2. Maya : Known Stranger

2.9K 262 4
                                    

MAYA
"Known Stranger"

○●○

Maya, Masa Senior SMA

"Teressa! Kenapa kau masih belum pulang? Sekarang sudah pukul sepuluh malam. Tes Matematika besok, kau harus pulang sekarang. Chop-chop." Ibu membuka pintu kamar, mengintip untuk melihatku dan Teressa yang sedang terkapar di kasur. Sisa bungkus jajan dan tisu bertebaran di kasur dan lantai kamar.

"Halo, Bu Moore, maaf. Aku rasa empat belas jam menonton film musikal Disney membuatku lupa dengan waktu." Teressa mengusap matanya sebelum tersenyum ke arah ibuku.

Aku tersenyum saat melihat ibu menatap Teressa dengan satu alis yang terangkat.

"Apa yang terjadi?" ucapnya tanpa suara, ekspresinya terlalu dibuat-buat membuatku terkikih kecil karenanya.

"Dia putus dengan pacarnya," jawabku balik tanpa suara.

Ibu mengangguk, menunjukkan jempolnya ke arahku sebelum kembali menutup pintu kamarku dengan pelan.

Aku melenturkan otot-otot tubuh, duduk di pinggir kasur lalu mulai mengambili seluruh bungkus makanan dan tisu yang berserakan ke dalam tempat sampah. Teressa diam-diam membuntutiku dari belakang, mengambil seluruh sisa makanan dan tisu di sebelahnya sebelum memasukkannya ke dalam tempat sampah.

Tidak ada dari kami yang berbicara. Aku tahu dia masih rapuh. Lagipula situasi kami sekarang sedikit ... canggung. Aku tidak berbicara dengan Teressa selama dua minggu, dia punya grup temannya sendiri saat di SMA. Aku yakin dia sedang sibuk dengan tim pemandu soraknya sementara aku sibuk untuk mendapatkan nilai tambahan dengan bergabung menjadi sukarelawan.

Kami bertemu saat masa orientasi, tepatnya saat beberapa kakak kelas memberikan kami tur di seluruh bangunan sekolah. Dia menemukanku di baris bagian belakang. Teressa ada di sebelahku, juga di baris terakhir. Kami tidak memperhatikan kakak kelas yang sedang memberikan arahan mengenai setiap bangunan di sekolah.

Kami sibuk membicarakan Arctic Monkeys.

Teressa mengenakan kaos mereka sementara aku hanya bisa menganga, kami berakhir dengan memberikan daftar lagu Arctic Monkeys mulai dari lagu yang terkenal hingga lagu yang tidak terlalu banyak didengar.

Sejak saat itu kami mulai berteman.

Sampai saat masa sophomore. Teressa mulai bergabung dengan pemandu sorak sementara aku sibuk menjadi tutor bagi para freshman. Kami masih berbicara, tapi kebanyakan kami menghabiskan waktu di luar sekolah karena waktu kami yang selalu bertabrakan. Kami berdua berjanji untuk menghabiskan waktu bersama setiap akhir pekan.

Saat junior, kami mulai melewatkan waktu akhir pekannya karena tim futbol sekolah sedang mengadakan turnamen di berbagai sekolah. Teressa harus ikut naik bus sekolah karena dia merupakan salah satu pemandu soraknya. Aku tahu tim pemandu sorak sangat penting baginya. Ekstra tersebut dapat membawanya ke kampus sebagai beasiswa.

Kami masih berbicara setiap hari, kadang bertelepon selama lima jam lebih sementara dia berbicara mengenai anggota tim futbol yang dia sukai.

Aku hanya tersenyum, mendengarkan gadis tersebut yang terlihat sangat bahagia saat lelaki yang disukainya membawakannya cokelat di depan pintu penginapannya.

Kami saling berbicara setiap hari. Aku memberitahunya mengenai seluruh masalahku; dia memberitahuku mengenai seluruh masalahnya. Kadang kami berargu, tapi setelah dua jam kami akan balikkan karena aku tidak dapat bertahan tanpa berbicara kepadanya.

Saat senior ini, kami hanya berbicara jika tidak lupa. Aku sibuk untuk mentutor beberapa siswa di senior dan juga menjadi asisten guru; Teressa sibuk mencari beasiswa dan kampus yang menerima sertifikat pemandu soraknya.

Visions of All the Things I Did [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang