Jangan lupa tekan ⭐ ya!
.
.
.
Jungkook menuju ke atap sekolah. Dia mendudukkan tubuhnya sembari mendongak ke atas menatap langit yang cerah.
Ia menghela napasnya begitu berat seakan ia memikul beban paling berat sedunia.
“Akkhh..” ringis Jungkook saat ia tak sengaja menggerakkan luka di kakinya.
Jungkook mengangkat celananya sebatas lutut untuk melihat lukanya. Dan ternyata lukanya sudah membiru dan sudah bernanah, sepertinya sudah terinfeksi.
“Aku harus ke rumah sakit setelah sekolah.” Gumam Jungkook.
Jungkook mengambil salep yang ia beli di apotek yang ia letakkan di dalam tas. Ia oleskan secara perlahan ke lukanya yang sudah terinfeksi. Ia meringis kecil karena rasa perih dan nyeri bercampur menjadi satu. Setidaknya lukanya tidak semakin parah jika ia mengobatinya sekarang.
Setelah selesai ia pun beralih ke luka di wajahnya, ia mengambil ponselnya dan membuka aplikasi kamera. Ia mengarahkan ke wajahnya dan dengan pelan dia mensterilkan lebam-lebam di wajahnya dengan kapas dan alkohol.
“Asshh..” Jungkook kembali meringis kecil.
Dia sebenarnya sudah terbiasa dengan luka-luka seperti ini, namun ia tetaplah manusia yang mempunyai saraf untuk merasakan sakit di tubuhnya.
Jungkook pun menidurkan tubuhnya berbantalkan tasnya yang keras karena berisi kitab-kitab nya Jungkook termasuk siswa yang berprestasi walau tampang dan penampilannya seperti berandal.
Jungkook masuk dalam 5 besar teratas di angkatannya. Dia juga sering mengikuti olimpiade, hanya saja sikapnya yang tidak peduli dengan apapun dan terkenal menjadi siswa bermasalah membuatnya dijauhi oleh penghuni sekolah.
Tanpa sadar dia pun tertidur di atas hingga pulang sekolah. Suhu tubuhnya menjadi tinggi karena luka-luka di badannya yang semakin memburuk. Jungkook meringis pelan dalam tidurnya sembari menggigil kedinginan.
Tidak ada yang mencarinya atau ingin mengetahui di mana keberadaannya. Semoga saja ada seseorang yang menemukannya di sini. Dia benar-benar tidak sanggup untuk sekedar membuka matanya.
.
.
.
Taehyung membereskan tasnya bersiap untuk pulang. Namun ada sesuatu yang membuatnya tidak tenang dan gelisah. Tapi dia tidak tahu apa itu.
“Anak nakal itu benar-benar tidak mengikuti kelas dari pagi.” Ujar salah satu guru yang masuk kedalam ruangan guru.
Taehyung memasang telinganya mendengar ucapan guru tersebut. Semoga saja apa yang ia kira tidak benar.
“Jika boleh saya tahu—siapa Saem?” tanya Taehyung sedikit kikuk karena menginterupsi percakapan mereka.
“Jungkook, Jeon Jungkook kelas 12 C. Saya dengar dia keluar sejak kelas Anda Kim Saem.” Ujarnya dengan helaan napas panjang.
Taehyung mengangguk mengiyakan ucapan guru tersebut. Tiba-tiba saja dia membulatkan matanya lebar saat menyadari sedari tadi yang ia pikirkan adalah Jeon Jungkook.
Dia belum memberi hukuman pada murid nakalnya itu. Dia pun mengendikkan bahunya acuh, biarlah besok saja dia memberikan hukumannya. Begitulah pikir Taehyung.
Dia pun mengambil tasnya dan segera pulang. Ia hendak memasuki mobil namun matanya tertuju pada sebuah mobil BMW yang dilihatnya tadi pagi.
Tentu dia tahu siapa pemiliknya, siapa yang tidak tertarik dengan mobil semewah itu apalagi dikendarai oleh seorang siswa? Taehyung sempat melihat mobil tersebut dengan takjub walau mobilnya juga tak kalah mewah dengan milik Jungkook. Namun tetap saja dia tertarik untuk melihatnya.
“Dia belum pulang? Lalu kemana dia?” gumam Taehyung pelan.
Tanpa berpikir panjang diapun kembali ke gedung sekolah untuk mencari keberadaan Jungkook. Bagaimanapun dia adalah salah satu guru Jungkook, dia tidak akan diam saja jika ada siswa nya yang menghilang dari kelas dari pagi hingga sore hari seperti ini.
Apalagi ia melihat mobil Jungkook yang masih terparkir rapi di tempat parkir. Tentu dari hal itu dia sudah tahu jika Jungkook masih berada di sekolah.
“Pak, apa Anda melihat siswa yang wajahnya penuh luka-luka keluar dari sekolah?” tanya Taehyung kepada petugas keamanan sekolah.
“Maksud Anda Jeon Jungkook? Saya tidak melihatnya Saem.” Jawabnya singkat.
Taehyung mengangguk sekenanya dan mengucapkan terimakasih. Dia kembali mencari Jungkook di setiap kelas bahkan di UKS hingga lapangan olahraga pun ia datangi.
Dengan napas tersenggal Taehyung mengistirahatkan tubuhnya di salah satu kursi yang ada di depan kelas.
“Kemana dia? Apa sudah pulang?” frustasi Taehyung.
Pandangannya tertuju ke pada anak tangga yang mengarah ke atap gedung sekolah.
“Aey.. tidak mungkin dia di sana bukan?” Taehyung menggelengkan kepalanya tidak percaya.
Namun walau begitu dia tetap berjalan menaiki tangga tersebut dengan pelan. Hingga ia sampai di atas dan melihat pintu atap terbuka, dengan segera dia pun berlari keluar. Dan tubuhnya menegang kala melihat tubuh mungil yang terbaring di atas lantai atap yang kasar sembari meringkuk menggigil kedinginan. Taehyung segera berlari menghampiri Jungkook.
“Jungkook-ah!” Taehyung menggoyangkan tubuh Jungkook pelan.
“Sial.” Taehyung mengumpat lirih saat ia merasakan tubuh Jungkook sangat panas.
Dia segera mengangkat tubuh Jungkook ala bridal dan berlari menuruni anak tangga. Dia tidak menyangka jika akan menemukan Jungkook dalam keadaan yang mengenaskan seperti itu, dia menunduk menatap sekilas wajah Jungkook yang pucat dan berkeringat dingin.
“Dasar bodoh!” Maki Taehyung saat menyadari luka di wajah Jungkook sudah meradang atau mungkin infeksi.
Tak lama dia sampai di tempat parkir dan Taehyung membaringkan tubuh Jungkook di mobilnya dengan pelan. Setelah memastikan tubuh Jungkook sudah aman—ia pun segera memasuki kursi kemudi.
Dia menginjak pedal gasnya dengan cepat agar lebih cepat sampai ke rumah sakit dan Jungkook segera mendapatkan penanganan.
“Shh..”
Taehyung melirik ke arah Jungkook dari kaca spion saat mendengar rintihan pelan dari bocah itu. Dia pun meningkatkan kecepatan mobilnya.
.
.
.
Taehyung menunggu Jungkook yang sedang diperiksa di dalam ruangan UGD. Dia tidak menyangka akan reaksi dokter ketika melihat keadaan Jungkook, mereka terlihat sangat terkejut. Bahkan dokter tersebut berteriak kepada perawat di sana untuk segera membantu menangani Jungkook.
“Dalam keadaan seperti ini kenapa baru dibawa ke sini?!” Marah dokter tersebut kepada Taehyung sebelumnya.
Taehyung hanya diam tak dapat menjawab apapun karena dia memang tidak tahu. Dia menemukan Jungkook dalam keadaan seperti itu saja dalam waktu beberapa saat yang lalu. Kenapa dia yang disalahkan?!
Hampir 3 jam Taehyung menunggu Jungkook dan tidak ada tanda-tanda salah satu dari mereka keluar untuk sekedar memberinya info. Dia pun mengernyit saat melihat seorang perawat berlarian secara tergesa membawa berkantong-kantong darah.
“Apa separah itu keadaannya?” khawatir Taehyung.
Taehyung mengingat sesuatu, jika dia belum menghubungi wali Jungkook. Ia segera mengambil ponselnya untuk menghubungi Yoongi agar memberikan kontak pribadi wali Jungkook.
Dan Taehyung harus bersabar menghadapi banyaknya pertanyaan dari sahabatnya tersebut mengenai alasan mengapa dia membutuhkan hal tersebut. Dan Taehyung menjelaskan secara singkat apa yang terjadi kepada Jungkook.
Akhirnya Yoongi memberikannya walau harus menunggu waktu sedikit lama karena Yoongi harus meminta akses dari TU.
“Selamat malam. Apa ini dengan Tuan Jeon Sehun?” Tanya Taehyung dengan sopan.
“Benar. Saya sendiri. Maaf, ini dengan siapa?” jawan dari seberang sana.
Taehyung mengangkat satu alisnya ketika mendengar suara basa yang begitu tegas dari wali muridnya ini. Sepertinya ayah Jungkook tipe yang tegas.
“Saya Kim Taehyung guru matematika—“
“Apa anak itu berbuat ulah lagi?” selanya.
“Bukan Tuan. Jungkook sedang berada di rumah sakit—“
“Kirimkan alamat rumah sakitnya sekarang. Terimakasih telah menghubungi saya. Anda dapat meninggalkan Jungkook di sana. Saya segera kesana.” Ujarnya cepat sembari memutuskan sambungannya.
Taehyung memandang ponselnya yang sudah menghitam dengan renyitan di dahinya merasa tidak suka dengan respond ayah Jungkook yang terkesan tidak sopan.
Ia pun berdiri dan hendak menuju resepsionis untuk menitipkan Jungkook, namun ia urungkan saat melihat dokter yang menangani Jungkook sudah keluar dan berjalan ke arahnya.
“Anda walinya?” tanya dokter tersebut.
“Bukan Dok. Saya gurunya, namun Anda dapat mengatakannya kepada saya.” jawab Taehyung dengan sopan dan membungkuk kecil.
Jujur saja dia penasaran bagaimana keadaan Jungkook saat ini. Semoga saja Jungkook baik-baik saja, bagaimanapun itu karena ulahnya sendiri sebagai anak berandalan yang hobinya menggunakan kekerasan.
“Justru saya yang bertanya Pak. Bagaimana bisa anak seusianya mengalami banyak luka di sekujur tubuhnya?” dokter tersebut menghela napasnya berat sembari melepas masker medisnya.
Taehyung mengernyit mendengar pertanyaan dokter tersebut yang menurutnya tidak masuk akal. Tentu saja karena pergaulan bebas yang buruk. Dilihat dari manapun sudah jelas jika Jungkook suka berkelahi.
“Dia anak berandal Dok. Tentu saja dia suka berkelahi.” Jawab Taehyung dengan renyitan herannya.
Dokter tersebut menggelengkan kepalanya tidak setuju, menolak pernyataan yang dikatakan oleh Taehyung.
“Luka di sekujur tubuhnya bukan karena perkelahian. Namun penyerangan satu pihak. Bahkan tulang rusuknya banyak yang patah. Hampir di sekujur tubuhnya terdapat luka memar.” Jelasnya.
Taehyung membuka mulutnya tidak percaya.
“Perkelahian macam apa hingga meninggalkan bekas cambukan, sudutan rokok hingga ceceran sperma di dalam lubang anaknya?” jelasnya lagi dengan menggebu.
Taehyung membulatkan matanya terkejut akan penjelasan dokter tersebut.
“Saya harus melaporkan hal ini kepada pihak berwajib. Ada hal yang tidak benar dari anak itu.” Final dokter tersebut.TBC
Voment guys! 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD (Taekook/Vkook) END By : FujoHere8
Fanfiction⚠️ 21+ GAY AREA! MPREG! MISGENDERING ⚠️ Kisah percintaan seorang Guru, Kim Taehyung dan murid berandanya yang misterius yaitu Jeon Jungkook. Taehyung berusaha mendapatkan hati Jungkook yang selalu menutup diri dan berusaha mengabaikan atensi Taehyu...