Mengagumi seseorang itu fitrah, rekasi alami setiap manusia. Namun menjaga cinta agar tetap berada dalam naungan ridho Allah itu pilihan bagi orang-orang beriman.
"Ya, El, ya?"
Terlihat satu perempuan yang sedang membujuk seorang lelaki di tengah keramaian. Cahya yang melihat itu hanya melipat tangannya di dada.
"Plis, ini tempat umum. Mohon Mbaknya manjanya nanti aja."
Salma malah menghentakkan kakinya. "Cahya, Ini bukan manja tapi lagi ngebujuk!"
"Nggak boleh!"
"Sampe malem doang, El... Janji, deh!"
Salman langsung memasang wajah terkejut. "Sampe malem doang kamu bilang?"
Salma meringis. "Kan sama Cahya. Ke rumahnya doang. Boleh, ya?"
Cowok itu pura-pura berpikir. "Enggak boleh!"
Istrinya langsung cemberut lalu mengelap air matanya yang tiba-tiba keluar.
"Mau maaiiiiiinnnnn!!!!"
Cahya menganga dan menahan tawa melihat akting sahabatnya itu.
"Nggak sekarang, Sayang...."
"Hari ini doang, El! Sampe malem!"
"Oke-oke!"
Mendengar itu Salma langsung tersenyum lebar.
"Serius?"
"Serius. Tapi saya ikut sampe malem juga. Ada Abangnya Cahya, kan?"
Sekon berikutnya kedua cewek itu sama-sama memasang wajah murungnya.
•••
"Diminum!"
Salman mengangguk seraya sesekali melirik ke arah tangga.
"Mereka main apa, sih? Cewek emang gitu, ya? Main sampe malem gini?"
Daniel tertawa. "Biasa, lah... Cewek." Ada jeda. Cowok itu tersenyum tipis.
"Keadaan Eira udah baik?"
Singkat cerita. Pada saat Salman ke rumah Cahya, dirinya tak menyangka bahwa abangnya Cahya adalah dokter yang merawat Eira sejak beberapa tahun silam.
"Ya begitu, lah...." Salman menerawang. "Kapan, ya.... Eira bisa sembuh total?"
"Jauhin dia dari Elvan, buat hal-hal yang ngebuat Eira lupa."
"Kelas berapa sekarang?"
"Dua SMA."
Daniel terdiam. "Satu tahun lagi saya boleh melamarnya?"
Salman terkejut. Seketika suasana berubah menjadi canggung.
"Gimana, ya....."
"Saya berusaha buat dia lupa dari perlakuan Elvan."
"Tapi lebih dari itu. Saya juga mau Eira ngerasain cinta kayak dia yang udah ngenalin saya rasa."
Salman berdehem. "Tanya kepada yang lebih berhak dari saya." Cowok itu menampilkan senyum sopannya. "Pertama Allah dan yang terakhir orang tua."
Di sisi lain....
"Udah! Pokoknya sampe rumah lo harus pake kado pernikahan dari gue!" Cetus Cahya seraya menatap Salma dari kaca dengan tatapan memuji.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERIBU HADITS✓
EspiritualSalma Hawariyyin Syihab. Tetangga dekat seorang cowok yang bernama Salman Hawariyyun Al Elmran. Dari sejak kecil mereka tidak pernah akur. Hingga suatu kejadian membuat Salma dihukum oleh cowok itu. "Aku bener-bener minta maaf. Aku cuma ngembaliin h...