DRASKARA ANTANIA 2

19 7 0
                                    

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh".ucap Kara seraya mengucap salam

" waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh ".ucap wanita paruh baya yang di yakini itu adalah Buna Kara. Yah Buna Kara bernama Maryam dan abuya nya bernama Al-Fariz.

" baru pulang kar? ".tanya Maryam.

" heheh iya Buna, emm abuya mana Buna? Tanya Kara setelah selesai menyalami bunanya.

"Abuya masih kerja".jawab Maryam.

Kara hanya ber'oh' Ria, dengan penutururan bunanya.

" Kara kekamar dulu yah Buna".ucap Kara sambil beranjak melalui bunanya.

Kara adalah satu-satunya anak dari Maryam dan Al-Fariz, tapi meskipun Kara anak satu-satunya dia tetap tidak ingin di manja, bahkan dia tidak bergantung sama sekali kepada kedua orang tuanya, kalian masih ingat Resto yang di bahas oleh Rosa di markas AODRA. Yah Resto itu adalah restoran milik Kara. Kara membangun Resto itu dengan modal dari Buna dan abuya nya tapi dia telah mengembalikan uang itu. Kara adalah gadis yang mandiri tidak pernah menyusahkan orang tuanya bahkan dia senang jika orang lain yang menyusahkan dirinya, Aneh memang

Di lain tempat.

"Bagus! ". Ucap seorang gadis dengan seringai yang tercetak jelas di wajahnya.

" rencana berikutnya, kita harus hancurin keluarga cewek brengsek itu". Ucap gadis tersebut dengan tawa yang menggelegar di ruangan bernuansa hitam dan bercorak dengan tulisan THE BLACK CATS. yah dia adalah Rena gadis pendendam yang hingga pada saat ini masih ingin menghancurkan kehidupan Kara.

"Ren,bukannya kita itu niatnya mau ngehancurin Kara, kenapa jadi malah ke orang tuanya sih?. Tanya maitsa sahabat dekat Rena.

" nggk usah banyak bacot, ikutin ajah perintah gw, lo itu cuma bawahan gw, ngeri!. "Ucap Rena dengan tatapan tajam yang membuat siapa saja takut dengan tatapan itu tapi tidak berlaku kepada Maitsa, karna dia sudah biasa dengan tatapan itu.

" serah lo". Ucap Maitsa dengan mata jengah dengan kelakuan Rena, menurut Maitsa kelakukan Rena itu masih kekanak-kanakan, tidak ada pikir dewasa sama sekali yang ada di pikiran dan otaknya Rena itu cuma balas dendam, Maitsa sempat berpikir kalau Rena itu Gangguan mental.mungkin ada kerusakan pada kejiwaan Rena, pikir Maitsa.

"Besok kita jalanin rencana-Nya".ucap Rena di sertai dengan tawa dan jangan lupakan senyum liciknya yang terpampang jelas di wajah bengis nya.

Di ruangan yang penuh dengan tawa dan kehangatan yang di rasakan oleh gadis berusia 21 Tahun itu yah siapa lagi kalau bukan Kara.

" buya,buna".panggil kara.

Seketika kedua makhluk yang berbeda jenis kelamin itu menoleh kepada anak semata wayangnya.

"Kenapa sayang"?. Tanya buya dan Buna bersamaan.

" anak Buna kenapa?".tanya Maryam.

"Jangan tinggalin Kara yah".ucap Kara lirih dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

" kamu ngomong apa sih, Buna sama buya nggk bakal ninggalin kara".ucap Buna seraya mengelus rambut Kara yang terlapisi hijab.

"Tumben anak buya, manja ngerengek kayak bayi". Ucap al-Fariz di sertai kekehan nya. Dan mendapat pukulan dari istrinya.

Plakk

" auh sakit ayang,"ucap al-Fariz sambil mengelus lengannya yang di pukul oleh istri tercinta.

"Untung istri, kalu enggk."gumam Al-Fariz namun masih bisa di dengar oleh sang empu.

" kalau enggak apa! ". Jawab Maryam sambil berdecak pinggang.

" n-nggk nggk apa-apa tuh" . Elak Al-Fariz.

"Anak sendiri malah di katain,".ucap Maryam.

" yah maaf".balas Al-Fariz.

Entahlah Kara mulai jengah dengan kelakuan kedua orang tuanya,tapi menurut Kara kedua orang tuanya itu sangat berbeda dengan orang lain, kedua orang tuanya sangat Romantis meskipun umur sudah nggk muda lagi. Tapi Firasat Kara benar-benar tidak enak, dia merasa akan ada hal yang akan terjadi kepada kedua orang tuanya. Tapi dia membuang jauh-jauh firasat itu. Hingga di saat itu lamunannya buyar karena suara dering handphone milik al-Faruz..

Tring..Tring..

" halo Assalamu'alaikum ".ucap Al-Faris

".... "

"APA, KENAPA BISA TERJADI". ucap Al-Fariz dengan nada sedikit meninggi sehingga mengundang tatapan bingung dari sang anak dan istri.

".... "

"Huft, baiklah besok saya kesana".ucap Al-Fariz dengan menutup telfonnya.

"... "

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Akhirnya sambungan terputus, Al-Fariz menceritakan bahwa perusahaan yang dia bangun di bandung mengalami kebakaran dan ada seseorang yang mengkorupsi uang perusahaan yang jumlahnya tidak sedikit, Al-Fariz bingung, dia tidak tahu harus membayar karyawannya bagaimna. Al-Fariz besok akan berangkat ke Bandung di temani dengan istrinya Maryam, awalnya Al-Fariz dan Maryam menyuruh putrinya Kara untuk ikut ke Bandung karna tidak ada yang akan merawat Kara di jakarta. Tapi Kara tidak ingin ikut, dan memutuskan untuk tetap tinggal di jakarta, toh Kara memiliki Restoran jadi dia akan mengurus restorannya.

Di lain tempat.

" jangan lupa besok sesuai dengan rencana gw, pastikan rencana yang gw buat berhasil,setelah itu lo harus hilangin bukti-bukti itu."titah seorang gadis dengan senyum liciknya.

"... "

"Bagus".tawa mengisi ruangan yang bernuansa Hitam.

" akhirnya lo bakal hancur DRASKARA ANTANIA".kalian tahukan dia siapa?
Yaps betul dia Rena.

Sinar matahari menembus jendela yang tertutupi oleh gorden, seorang gadis bergeliat dari tidurnya, yah setelah Kara shalat subuh, Kara Kembali tidur. Kara mengingat bahwa kedua orang tuanya akan berangkat hari ini ke Bandung, Kara bergegas bangun dari tidurnya dan turun mencari keberadaan kedua orang tuanya.

"Kara, buya sama Buna pergi dulu yah sayang".ucap Al-Fariz seraya mengelus pucuk kepala anaknya.

" buya sama Buna hat-hati yah".ucap kara sambil mencium tangan Maryam dan Al-Fariz sangat lama, entahlah Kara merasakan bahwa ini adalah ciuman terakhir untuk kedua orang tuanya, tak terasa butir-butir yang bening jatuh mengenai tangan sang Buna.maryam heran dengan anaknya,kenapa tiba-tiba menangis padahal anaknya ini jarang menangis dan bahkan jika di hitung tidak pernah pikir Maryam.

"Kami berangkat yah nak, jangan lupa shalat, makan yang teratur, jaga kesehatan.".ucap Buya memperingati Kara.

"Iya buya".ucap Kara.

Maryam dan Al-Fariz memasuki mobil dan perlahan-lahan mobil yang di tumpangi pun hilang dari pandangan Kara, ada rasa tak rela dalam hati Kara saat melihat kepergian sang ibu dan ayah. Kara hanya berdoa semoga kedua orangtuanya di lindungi oleh Allah.

Di lain sisi.

" lakukan sekarang "titah seorang gadis seraya menutup sambungan telepon.

" inilah akhir dari duniamu DRASKARA ANTANIA. " UCAPNYA di ringi dengan tawa.









Baca aja

DRASKARA ANTANIA [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang