18. 할래? / would you?

230 38 20
                                    

Lampu dapur menerangi keberadaannya yang sedang sibuk menuangkan segelas susu untuk meredakan dahaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lampu dapur menerangi keberadaannya yang sedang sibuk menuangkan segelas susu untuk meredakan dahaga. Lupakan soal dahaga, ia hanya butuh distraksi akan pikirannya mengenai pemuda bernama Han Jeongguk. Yerim mencibir dirinya sendiri, siapa sangka ada hari di mana kepalanya akan diisi penuh oleh nama seorang arogan yang dibencinya.

Iya, aku kecewa. Jika itu kau yang dulu, Han. Bodoh! Jelas sekali itu pengakuan cinta. Yerim memekik tertahan, menundukkan kepalanya sambil mengurungnya dengan tangan. Harga diri yang ia bangun runtuh hanya karena satu kalimat. Sulit dipercaya. Rasanya ingin segera kembali ke Korea dan mengurung diri seolah tidak pernah mengatakan itu kepada Jeongguk.

Yerim mengangkat kepalanya, menatap lurus sambil menghela napas kasar. Siapapun akan mengiranya gila jika melihat Yerim duduk di lantai dengan rambut semrawut dan wajah tertekan.

"Yerim?"

"Ya Tuhan!" Dug. Suara itu berasal dari kepalanya yang baru saja mencium meja marmer bagian bawah. Disusul suara desisan dari mulutnya, menahan rasa sakit teramat.

"Kau okay? Sedang apa duduk di lantai?" Jeongguk bersimpuh di sebelahnya, mengecek keadaan Yerim yang masih mengusap-usap rambutnya.

Bagai sengatan listrik menyerang, tubuhnya cepat sekali bereaksi ketika Jeongguk memberikan sentuhan kecil berupa usapan pada kepalanya. Sungguh, pemuda ini tahu tidak sih apa yang sedang dia lakukan?

"K-Kau sedang apa?" Sial, kenapa harus terbata-bata?! Tuhan, tolong kirimkan mesin penghilang ingatan, karena rasanya tidak cukup bila hanya kembali ke Korea. Harga dirinya sudah ada di inti bumi paling dalam. Tak terlihat.

"Mengurangi rasa sakitmu," jawab Jeongguk asal, tapi nadanya terdengar sangat serius.

Yerim terdiam, "Ya, siapa yang menyangka seorang Han Jeongguk yang arogan pintar merayu?" Yerim tertawa sumbang, berusaha menutupi debaran jantungnya yang tak terkendali.

"Aku tidak sedang merayu." Jeongguk menatap Yerim.

"Aku bercanda, Han! Jangan terlalu serius, nanti cepat tua." Yerim menggerutu. Jeongguk membuatnya malu setengah mati.

"Yerim." Pandangannya masih sama, profil samping wajah gadis yang entah ke mana mengedarkan pandangannya.

"Apa?" Yerim menjawab tanpa menoleh.

"Kenapa tidak menatapku?"

Yerim menggigit bibir bagian dalam, berusaha mati-matian berpikir jernih. Intuisinya belakangan ini menjadi tidak berguna. Entah sejak kapan ia mengira dirinya menyukai Han Jeongguk. Padahal sejak awal ia tahu bahwa nama Han Jeongguk tidak pernah masuk ke dalam list 'pemuda pertama yang membuatku jatuh cinta'. Meskipun begitu, ciri-ciri yang dia rasakan terhadap Han Jeongguk mengarah kepada hasil akhir yang dia pikirkan berhari-hari.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SWEET IN YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang