy called Nu [ ZeeNuNew ] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang