Di kelilingi pepohonan sambil ditemani oleh cerita Taehyung yang tidak berhenti sejak mereka menyusuri jalan menuju resort, membuatnya sejenak beristirahat. Memikirkan sepusing apa ia ketika kontes benar-benar dimulai saja sudah membuatnya ingin kabur."Ketika sedang mengisi bensin, aku meninggalkan Yerim dengan mobil sewaan itu, lalu segera menelpon Jeongguk untuk meminta bantuan dan mengatakan bahwa mobilnya mogok." Taehyung tertawa di tengah ceritanya. Entahlah, Seulgi juga bingung sejak kapan mereka sedekat ini, namun setelah obrolan basa-basi yang mereka lalui, seperti sudah kewajiban menceritakan kejadian yang dialami masing-masing. "Aku cerdas, bukan?"
"Kau jahil sekali, Taehyung." Seulgi menanggapi, membayangkan betapa kesal dan marahnya Yerim saat mereka bertemu di Resort. "Siap-siap habis dimarahi Yerim. Kau tahu mereka sedang menghindari satu sama lain."
"Aku geram melihat mereka berdua hanya saling melirik penuh amarah jika salah satunya berbicara akrab dengan lawan jenis. Kau tidak menyadari itu?"
Seulgi menggeleng. Bagaimana ia sempat memikirkan kisah cinta orang lain di saat ia merasa terjebak dalam status teman cerita? Taehyung yang lugas dan frontal itu memang karena karakternya, bukan berarti ada maksud di balik ucapannya. Mengenai pertanyaannya di atas kapal, Seulgi rasa Taehyung sudah lupa. Sedangkan, dia mati-matian mengatakan pada diri sendiri bahwa mereka hanya teman kerja.
"Aneh sekali, padahal mereka jelas dan transparan menyukai satu sama lain." Taehyung berjalan beberapa langkah di depannya, engga beriringan sepertinya. "Rasanya aku ingin meneriaki mereka agar segera sadar."
"Sudah, biar mereka yang mengurus urusan mereka. Kau sudah membantunya, biarkan mereka yang melanjutkan." Seulgi menggenggam tali tas jinjingnya, menatapi punggung Taehyung yang sesekali berbalik dari belakang. "Lebih baik simpan tenagamu, sedikit lagi kita akan segera bertarung."
Taehyung berbalik, "Kau benar, aku sampai lupa mengapa kita ada di sini."
Di bawah temaram lampu jalanan, hanya ketukan sepatu yang terdengar, keduanya beralih pada pikiran masing-masing. Tiba-tiba Taehyung berbalik, "Seulgi, mari kita taruhan!"
"Ya Tuhan! Jangan berteriak seperti itu!" Seulgi melayangkan tatapan kesal. "Untuk apa?"
"Akankah Yerim dan Jeongguk akhirnya berkencan? Kau mau bertaruh iya atau tidak?"
Seulgi memutar bola matanya, dia pikir sesuatu yang lebih penting daripada memikirkan hubungan orang lain. "Kau pilih apa?"
"Aku pilih mereka akan berkencan."
"Kalau gitu aku pilih mereka tidak akan berkencan. Apa yang akan kau berikan jika aku menang?"
"Jika kau menang ... kau," Taehyung menggantungkan kalimat berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET IN YOU
FanfictionBae Yerim adalah seorang chef. Han Jeongguk juga sama. Keduanya berlomba-lomba meningkatkan prestise diri mereka di depan publik. Saling sulut-menyulut dan beradu mulut, singkatnya mereka adalah musuh bebuyutan. Joohyun, kakak Yerim, pusing sendiri...