#18

22.7K 1.1K 27
                                    

Cahaya kehidupan sudah bersinar di cakrawala. Seorang gadis perlahan membuka matanya meski terasa berat namun tetap ia paksa untuk terbuka.

Suara gemercik air menyeruak di panca inderanya. Di detik berikutnya ia tersentak kala mengingat sesuatu. Seingatnya hanya ada dirinya di apartemen ini,lalu siapa yang sedang berada di kamar mandi?

Dengan hati-hati clara turun dari ranjangnya, ia berjalan tanpa suara menuju kamar mandi tak lupa dengan sebuah buku pelajaran yang sangat tebal milik arzaf,sepertinya itu buku matematika.

Melupakan tentang itu, ia berdiri diam di depan pintu menunggu dengan  tenang lalu menyerangnya tanpa ampun.

Netranya beralih ke gagang pintu yang berputar tandanya penyusup itu akan keluar sebentar lagi, clara memundurkan salah satu kakinya mengambil ancang-ancang untuk menyerang.

"Aaaaaaaa..." Teriakan clara melengking berbarengan dengan tangannya yang bergerak memukulkan buku tebal di tangannya ke orang di depannya tanpa jeda.

"Kak! Kak!  Stop!" Ucap seseorang itu membuat clara sontak berhenti dan membuka matanya.

"Lu?!..." Gadis itu kembali menyerang laki-laki di depannya ini menghiraukan ringisan darinya.

"Ampun kak! Stop!" Pinta arzaf,ya laki-laki itu adalah arzaf. Semalaman ia membujuk teman-temannya untuk pulang  hingga akhirnya teman-temannya menyerah dan menuruti permintaannya. Soal dokter, dia meyakinkan bahwa dirinya tidak apa-apa dan akan melakukan cek up dengan rutin.

"Dari mana aja lu hah?! Kelayapan mulu kerjaannya!" Gadis itu masih setia memukuli arzaf dengan buku tersebut.

"Lu tidur ama jalang yang mana hah?!" Pertanyaan clara barusan sedikit membuat arzaf merasa marah,bagaimana mungkin istrinya itu berfikir bahwa ia tidur dengan wanita lain? Apa sebenarnya yang ada di otak clara?.

Arzaf mengunci pergerakan clara,meskipun usianya masih 17 tahun tapi arzaf tetaplah laki-laki yang sudah pasti tenaganya lebih besar ketimbang clara.

"Aku gak pernah tidur sama perempuan selain kakak" ujar arzaf tegas.

Clara tersentak untuk beberapa saat lalu kembali menormalnya.

"Trus semalem lu dari mana?" Tanya clara.

Arzaf diam,dia bingung harus menjawab apa.

Clara tersenyum remeh saat mendapati keterdiaman arzaf, menurutnya keterdiaman arzaf seakan membenarkan opininya.

"Gak bisa jawab kan?" Ejek clara,jauh di dalam hatinya ia berharap jika opininya tidaklah benar. Namun sepertinya keterdiaman arzaf seolah membenarkan semuanya.

"Aku di rumah bang rey" jawab arzaf.

"Siapa bang..."

Perkataan clara berhenti saat tiba-tiba arzaf meringis kesakitan.

Tangan laki-laki itu menyentuh lukanya yang ternyata kembali berdarah akibat terlalu banyak bergerak.

Mata clara membulat saat melihat baju yang di pakai arzaf sudah berubah warna di bagian perutnya.

"Perut lu..?" Ucap clara panik.

"Aku gak papa" jawab arzaf.

"Gak papa gimana? Darahnya banyak banget!" Bentak clara tanpa sadar.

"Kita ke rumah sakit sekarang" lanjut clara. Ia membopong tubuh arzaf ke parkiran lalu membawanya ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan.

Hanya sekitar 10 menit waktu tempuh yang di butuhkan clara,gadis itu mengendarai mobil arzaf dengan kecepatan tinggi menghiraukan beberapa teriakan amarah dari pengendara lain. Baginya Arzaf yang terpenting saat ini.

BERONDONG POLOSKU  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang