Bab 27

6.2K 534 69
                                    

Kalaulah aku kumpulkan saat-saat gembira dalam hidupku, semuanya tidak akan dapat menyamai indahnya waktu yang aku habiskan denganmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalaulah aku kumpulkan saat-saat gembira dalam hidupku, semuanya tidak akan dapat menyamai indahnya waktu yang aku habiskan denganmu.

Salman berlari kecil ke arah kamar seraya membawa bunga yang dirinya beli. Katanya, bunga itu tak akan pernah layu.

Cowok itu membuka pintu tapi yang dilihat justru mengagetkan dirinya hingga bunga itu terjatuh dan langkahnya mundur beberapa langkah.

"Salma... Kamu...."

Wanita yang sedang berhias tanpa kursi roda itu menatap ke arah pintu dengan tatapan cemas.

"Mas, aku---"

"Jadi selama ini kamu bohongin aku?!"

"Enggak gitu, Mas... Aku bisa jelasin."

Salman menganggukkan kepalanya dan memungut bunga itu.

"Bunga ini nggak pernah layu, saya mau kasih ke kamu sebagai lambang kalo cinta saya juga nggak pernah layu."

"Tapi, Sal...."

"Kamu bukan bohongin aku doang tapi banyak orang."

"Kenapa, sih?"

Salma hanya bisa diam tak mampu berucap karena tak diberi waktu.

"Bunga ini saya kasih Irisha aja, ya?"

"Jangan!"

"Kenapa?"

"Kenapa kamu bohong?"

"Mas...."

"Tau nggak betapa ribetnya saya pas ngurus kamu?"

Salma terkekeh sinis. "Tuh, kan... Mas ngomongnya kalo udah marah nyelekit!"

"KAMU YANG BIKIN SAYA MARAH, HAWARIYYIN!"

Salman memejamkan matanya dan menganggukkan kepalanya dengan hati yang remuk.

"Saya talak kamu."

Salman membuka matanya dengan napas memburu. Cowok itu menelisik ke segala arah. Bernapas lega, itu hanya mimpi.

Tapi kenapa rasanya masih sakit?

SERIBU HADITS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang