pukul satu siang, di tengah keramaian kafetaria kampus NEO, ada dua mahasiswi tenar yang sedang bergosip ria.
kedua wanita itu adalah pemeran penting cerita ini, Kimberly dan Jihan. Kimberly, sosok yang kerap disapa Kim, adalah mahasiswa semester 3 yang hobi bergosip. temannya, Jihan, dia mahasiswa semester 3 juga, bedanya, ialah sumber gosip kim.
seperti saat ini, jihan sedang membisikkan gosip-gosip terbaru dari teman sejurusan tata busananya kepada kim, "lo tau gak sih? akhir-akhir ini, anak-anak kampus kita lagi heboh sama maba."
kim yang sedang menyeruput lattenya menoleh penasaran ke arah jihan, "kenapa? ganteng?" tanyanya.
jihan mengedikkan bahunya, "katanya sih iya, gue belom pernah liat langsung juga. gue ada sih fotonya tapi gak terlalu keliatan mukanya, mau liat gak?"
"boleh deh,"
mendengar jawaban kim, jihan mengeluarkan ponselnya dari tas, lalu membuka album whatsapp-nya.
setelah mendapatkan foto yang dicari, ia menggeser ponselnya mendekati kim. kim mengernyit, "kok kayak mirip siapa gitu," gumamnya.
foto itu memperlihatkan seorang lelaki dari samping, wajah bagian atasnya tertutup oleh payung. lelaki itu berkulit tan, juga memiliki tahi lalat di wajahnya.
"nah kan! gue juga mikir gitu abis liat foto ini!" seru jihan. mereka berdua bertatapan serius, satu orang terlintas di pikiran mereka bersamaan, jihan tertawa kecil, "gak mungkin dia kan?"
jihan kembali bersender di kursinya. "iya sih, mana mungkin," balas kim sambil tertawa juga.
"balik lah kuy, kembung gue minum latte mulu, cari makan kita." ajak kim, tangannya membereskan barang-barangnya di meja, lalu beranjak dari kursi. diikuti jihan.
"makan dimana enaknya?" tanya jihan. "ayam penye—"
baru saja ingin mendorong pintu kafetaria, pintunya sudah di dorong oleh orang di luar. kim dan jihan mendongak bersamaan, melihat seorang lelaki yang tadi membuka pintu.
mereka saling terkejut, "loh, kakak ngapain disini?" tanya lelaki itu. "lah, harusnya aku yang nanya, kamu ngapain? gak ada kelas?" tanya kim balik.
lelaki itu hazel, adik semata wayang kim. usia mereka hanya terpaut tiga tahun. tapi mereka tidak terbiasa menggunakan panggilan gue-lo satu sama lain.
"baru aja kelar. itu, aku mau ngumpul sama temenku." jawab hazel sambil menunjuk ke belakang jihan, ke sebuah meja yang penuh lelaki berisik.
jihan mengamati mereka, "temen lo kating semua?" tanyanya.
jihan memang akrab dengan hazel. jihan akrab dengan dua bersaudara ini. awal pertemanan mereka dimulai saat mereka berada di sekolah dasar yang sama.
mereka semakin dekat saat jihan dan kim mulai mengunjungi rumah mereka masing-masing bergantian. karena itu, jihan dekat dengan hazel juga. sedangkan jihan adalah anak satu-satunya.
"iya, temen mabaku heboh banget, pada suka sama aku tau!" katanya pede menaik-turunkan alisnya pada kim, menggoda kakaknya yang selalu mengatakan bahwa ia tidak menarik.
"haha, halu—" baru saja kim ingin meledek lagi, ia teringat pada foto yang ditunjukkan oleh jihan beberapa menit yang lalu.
kulit yang tan, dengan banyak tahi lalat di wajahnya, bentuk bibir yang unik, berisik, deskripsinya jelas tertuju pada adik lelakinya.
"kim, itu beneran dia.." bisik jihan tidak percaya. kim melotot, "KAMU FEMES DEK?!" seru kim. ia tak percaya, adiknya yang dulu kumal dan kucel sekarang sudah banyak peminat.
hazel memainkan lidahnya di dalam mulut, "aku mah femes dari dulu sih ya, cuma sekarang lebih femes lagi." tengilnya.
"cerita kamu nanti di rumah!" suruh kim. "iya dehh, kepo banget fans," balas hazel.
jihan menghela napas malas, "tengil banget," ujarnya.
kim ikut menghela napas, "aku mau makan dulu, jangan merokok!" pesannya.
"syap!"
kim dan jihan akhirnya keluar dari kafetaria itu. "this is what they say about puberty." kata jihan, menepuk bahu kim.
kim menggeleng dramatis, "beneran gila, gue gak nyangka rupanya adek gue udah segede itu. padahal dulu masih sibuk main ke selokan sama anak-anak komplek,"
"sekarang dia juga masih main kali," sahut jihan. "yaiya sih,"
"yaudah kita makan ayam geprek aja yu,"
"hayu,"
꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡
"kak!"
malam kamis, pukul tujuh malam, hazel tiba-tiba mengetuk pintu kamar kim. "apa?" sahut kim. ia sedang menonton drama korea di kasurnya.
"aku masuk ya," izin hazel, dan dibalas deheman panjang oleh kim.
pintu dibuka, memperlihatkan kim yang sedang selonjoran dengan laptop penuh stiker di pangkuannya. suatu kebiasaan kim untuk menempelkan stiker ke barang-barang yang disukainya. jadi jangan heran jika beberapa benda milik kim dipenuhi stiker-stiker lucu yang ia beli dari online shop.
tangan kim tak berhenti mengambil snack, tubuhnya di kelilingi selimut tebal dan bantal. terlihat sangat nyaman.
tapi hazel mengganggu quality time-nya, hazel melompat ke kasur membuat kim juga ikut terlompat, hampir terpental karena tubuh hazel tidak kecil.
kim mendengus kesal, sedangkan si pelaku hanya menyengir. ia masuk dalam selimut kim, membuat mereka berdua duduk diselimuti olehnya, "aku to the point ya, kakak kenal bang mark gak?" tanyanya serius.
alis kim mengerut, kenapa adiknya menanyakan itu? "kok tiba-tiba?" herannya. "jawabb ajaa,"
kim menatap heran ke arah adiknya itu. "kenal, kami sering kelas bareng. tapi ga deket. emang kenapa?" tanyanya lagi, masih sambil memakan snacknya, yang sekarang bungkusnya sudah direbut oleh hazel.
"dia nanya-nanya terus soal kakak. dia kayaknya liat deh, pas aku ketemu kakak sama kak jihan di pintu kafe." jelas hazel.
"nanya apa emang?"
hazel terlihat mengingat-ingat sejenak, "kakak sukanya orang gimana, tapi dia kayaknya nanya bukan suka merujuk ke romance, tapi merujuk suka yang nyaman. paham gak?"
"kaga," jawab kim singkat, bahasa adiknya jadi aneh.
hazel merotasikan bola matanya, "bolot. maksudnya dia nanya, kakak tuh nyamannya sama orang gimana."
kim mengangguk mengerti, "terus, kamu jawab apa?"
hazel menyengir lebar, "yang kaya aku," jawabnya santai.
kim memasang tampang berpura-pura jijiknya, "ga nyaman aku di dekatmu dek. ada hawa-hawa sihir hitam." bohongnya sambil tertawa singkat.
"jaga alat bicaramu." rengut hazel. lelaki itu sejenak ikut menonton k-drama yang ditonton kakaknya, cukup menarik baginya karena genrenya aksi.
PRANG!
"!!!!!!"
air wajah kim dan hazel menjadi datar seketika, padahal tadi mereka sedang tertawa keras karena sepintas adegan lucu, tapi suara itu mengacaukan segalanya.
kim menghela napas, "berantem lagi, berantem lagi," tuturnya pelan sambil berusaha santai dengan memakan chip di tangannya. hazel mendecak, ia bangkit dari kasur kim.
"aku tidur aja ya di kamar," katanya.
kim mengangguk, "cek mama," suruhnya. hazel mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
happiness
Teen Fictiongatau ini apa, gabut banget soalnya mark zachary adalah satu dari sekian banyak mahasiswa yang menaruh hati pada kimberly. bedanya, ia tidak berani untuk mendekat, bahkan sekedar mengirimi pesan saja dia tidak berani. tapi ternyata dunia memberinya...