jealous

1.4K 207 7
                                    

***
.
.
.
.
.




Untuk kesekian kali, Nunew melirik pada sepasang laki-laki dan perempuan duduk bersampingan di sofa. Sepasang matanya memang terfokus pada apa yang disiarkan di tv. Tapi kedua telinganya mendengarkan dengan seksama, apa saja percakapan mereka.



Setengah jam lalu, seperti biasa, Nunew menunggu Zee pulang setelah ia membereskan segala kekacauan dirumah yang dibuatnya sendiri. Lalu ketika bel rumah berbunyi Nunew segera bangkit untuk membuka pintu. Tapi yang ia dapati bukan Zee, melainkan seorang perempuan. Mereka sempat saling bertatap bingung karena merasa belum mengenal satu sama lain. Hingga gadis itu memperkenalkan diri dengan nama Pearl. Tak lama, Zee pun pulang. Jadilah mereka mengobrol santai di sofa ruang tamu.




Tidak, bukan mereka. Hanya Zee dan Pearl lebih tepatnya. Entah dengan alasan apa, Nunew tak suka cara Pearl memanggil Zee dengan sebutan 'phi' padahal panggilan itu sangat normal ketika yang lebih muda berbicara pada yang tua.




"Phi, boleh aku bertanya sedikit?". Ucap Pearl, ia sadar sedari tadi telah ditatapi oleh Nunew meski hanya melalui ekor matanya. Tapi itu agak membuatnya risih.



"Tentu, tanya apa?". Lain Pearl, lain juga Zee yang sama sekali tak menyadari aksi saling lirik kedua orang disamping kanan dan kirinya.




"Dia...". Pearl kembali berucap, menggantung kalimatnya sambil mengarahkan pandangan pada Nunew yang masih sibuk menonton tv. Lalu kembali memandang Zee. "Siapamu?".




Zee paham tentang 'dia' yang dimaksud oleh Pearl. Ia menoleh Sedikit pada objek pembicaraan mereka lalu tersenyum. "Dia kekasihku".




Terlihat raut keterkejutan dari Pearl. Ya tentu terkejut, karena status mereka adalah mantan kekasih. Dan perlu digaris bawahi, cintanya belum selesai pada Zee. Ada rasa penyesalan karena dulu, dirinya lah yang meninggalkan Zee untuk laki-laki lain yang lebih kaya terlebih Nunew seorang laki-laki juga.




"A-ah..begitu, aku pikir dia adikmu". Ucapnya pelan, menyiratkan banyak kekecewaan yang sangat jelas terlihat oleh Zee berbanding tebalik dengan Nunew, hidungnya kembang kempis dan dagunya terangkat, bangga ketika Zee menyebutnya sebagai kekasih.




"Kau mungkin lupa, aku pernah bercerita kalau aku tak memiliki saudara".




Pearl mengulum bibirnya sendiri, mengangguk lemah dan sekali lagi melirik pada Nunew yang mulai penasaran pada perbincangan mereka. Rasanya tak rela mengetahui kenyataan. Ditambah lagi, dilihat dari segi manapun, tentu Pearl lebih unggul dibanding Nunew. Ia cantik, anggun, dan lebih penting lagi Pearl seorang perempuan yang mana suatu saat nanti bisa memberikan Zee keturunan jika mereka menikah.




Kecanggungan mulai terasa diantara mereka. Karena tak ada lagi yang berbicara. Pearl menunduk, asik bermain dengan jemarinya dengan pikiran yang berkelana ke masa lalu bersama Zee. Sedangkan Zee sendiri menunggu Pearl bersuara.




TTAAKK!!




Suara gelas yang beradu dengan meja karena si pemilik gelas menaruhnya kasar mengejutkan keduanya. Atensi mereka kembali beralih pada Nunew.




"Gelasnya licin, mau jatuh". Ucapnya polos, bangkit dari tempat duduk dan berlalu meninggalkan Pearl dan Zee


.

A cute boy called Nu [ ZeeNuNew ] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang