"MARK?! MARK IKUT BERANTEM?!" kim histeris. "iya?" jawab hazel ragu-ragu, ia juga terkejut melihat kakaknya yang sampai berdiri.
kim memijat dahinya pusing, "zel, ini kalian berantem bukan gara-gara aku kan?" tanyanya memastikan.
masa hanya karena dia seorang, total delapan lelaki jadi berkelahi? sangat tidak lucu.
"gara-gara kakak lah, emang ngapain lagi aku berurusan sama si tama?" jawab hazel enteng. kim menghela napasnya, berkacak pinggang.
"zel, ini masalah kakak. aku masih bisa mentolerir kalo kamu yang berantem, tapi kenapa sama temen kelasku? aku merasa menyedihkan banget sampe dibantu empat orang cuma gara-gara si sialan," tuturnya dengan wajah super serius.
jujur, kim sangat marah sekarang. mau diletakkan dimana mukanya jika berpapasan dengan tiga lelaki itu? hanya gara-gara masalahnya, mereka jadi ikut terseret, kim merasa bersalah sekali.
hazel tentu panik, ia menggenggam piyama kakaknya, "ehh, kak, sumpah deh aku gak ada niatan bikin kakak jadi keliatan menyedihkan! beneran! aku sebenarnya juga gamau minta tolong sama mereka, tapi mereka yang maksa ikut! kan udah kubilang lucas pengen berantem," jelasnya panjang lebar dengan nada panik.
kim terdiam sejenak, ia sangat pusing dengan ulah lelaki di depannya ini. kim kembali duduk, menempelkan plester terakhir di pipi hazel. saat sudah selesai, kim membereskan obat-obatan dan menatanya kembali di kotak P3K, ia melirik hazel sejenak, anak itu terlihat cemas.
"zel, makasihh banget loh kamu udah bela aku sampe begini. tapi... lain kali jangan ya?" ucap kim dengan nada selembut mungkin.
melihat hazel yang terdiam dengan wajah masam, kim merasa adiknya sangat tidak setuju. "hazel," panggilnya sekali lagi.
"aku gamau. masa aku gak boleh belain kakak sendiri? kakakku kan cuma satu. aku janji gak berantem sembarangan karena hal sepele. tapi kalo itu menyangkut kakak, aku gak mau nahan diri."
hazel berdiri dari duduknya, ia pergi ke kamarnya dengan langkah yang sengaja ia hentak-hentakkan. kim menghela napas untuk yang kesekian kali saat mendengar suara kuncian pintu dari atas. hazel pasti marah padanya.
sejujurnya, ini bukan hanya masalah ia tidak ingin terlihat menyedihkan. sebagai kakak dan teman sekelas (walaupun tidak terlalu dekat), kim tentunya akan khawatir jika mereka dilukai oleh orang yang bermasalah dengannya. kim tidak ingin jadi pengaruh buruk.
kim sedikit menyesal, tapi yang ia lakukan barusan agar adiknya tidak terlibat hal-hal tidak penting yang mengganggu nasa depannya. masa baru masuk kampus sudah dicap tukang berantem?
masalah kim cukuplah ia simpan sendiri. orang lain tidak perlu tahu, tidak perlu bersimpati apalagi berempati. kim tidak suka dikasihani. tapi sekarang adiknya tonjok-tonjokan karena membela kakaknya.
ia selalu merasa bersalah kala melihat wajah hazel yang selalu adiknya banggakan itu penuh dengan memar. kejadian ini kan bukan hanya sekali dua kali. kim merasa dia tidak becus menjadi seorang kakak. harusnya kakak lah yang menjaga adiknya, kenapa sekarang sebaliknya?
kim naik ke kamarnya, setelah membereskan barang-barangnya di ruang keluarga. langkahnya terhenti saat melewati pintu bertuliskan, hazel's territory.
dengan ragu, tangan kim tergerak untuk mengetuk pintu itu perlahan. tapi tidak ada balasan, nampaknya haz sedang tidak ingin bertemu dengan kim untuk sementara waktu.
"maaf," ucap kim dengan suara yang ia nesarkan agar hazel mendengarnya dari dalam. hening. kim berencana lanjut berjalan, namun terhenti lagi saat mendengar balasan, "jangan minta maaf, aku yang salah."
KAMU SEDANG MEMBACA
happiness
Teen Fictiongatau ini apa, gabut banget soalnya mark zachary adalah satu dari sekian banyak mahasiswa yang menaruh hati pada kimberly. bedanya, ia tidak berani untuk mendekat, bahkan sekedar mengirimi pesan saja dia tidak berani. tapi ternyata dunia memberinya...