Mimik mata gadis berambut kucir satu itu menelusuri seluruh tempat di lapangan tengah. Hingga ia menemukan sosok yang dirinya cari sejak berdiri 1 menit yang lalu.
"Lumine!" panggil Yoimiya membuat Lumine yang sedang menali sepatu nya langsung menoleh.
"Oh, Yoimiya!" panggil Lumine balik.
Yoimiya tersenyum menghampiri Lumine yang baru saja selesai menali sepatu nya. Ia lalu berdiri dibelakang Lumine. Tinggi mereka hanya berbeda dua senti meter, oleh karena itu mereka setiap upacara selalu berdiri depan belakang.
Suara ketukan mic membuat seluruh murid-murid kelas 10 dan kelas 11 terdiam. Petugas upacara dan pemimpin upacara sudah siap di tempat mereka masing-masing.
Lumine diam-diam berjinjit melihat siapa yang menjadi pemimpin upacara. Hingga ia dibuat terkejut saat mengetahui siapa pemimpin upacara tersebut.
"Siapa?" tanya Yoimiya ikut berjinjit.
"Xiao," jawab Lumine.
"Oh, Xiao,"
Upacara pun dimulai, hingga sampai ke ujung upacara dimana pemberian piala pemenang olimpiade yang sama sekali tidak Lumine minati.
Dia sudah lelah sekarang karena terlalu lama berdiri. Bahkan teman-temannya pun sama lelah nya dan terus mengeluh.
"Selamat pagi anak-anak," ucap Pak Zhongli.
"Pagi!" jawab semua murid kelas 10 dan 11, termasuk Lumine dan Yoimiya.
"Bapak ingin memberikan kabar bahagia untuk kita semua. Baru saja hari kamis kemarin, teman-teman kita memenangkan olimpiade matematika dan ipa,"
"Kepada ananda Mona Megistus saya persilahkan maju ke depan karena memenangkan juara 2 olimpiade matematika tingkat nasional. Tepuk tangan semuanya!"
Prok.. prok.. prok..
Lumine menepuk tangan nya dengan tidak minat karena ia sungguh kelelahan sekarang. Seharusnya dia menuruti apa kata kakak nya yang menyuruhnya sarapan, tetapi ia malah hanya meminum susu cokelat.
Yoimiya menepuk pundak Lumine membuat Lumine menoleh kebelakang. "Apa?" tanya Lumine.
"Lihat deh, Mona keren banget. Ini piala yang ke 10 dia dapatin!" seru Yoimiya dan dibalas angguk pelan oleh Lumine.
"Iya, keren," jawab Lumine.
"Coba deh kamu ikut olimpiade matematika. Pasti menang. Soalnya kamu kan pintar banget matematika" usul Yoimiya dan langsung dibalas gelengan oleh Lumine.
"Gak, makasih,"
Lumine kembali menghadap depan. Pandangannya mulai memudar. Seperti nya dia akan pingsan setelah ini, pikirnya.
"Selanjutnya, bapak panggilkan Albedo Kreideprinz yang memenangkan juara 1 olimpiade ipa tingkat nasional!"
"Huh, Albedo?" batin Lumine.
Lumine berusaha berdiri dengan tegak dan berjinjit untuk melihat Albedo. Tetapi tubuh nya tidak kuat lagi untuk berdiri. Akhirnya Lumine pun ambruk ditangkap oleh Yoimiya dibelakang nya.
"LUMINE!" pekik Yoimiya.
Semua orang langsung terdiam dan detik selanjutnya langsung berbisik-bisik. Ada yang meloncat-loncat untuk melihat apa yang terjadi, ada juga yang tidak peduli sama sekali dan hanya duduk-duduk.
Albedo yang baru saja menerima piala langsung memberikan piala tersebut kepada Mona dan berlari menghampiri kerumunan baris perempuan kelas 11.
"Permisi, permisi," ucap nya berkali-kali.
Albedo menemukan sosok Lumine yang sedang dipeluk Yoimiya. Ia dengan cepat menggendong Lumine dan membawa nya ke UKS diikuti satu guru dan satu petugas PMR.
"Lumine.." batin Albedo.
***
"Hahaha,"
"Ada satu lagi cerita, nak. Bukan cerita lucu sih, tapi ini ramai banget sama anak-anak tahun lalu. Katanya kalau kamu suka sama seorang terus nyatain cinta waktu upacara hubungan kalian akan langgeng!"
"Masa sih, pak?"
"Iya nak! Buktinya lulusan tahun kemarin setelah lulus langsung diajak nikah! Nak Albedo coba deh nyatain cinta ke orang yang nak Al suka. Pasti langsung diterima dan- Nak Lumine udah bangun!"
Albedo langsung berdiri dari tempat nya dan menghampiri Lumine. Benar, Lumine baru saja sadar dari pingsan nya.
"Kamu gak apa-apa?" tanya Albedo yang langsung dibalas jentikan dari Pak Itto di dahi nya.
"Gimana sih kamu, orang baru sadar langsung ditanya gitu. Ya pasti kenapa-kenapa!" ucap Pak Itto lalu memeriksa keadaan Lumine.
Albedo memegang dahi bekas jentikkan dari Pak Itto. Ia juga diam-diam melihat Lumine yang sedang diperiksa.
Bibir Albedo langsung terlukis senyuman saat Lumine menatap nya, detik selanjutnya Albedo malah menampar bibir nya dan berbalik.
"AKU NGAPAIN SENYUM KE LUMINE!?" teriak nya dalam hati.
Albedo berbalik dan mendekat. "Gimana pak keadaan Lumine?" tanya Albedo.
"Aku baik kok, makasih ya Al udah gendong aku sampai sini. Kamu pasti pengen dengar Lumine ngomong itu? Gak akan. Maag Lumine kelihatan nya kambuh, kamu sana keluar" perintah Pak Itto.
Albedo menghela nafas nya lalu keluar membeli makanan. Saat dijalan ia bertemu dengan Yoimiya yang sedang berlari menghampiri nya.
"Gimana keadaannya, Lumine?" tanya Yoimiya dengan nafas yang tak teratur karena baru saja berlari-larian.
"Baik kok," jawab Albedo lalu kembali melanjutkan jalan nya.
"MAKASIH YA ALBEDO UDAH GENDONG LUMINE SAMPAI UKS!" teriak Yoimiya dibelakang sana. Tanpa berbalik Albedo membalas nya dengan anggukan yang dari jauh dapat Yoimiya lihat.
Albedo tiba-tiba berhenti berjalan. Ia menunduk menatap tali sepatu nya yang terlepas. Lalu Albedo pun berjongkok dan menali sepatu tersebut.
"Huft, aku harus beliin Lumine makan apa? Aku gak tahu makanan kesukaannya," gumam Albedo setelah selesai menali sepatunya.
- TBC -