26

30.1K 1.2K 155
                                    

"zaf kamu gak kasih tau kakak kamu?" Tanya laura.

Arzaf menggeleng " aku gak kasih tau semua keluarga".

"Kenapa?" Kini giliran clara yang bertanya, ia sangat penasaran dengan suaminya ini,ternyata banyak yang tak ia tau dari arzaf.

"Nanti aku jelasin di rumah" bisik arzaf membuat semua teman-temannya menatap bingung pada keduanya.

Sedangkan mila hanya diam mengamati.

Clara mengangguk lalu kembali memakan makanannya.

"Lu yang namanya latifa kan?" Tunjuk clara pada latifa saat melihat remaja itu tengah sibuk mengamati arzaf.

Latifa mengalihkan atensinya lalu tersenyum "wah kakak inget nama ku" ujarnya senang.

"Tentu saja, arzaf sering nyebut nama lu jadinya gua inget deh"

Mata latifa berbinar "iya kah?!"

Clara mengangguk " oh ya, tolong ya jangan ajarin arzaf kata-kata yang aneh-aneh".

"Iya kak,maafin latifa ya, dia memang sering banget ngajarin arzaf yang aneh-aneh, nanti biar saya marahin kak" rio melirik latifa dengan smirk di wajahnya.

Setelah hubungan arzaf dan clara membaik, arzaf sering sekali mengucapkan kalimat yang cukup ambigu di telinga clara,dan jujur saja hal itu membuat clara terkadang merasa takut sendiri.

Takut jantungnya bermasalah...

Getaran yang berasal dari ponsel mila membuat clara dan arzaf melirik pada gadis itu.

Mila berpamitan pada clara untuk mengangkat telponnya.

"Gua angkat telpon dulu ya" pamitnya yang di balas anggukan dari clara.

Setelah beberapa menit,mila kembali ke meja makan dengan wajah yang sedikit khawatir.

"Ada apa?" Tanya clara yang melihat wajah khawatir dari mila.

"Ibu masuk rumah sakit ra" clara terkejut mendengarnya, baginya ibu mila sudah seperti ibunya sendiri.

"Jadi sekarang lu mau ke rumah sakit?" Mila mengangguk seraya mengemasi barang-barangnya.

"Gua ikut ya" mila berhenti lalu menatap clara kemudian beralih pada semua teman-teman arzaf yang ternyata juga tengah menatap dirinya.

"Gak papa ra, lu di sini aja,kan ada temen-temennya su- ah sepupu lu,gak enak kalo lu tinggal" jawab mila, hampir saja ia keceplosan menyebut "suami".

"Tapi gua juga pengen liat ibu" ujar clara seraya menatap ke arah arzaf,seolah meminta izin untuk ikut bersama mila.

Arzaf mengangguk membuat sebuah senyuman terbit di wajah clara.

"Liat! Arzaf ngizinin kok!" Ucap clara senang.

Dengan perasaan tak enak akhirnya mila pergi bersama clara untuk ke rumah sakit.

"Ya udah ayo! Zaf, gua bawa dia dulu ya?" Meskipun arzaf lebih muda darinya tapi entah mengapa ia merasa sungkan dengan remaja tersebut.

"Iya kak" balas arzaf pandangannya masih tak lepas dari clara yang perlahan sudah pergi keluar kafe.

"Kamu kenapa zaf?" Tanya laura saat melihat wajah murung arzaf.

Arzaf menggeleng lalu kembali memakan makanannya.

***

"Zaf! Sumpah ya, lu kok resek banget sih!" Geram clara karena arzaf yang terus-terusan menjahilinya.

"Ya kan kakak tinggal ambil aja" balas arzaf seraya menampilkan senyum mengejeknya.

Sialan!

Clara menatap jengkel arzaf, remaja itu,mentang-mentang tinggi jadi bisa seenaknya menjahilinya yang jelas-jelas lebih tua darinya. Ia mengatur nafasnya,capek sedari tadi terus melompat-lompat berusaha mengambil ponselnya dari arzaf yang sialnya bocah itu malah menjahilinya dengan mengangkat ponsel itu tinggi-tinggi.

BERONDONG POLOSKU  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang