103.

210 12 5
                                    

Sebelum membaca, chapter ini mengandung 18+

Albedo melepas jaket nya setelah tiba di kamar nya. Sejak lulus SMA, Albedo memutuskan untuk tinggal sendiri di kos yang cukup jauh dari rumahnya.

Walau begitu keluarga nya sering kali mendatangi nya dan membawa berbagai macam makanan untuk nya.

Tiba-tiba Albedo teringat oleh Lumine. Sudah 4 jam berlalu setelah kejadian di taman terjadi. Ketika Albedo mengingat kejadian itu, wajah Albedo langsung memerah.

"Seharusnya aku tadi cium bibir nya aja ya?" gumam Albedo seraya memegangi bibirnya.

Langkah nya bergerak menuju handphone nya dan mengecek akun yang bernama Faisal. Akun milik Lumine, katanya.

Betapa terkejutnya Albedo ketika mengetahui isi dm dari Lumine yang terus memanggil nama nya, bercerita tentang hidupnya, dan menanyakan kabar nya.

Albedo begitu menyesal tidak mengecek dm akun tersebut dari lama. Jika saja ia mengecek dan membalas pesan dari Lumine sejak lama, bisa saja Albedo dan Lumine sudah saling bertemu dari lama.

Albedo mengirimkan pesan kepada Lumine. Tidak butuh waktu lama Albedo menunggu balasan dari Lumine. Ia juga mendapatkan foto Lumine yang sedang memakan bakso.

Bibir Albedo terlukis senyuman ketika mendapatkan pesan lagi dari Lumine yang bertuliskan "oh tentang tadi. aku mau:D"

Saking senangnya Albedo meminta Lumine untuk diam di warung bakso karena ia ingin menghampiri nya.

***

"Lumi! Beneran?" tanya Albedo setelah duduk manis di samping Lumine.

"Iya," jawab Lumine dengan senyum manisnya.

Albedo tak kuasa lagi hanya diam begitu saja. Ia menarik Lumine pergi dan juga membayar bakso pesanan Lumine. Tak peduli Lumine sudah membayar atau belum, ia ingin membawa Lumine pergi ketempat yang sepi dan sunyi dimana hanya ada mereka berdua.

Sesampainya Albedo dan Lumine dimana tempat Albedo tuju. Albedo mengajak Lumine masuk ke dalam kos Albedo. Pintu kos Albedo ia kunci. Albedo juga melepas jaket nya.

Lumine yang sedari tadi hanya diam itu berkata, "Ma-mau ngapain?" tanya nya gugup.

Bagaimana Lumine tidak gugup jika Albedo memperlakukan nya dengan seperti ini? Albedo sejak tadi hanya diam tak bersuara, bahkan ia sampai membawa nya ke kos dan mengunci pintu kos.

"Aku.." Albedo yang hendak berbicara di potong oleh Lumine.

"Jangan-jangan kamu mau.. Uhm, gak apa-apa sih. Tapi apa gak terlalu cepat? Kita juga baru–" ucapan Lumine balik dipotong oleh Albedo.

"Kamu mikir apa sih? Aku gak akan ngelakuin hal kayak gitu,"

Lumine terdiam mematung. Ia menggaruk tengkuk leher nya yang tak gatal lalu menatap Albedo yang sedang menyiapkan kanvas dan cat warna.

"Aku mau lukis kamu lagi. Boleh kan?" pinta Albedo.

"Eh, iya, boleh,"

Lumine mulai berpose dan Albedo melukisnya. Ketika di pertengahan melukis, Albedo tiba-tiba meletakkan kuas nya dan berdiri.

"Kenapa?" tanya Lumine tetapi Albedo tidak membalas.

Kedua tangan Albedo bergerak memegangi pipi Lumine lalu mengusap pipi tersebut dengan pelan.

"Jangan pergi lagi ya?" ucap Albedo dengan tatapan serius.

Lumine tersenyum dan mengangguk. "Enggak akan,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rahasia AlbedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang