07

1 0 0
                                    

TIN TIN!

"dateng juga," gumam lucas. mata tiga mahasiswa itu menoleh ke motor besar yang menuju ke arah mereka.

tama semakin kesal, raut wajahnya seperti mengatakan ingin meninju seseorang. motor itu melaju cepat—cepat sekali ke arah mereka.

iya, itu hazel, datang menjemput kim.

hazel turun dari motor dan membuka helmnya. sama seperti tama, raut wajahnya juga seperti mengatakan ia harus meninju orang di depannya (tama, bukan lucas ataupun kim).

napas hazel menderu saat ia melihat kakaknya yang tengah gemtaran karena takut. ia menyembunyikan kim di belakangnya, "mau ngapain lo sama kakak gue, tam? masih gak nyerah?" ujarnya tanpa mementingkan embel-embel etika.

tama terkekeh, entah apa yang ditertawakan, "panggil gue bang, hazel. gue lebih tua 5 tahun dari lo."

"gamau," tolak hazel singkat, padat dan jelas.

"gue udah bilang kan zel, apapun yang gue mau harus gue dapetin. termasuk kakak lo," ancam tama dengan nada angkuh.

tapi bukan hazel namanya kalau gentar hanya karena gertakan dari tama, walaupun ia tahu, ancaman yang dikeluarkan dari mulutnya bukan gertakan kosong.

"gue juga udah bilang kan, gausah incer-incer kakak gue. dia itu milik diri dia sendiri." cetus hazel, tak terbantahkan.

tama mendecak, "omongan lo gak penting," hazel tertawa miris, "terus lo kira omongan lo penting?"

"lo harus jaga mulut di depan gue, zel. kalo begini terus nanti lo yang susah."

"mangnya lo presiden? anak donatur doang belagu anjir. ayah gue lebih kaya dari lo." kali ini kucas menimpali. lama-lama muak juga mendengar kesombongan lelaki bertindik itu.

"ntah, merasa superior banget dia. donatur gede aja enggak, udah berlagak. yang kaya bukan cuma lo, tam." tutur hazel.

tama diam menatap wajah hazeld an lucas bergantian, "gue tandain muka lo berdua." setelah mengatakan itu, ia berjalan cepat menuju mobilnya, mengendarainya entah kemana.

mereka bertiga menatap kepergian mobil itu, masih dengan emosi. hazel melirik kim, kondisinya tidak separah tadi. perempuan itu sedari tadi meremat baju hazel dari belakang, menyalurkan kekhawatirannya.

hazel menghela napas, lalu berjongkok di depan kakaknya, "ada yang sakit gak?" tanya hazel, berusaha selembut mungkin. tangannya membolak-balikkan tubuh kim, mencari lecet yang sekiranya berbekas. hasilnya hanya pergelangan tangan kim, sedikit memerah karena di cengkeram. tapi kim hanya menggeleng, enggan mengeluarkan suara.

"bener-bener si tama. coba aja gue gak melipir kesini tadi. mau diajak kemana kim? hutan?" gerutu lucas. dalam hati ia mengumpat, tapi ia tetap tahu situasi. tidak mungkin ia mengumpat keras di depan orang yang sedang ketakutan.

mereka terdiam, sampai suara langkah kaki terdengar.

"don't frown guys, gue udah rekam kejadiannya dari awal sampe akhir."

mereka menoleh bersamaan, mendapati mark yang menggenggam ponselnya.

"mark? lo daritadi disini?" tanya kim pelan, pelan sekali.

"iya, gue sama lucas liat lo lagi ditarik-tarik sama tama. gue suruh lucas nyamperin lo, gue nelpon hazel. terus gue rekam deh untuk jaga-jaga." tutur mark menjelaskan. ia memperlihatkan cuplikan videonya pada mereka bertiga.

pemandangannya jelas, tidak terhalang apapun, "mantap, bro. 1080p kan?" tanya lucas senang. "pasti lah,"

kim hanya diam, obrolan tiga lelaki itu ternyata memanjang, sedangkan ia tidak ingin berada di sini lagi.

dia menarik pelan kaos putih yang hazel kenakan. adiknya menoleh, kim sedang menatapnya dengan tatapan aku-mau-pulang layaknya anak-anak. hazel langsung paham, ia berpamitan pada teman-temannya.

hazel men-starter motornya saat kim sudah di atas motor. kim menatap mark sebentar, "maaf mark, traktirannya lain kali aja ya?" cicitnya.

"gak masalah mah gue. kapan pun lo dan temen lo bisa aja, kim." balas mark. kim tersenyum, lalu menoleh pada lucas. "makasih banget juga ya, lucas. kalo gak ada kalian gue gatau bakal gimana."

"my pleasure," jawab lucas ringan. "cabut dulu," pamit hazel, lalu membawa motornya keluar dari zona parkiran.

tidak ada yang membuka suara di atas motor. hazel tau kim sedang menenangkan dirinya. jadi ia tidak mengajaknya bicara dulu. ia hanya bisa mengumpat dalam hati.

awas aja lo anjing, batinnya marah. hazel marah—sangat marah. untung ia ditelepon oleh mark sebelum kejadian yang tidak mengenakkan terjadi.

"zel, aku gamau nunggu disana lagi," hazel agak terkejut dengan kim yang tiba-tiba bersuara. "iya, mulai sekarang aku jemput kakak lebih awal. tunggu aja di depan kelas." sahutnya.

hazel bisa merasakan kakaknya mengangguk di punggungnya. lelaki itu menghela napas panjang. ia tidak boleh marah saat ada di dekat kakaknya, bisa-bisa kim malah semakin takut.

dalam 10 menit, dua bersaudara itu sudah sampai di kediaman mereka. "kakak besok kelasnya jam berapa?" tanya hazel basa-basi.

kim terdiam sejenak, lalu membalas, "aku... aku besok absen kuliah aja," katanya. kim berjalan menaiki tangga, meninggalkan hazel dengan perasaan yang campur aduk.

hazel tentu murka sekarang, pada tama tentunya, bisa-bisanya ia sampai membuat kakaknya tidak ingin kuliah. pada saat yang bersamaan dia juga sangat menyesal, karena terlambat menjemput kakaknya. harusnya ia ada disana lebih awal, mencegah semua kesalahan ini terjadi.

tapi apa yang bisa dia lakukan? semuanya kan sudah terjadi. dia hanya bisa menyesal.

babi lo, tama. lo juga babi, zel.

di sisi lain, di kamar kim. ia sedang memberanikan diri mengirim pesan pada jihan. ia ingin bercerita tentang hari ini pada sahabat oroknya.

jihan👺‼️

[voice messange  4:57]|

|besok gue samperin tama.

gausah|
katanya dia yg bakal bawa bekingannya duluan|

|dia ngancem lo?

dan hazel|

|berani banget anjing?
|gue teror aja ya pake fake acc gue?

boleh|
gue lagi nangis bgt dan marah bgt|
lakuin apa aja yg lo suka ke dia|
gausah tahan2|

|iyalah
|ngapain gue tahan2
|gabakal gue lepas.

kim menghela napasnya. katakanlah dia berlebihan, tapi kejadian itu pasti tidak bisa terhapus dengan mudah dari ingatannya. bagi kim, bertemu tama saja sudah mimpi buruk, apalagi ditarik-tarik dan memaksa masuk ke dalam mobil?

perempuan itu mengambil ponselnya lagi, nencari nama selena di kolom pencarian whatsapp.

sssselena💐

sel|
gue besok tipsen ya|

|lah knp lo
|tumben tipsen
|biasanya paling rajin ngampus

gue suckid😷|
tolong yh|

|parah gak?
|boleh gue jenguk?

kaga usahh, demam biasa ini mah|
dua hari jg sembuh|

|yaudah deh
|ge we es

maksi banh|

|👍👍

selesai. tidak ada yang ingin dilakukan kim lagi, ia sudah lelah. padahal baru jam delapan malam, tapi kim dengan cepat terlelap di kasur hangatnya, berbalut selimut dengan guling yang selalu ada di sisinya.

happinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang