19🍒

6 1 0
                                    

Dari kemaren kalo up awalannya nge skip hari, bener?

Wkwk thnks bgt loh yg udah mau vote, gw liat' yg ngevote cm 8 org dan hasilnya 61 vote ckckck
Tambahin dong!😀🙏
Rada ngelunjak, tp taukan? Mikirin alur gak segampang ngomong b.aja

Ok guys Enjoy dan jangan lupa tandain typo.

-

Queen yang mendengar anggota BM telah sampai pun membalikan krsinya membelakangi mereka. Mereka yang melihatnya mengeryit, namun tak lama mereka menganggukan kepalanya mengerti. Ini adalah kebiasaan Queen jika akan perkenalan.

BM pov

Kali ini mereka sangat excited dengan hal ini, bagaimana tidak? Selama 18 bulan lamanya mereka mengabdi pada TA baru kali ini mereka akan menemui Queen mereka.

Raut penasaran masih terlihat jelas dimata mereka masing-masing, terkecuali Zio yang biasa saja, ia juga penasaran, hanya saja dia tak se alay itu untuk mengekspresikan perasaannya. Ia type orang yang sangat, gengsi?

*mereka menggunakan topeng beserta jacket lambang gengster mereka sendiri yang dibelakangnya terdapat identitas mereka sebagai inti BM

Mereka telah sampai didepan pintu gerbang markas TA, Zio maju dan mengeluarkan kartu akses masuk ke markas dan langsung ditempelkan ke gerbang tersebut. Secara tiba-tiba gerbang itu terbuka denggan sendirinya setelah menerima kartu akses yang Zio berikan. Mereka -Zio berdecak kagum dengan kecanggihan markas utama TA. Yap, mereka benar-benar baru pernah memasuki markas utama TA yang sering dijuluki igumbi lokufa bahasa Zulu yang artinya ruang kematian.
Mengapa begitu? Karna tidak main-main jika sembarang orang memasuki wilayah mereka, mereka tidak akan kembali lagi keasalnya dan menghilang bak ditelan bumi.

Plak

Bima menggeram "Lo jangan nginjek kaki gw bangsat!" umpatnya menggeplak Rico yang sedang asik berkagum-kagum dengan bangunan markas utama TA tanpa memperdulikan sekitarnya. Rico meringis, ia menatap sinis Bima yang dengan tak berperasaanya menggeplak kepalanya keras "Gausah digeplak juga! Ga berperasaan banget!" kesalnya sewot.

Zico menatap mereka jengah, tidak puaskah mereka bertengkar dari mulai berangkat, diperjalanan sampai tiba ditempat pun mereka masih bertengkar?

Dewa mendekat kearah Rico dan Bima yang masih asyik bertengkar, ia menjewer telinga mereka tanpa perasaan. Persis seperti jeweran ibu-ibu yang marah pada anaknya.

"Shhh, Woi! Woi! Woi! Sakit anying! Lepasin woi!" kesal mereka yang merasa jeweran Dewa tidak main-main, mengapa sangat persis dengan jeweran ibu-ibu sih? Pikir mereka.

Dewa menatap mereka malas, bukan dia tak mau melepaskannya. Tapi, jika mereka dilepaskan, sudah dipastikan jika mereka akan melanjutkan pertengkarannya entah sampai kapan? "Gak! Sebelum kalian janji bakalan diem!" sinisnya membuat mereka mengangguk pasrah, tak mungkin juga mereka akan tetap pasrah dijewer kan? Telinga mereka akan terasa seperri hilang nantinya.

Tanpa memperdulikan mereka, Zio lebih memilih memberitahukan seseorang yang berada di depan ruangan yang ia yakini sebagai salah satu anggota TA.
"Lo siapa? Gw baru liat" datar orang itu.

Zio mengangguk "Ketua BM" datarnya diangguki orang itu. "Gw lapor dulu kedalem" ujarnya memasuki ruangan.

"Huft, diem kalian kalo gamau ditebas Queen" ujar Zico membuat Bima dan Rico meringis.

"Silahkan masuk" ucap orang itu membukakan pintu masuk untuk mereka.

Mereka memasuki ruangan itu dengan gugup, yap! Mereka memasuki ruang rapat tepat dimana Queen dkk berada. Mereka merasa dingin dan? Mencekam? Mereka tau itu, pastinya aura dari sang Queen dan sahabat Queen mereka itu.

Poor RanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang