Peringatan NSFW 🔞🔞🔞!!
Luo Binghe x Shen Qingqiu
Air mata kembali membasahi kedua pipi Luo Binghe yang kemerahan, keringat tipis tampak membasahi kening juga ujung hidungnya. Shen Qingqiu selaku tersangka utama tampak masih acuh tak acuh dengan wajah datarnya.
Luo Binghe masih setia duduk bersimpuh di lantai, sementara Shizunnya duduk bersandar di atas kasur. "Shizun, mengapa kau membohongiku?" Suara parau Luo Binghe terdengar, tampak sangat sedih dan kecewa.
"..." Shen Qingqiu masih diam, sudut mulutnya terasa berkedut saat melihat murid kesayangannya menatap dirinya dengan penuh harap. Shen Qingqiu bertekad menguatkan hatinya agar tidak tertipu dan masuk dalam perangkap Luo Binghe yang menyesatkan.
"Shizun, kau... menyakitiku" Kembali, suara Luo Binghe mengalun masuk ke dalam pendengaran Shen Qingqiu, kali ini di susul dengan Luo Binghe yang bangun dari duduk bersimpuhnya. Kedua mata yang banjir oleh air mata itu menatap Shen Qingqiu dengan sedih.
Luo Binghe berjalan pelan menuju pintu yang sebelumnya sudah ia kunci rapat. Saat ujung jarinya yang ramping hendak menyentuh ujung pintu, sebuah suara yang ia rindukan terdengar mengalun di telinganya.
"Luo Binghe" Suara lembut itu membuat hati kecil Luo Binghe bergetar. Ia membalikkan tubuhnya pelan menghadap Shen Qingqiu yang saat ini sudah berdiri dengan sangat elegan.
Shen Qingqiu membuka kipas lipatnya, mengipasi wajahnya yang terasa panas. Luo Binghe melihat semburat merah yang menghiasi kedua pipi hingga telinga Shen Qingqiu. Tanpa sadar, kedua tangan Luo Binghe mengepal. Ia sangat ingin mencubit pipi cantik Shizunnya yang mengemaskan.
Shen Qingqiu berjalan pelan menghampiri muridnya.
Sedikit mendongak, Shen Qingqiu berdiri dihadapan murid durhaka yang sudah ia besarkan sedari kecil. Shen Qingqiu menepuk nepuk pelan bahu Luo Binghe.
Setelah itu, Shen Qingqiu membuka pintu yang dibelakangi oleh Luo Binghe. "Tuan ini akan mengabulkan keinginanmu" Tanpa basa basi lagi, Shen Qingqiu berjalan dengan langkah cepat meninggalkan Luo Binghe yang masih setia berdiri di dalam rumah bambu.
Luo Binghe mencoba untuk memproses perkataan Shizunnya, setelah beberapa detik, ia pun sadar akan maksud dari Shizunnya. Tanpa berlama lama, ia pun berjalan dengan langkah lebar untuk menyusul Shen Qingqiu yang ia yakini sudah sampai di tempat tujuan.
Yaitu
Lapangan Puncak Bai Zhan.
Tidak membutuhkan waktu lama bagi Luo Binghe untuk sampai di tempat yang ia damba dambakan sedari dulu.
Luo Binghe melihat Shen Qingqiu yang berdiri di tengah lapangan puncak Bai Zhan, rambutnya yang panjang berkibar pelan tertiup angin, begitupun dengan baju berwarna kehijauannnya yang bergerak mengikuti arus angin. Kulit putih Shen Qingqiu tampak lebih cerah akibat terpaan sinar matahari sore yang menerpanya.
Luo Binghe tersenyum senang, ia berlari dan melompat, langsung menubruk tubuh Shen Qingqiu hingga keduanya jatuh terlentang di atas rerumputan hijau.
Shen Qingqiu tidak habis pikir dengan muridnya yang ceroboh, bukankah Luo Binghe tahu jika ia sudah tua, bagaimana jika sakit pinggangnya kumat.
"Berhenti bermain main" Shen Qingqiu masih tidur terlentang, ia menyipitkan sudut matanya untuk menghalau sinar matahari yang menyilaukan. Luo Binghe tetap pada posisinya, menindih tubuh Shen Qingqiu yang terlihat pasrah.
"Shizun, apakah kau tahu? Aku sangat senang" Luo Binghe ragu ragu untuk melanjutkan kalimatnya, "Shizun, bolehkah aku menciummu?" Karena malas berbicara, Shen Qingqiu hanya menganggukkan kepalanya pelan. Ingin rasanya ia menolak, tetapi bukankan itu percuma? Ia sudah lelah mendengarkan tangisan luo Binghe seharian. Shen Qingqiu masih mengasihani kedua telinganya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfic Manhua BL | Adult Content [18+] !!
FanficKonten Dewasa [18+] No Plagiat!!