Kesibukan kantor kembali mengisi hari Izora. Tanpa ia sadar jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, namun ia belum makan siang. Karena ia lapar, Izora menunda sebentar pekerjaannya. Ia turun ke lantai bawah, ia tidak ingin mengganggu pekerjaan Nisya. Namun matanya tak sengaja menagkap siluet seseorang yang ia kenal, tanpa berpikir panjang Izora mengejar orang itu.
"Fajar" teriak Izora membuat pria itu berbalik.
"Kamu kok ada di sini?" tanya Izora.
"Lagi nungguin jawaban nih"
Izora terkekeh, "Gini aja, kamu anter aku ke tempat kayak restoran kamu dulu itu. Pokoknya yang cantik dan juga bisa makan, aku laper banget belum makan" keluhnya sambil memegang perutnya.
"Oke, ayo naik" Fajar membukakan pintu untuk Izora, setelah Izora masuk ia segera kembali ke kursi kemudi dan melajukan mobil membelah jalan ibu kota yang padat.
Berbeda dengan restoran sebelumnya, kali ini Fajar membawa Izora ke desa kuno. Desa yang dipenuhi bangunan kuno dan segala kuliner tradisional. Izora senang bukan main, sebagai pecinta cerita 90-an dan cerita kuno ini merupakan tempat paling perfect untuk dirinya.
"Izora, sekarang sudah sore banget, pulang yuk jangan sampai kita kemaleman"
Namun Izora menahan tangan Fajar yang menarik tangannya.
"Aku mau kasi jawaban"
Fajar terkejut lalu segera memperbaiki ekspresinya, ia menatap dalam pupil mata Izora.
"Yes"
"Hah?"
"Aku mau nikah sama kamu Fajar" teriak Izora.
Malamnya keluarga Fajar datang melamar sang pujaan hati anaknya. Izora sampai terheran dengan tingkah Fajar yang langsung melamarnya di hari yang sama ia menerima Fajar.
Pernikahan mereka berlangsung meriah, sudah jelas bukan, mempelai wanita adalah wanita karir yang sangat sukses sedangkan mempelai pria pemilik perkebunan dan beberapa restoran besar yang terpencar di berbagai tempat.
Setelah lika-liku kehidupan mereka bedua alami, sampailah kini pada takdir yang telah digariskan untuk mereka. Yakinlah pada kuasa Allah SWT. Bahwasanya yang terbaik akan datang di waktu yang tepat.
TAMAT
KAMU SEDANG MEMBACA
Izora [END]
ChickLitTak pernah Izora sangka, pernikahannya yang sudah di depan mata harus gagal begitu saja. Hanya karena alasan klise dari mempelai laki-laki. Ia yang awalnya semangat, langsung layu tak percaya. Izora hancur, tentu saja. Siapa yang tak hancur jika be...