8 tahun kemudian...
Albedo tersenyum setelah menyelesaikan hasil lukisannya. Seperti biasa ia melukis Lumine. Walau sudah 8 tahun lama nya tetapi Albedo masih teringat jelas bagaimana wajah Lumine.
Seperti biasa Albedo memotret hasil lukisannya dan mengupload nya keinstagram dan juga twitter. Baru saja Albedo mengupload hasil lukisan tersebut ia mendapatkan panggilan telepon dari adik nya.
Dengan cepat Albedo menerima panggilan tersebut.
"Kak Al dimana?"
"Di taman. Kenapa Klee?"
"Nenek nyariin kakak,"
"Oke. Kakak ke sana,"
Albedo mematikan panggilan telepon dan memasukan handphone nya kedalam kantong jaket nya. Lalu ia merapikan cat warna dan kuas nya.
Ketika sedang merapikan, tiba-tiba seorang menepuk pundak Albedo dari belakang. Reflek Albedo menoleh dan seketika terkejut siapa yang menepuk pundaknya.
"Hai," sapa nya.
Albedo hanya diam tidak menjawab saking terkejut nya. Orang yang menepuk pundak nya itu melambaikan tangannya ke depan wajah Albedo.
"Woi. Kok diam aja?" tanya Xiao orang yang menepuk pundak tersebut.
"Ngapain kamu disini?" tanya Albedo ia lanjut merapikan alat lukisnya.
Scaramouche yang berada di samping Xiao membalas, "Emang salah ngehampirin sahabat kita yang paling sempurna ini?"
Albedo memutar bola mata nya malas lalu meninggalkan ketiga teman nya itu. Tiba-tiba Kazuha menahan Albedo yang hendak pergi itu.
"Eits, dia datang dari arah terbitnya matahari untuk bertemu pangeran. Siapakah dia yang dimaksud?" tanya Kazuha.
Albedo menatap Kazuha bingung. Ia juga kesal dengan tatapan Kazuha yang terlihat sedang mengejek nya itu.
"Minggir, Kazuha," ucap Albedo seraya mendorong Kazuha yang sedang menghalanginya.
"Hei jawab dulu,"
"Males,"
"Buruan jawab,"
"Lumine," jawab Albedo asal. Entah kenapa nama itu yang kini sedang memenuhi pikirannya.
Kazuha terkejut dengan balasan Albedo lalu menepuk tangannya. "WOW BENAR!"
Langkah Albedo terhenti lalu berbalik. Ia menatap ketiga sahabatnya yang wajahnya terlihat seperti tidak bercanda.
"Serius?"
"Dua rius,"
Detik selanjutnya Albedo menjatuhkan kanvas nya dan berlari ke arah timur. Benar saja, terlihat jelas seorang gadis yang sedang memotret pemandangan.
Bibir Albedo terlukis senyuman. Rasanya ia ingin meloncat ke pelukan Lumine untuk melepas rindunya tetapi ia tidak akan pernah melakukan itu.
"Al!" panggil Lumine.
"Halo," sapa Albedo dan dibalas senyuman oleh Lumine.
"Lama udah gak jumpa," ucap Lumine tetapi Albedo tidak membalas.
Albedo tidak bisa berhenti tersenyum memandangi Lumine. Ia sampai lupa jika nenek nya memanggilnya.
"Gimana kabar mu?" tanya Lumine berbasa-basi.
"Baik,"
"Kamu gak mau nanya keadaan ku gimana?" tanya Lumine dengan tatapan memelas.
"Lucu,"
"Kamu, apa kabar?" tanya Albedo.
Lumine meletakkan kamera nya ke kursi lalu menggenggam kedua tangan Albedo dengan erat. "Gak baik-baik aja!"
"Kamu tahu? 8 tahun ini capeeek banget," lanjutnya.
"Capek kenapa?"
"Capek karena kamu gak balas-balas dm dan komenku," jawab Lumine.
"Eh? Aku cek gak ada yang nama nya Indra,"
"Iya emang gak ada. Aku pakai nama Faisal,"
"Faisal?"
"Iya, Faisal,"
"Oh... ternyata itu kamu! Aku sering dapat komen dari akun itu, ternyata itu kamu"
Lumine menjentikkan jari nya. "IYA!"
Mereka terdiam. Suasana kali ini sangat canggung. Hingga akhirnya Lumine kembali bersuara.
"Al, aku.." Lumine menggantungkan ucapannya. Tangan kirinya bergerak menggaruk tengkuk leher nya yang tak gatal. "Sebenarnya aku–"
Ucapan Lumine terhenti karena tiba-tiba Albedo mencium kening nya. Lumine terdiam mematung walau sebenarnya jantungnya berdegup dengan hebat.
"Aku pergi dulu ya. Aku ditunggu sama nenek ku. Nanti ketemu lagi," ucap Albedo.
Lumine mengangguk pelan membiarkan Albedo pergi. Ketika Albedo benar-benar pergi, Lumine langsung berjongkok menutupi wajahnya.
Jantung nya berdetak sangat keras. Wajahnya pun memanas. Ia tidak bisa lagi membiarkan dirinya berjongkok terus. Tujuannya kesini bukan itu, ia ingin memberitahu Albedo sesuatu.
Lumine berdiri dan mengambil kamera nya. Lalu berlari mengejar Albedo yang sudah jauh disana.
"AL! TUNGGU! AKU MAU NGASIH TAHU KAMU SESUATU!" teriak Lumine.
Albedo dapat mendengar teriakan itu. Ia lalu berbalik mendapati Lumine yang sedang berlari menghampiri nya.
Dengan masih berlari, ia berteriak. "AL! AKU SUKA KAMU. AKU SUKA KAMU DARI LAMA!!"
Albedo terkejut mendengar itu. Ia tersenyum lalu berlari menghampiri Lumine dan langsung memeluknya. Cukup lama mereka saling memeluk hingga Albedo mendorong tubuh Lumine pelan.
"Aku lebih menyukai mu, Lumine. Sangat, sangat, menyukaimu. Bahkan cinta kepada mu" ucap Albedo.
Lumine menunduk tidak berani menatap wajah Albedo. Jika terus berlama-lama menatap wajah Albedo, jantung nya tidak akan aman.
"Lumine, maaf aku sedang buru-baru karena nenek ku memanggil. Tapi aku harus ngomong ini ke kamu," Lumine yang mendengar itu langsung mengangkat kepala nya.
"Lumine, mau kah kamu menikahi aku?"
Sudah tidak kuat lagi, Lumine pun terjatuh setelah mendengar itu. Albedo yang terkejut langsung menangkap Lumine.
"Aa.. uhm, mm, ya.." jawab Lumine dengan pelan.
"Kamu ngomong apa? Gak kedengeran," balas Albedo.
Lumine menggeleng dan mendorong Albedo menjauh. "Sana. Nenek kamu pasti nungguin kamu,"
Albedo menghela nafas nya menuruti perintah Lumine. Sebelum itu ia mengambil terlebih dahulu kanvas nya yang ia jatuhkan lalu masuk ke dalam rumah sakit yang tak jauh dari taman dimana ia berada sekarang.
"Hah.. kok jadi gini,"
TBC